Happy reading
.
.
."Lakukanlah sesuka hatimu sampai kau tak berani lagi melakukannya."
- Shaquilla Zoya Smith -
Z
oya sudah sampai di rumahnya. Hari ini dia bersyukur. Karena motor si kembar dan yang lainnya tak ada. Bisa tenang dia tanpa ada gangguan sedikitpun.
"Assalamualaikum,"ucap gadis itu memasuki rumahnya.
"Walaikumsalam,"jawab seorang wanita paruh baya yang sedang memakai apron menghampirinya.
"Mami!"pekiknya tertahan. Kala melihat wanita yang sedang tersenyum kepadanya dan merentangkan tangannya dan dengan cepat Zoya menghamburkan ke dalam pelukan sang ibu. Nessa mengelus dengan sayang rambut sang anak.
Melonggarkan pelukannya menatap sang ibu.
"Kapan, nyampe?""Barusan."
"Papi, mana?"
"Ada apa ini, nyari-nyari papi,"sahut pria paruh baya yang sedang menghampiri kedua perempuan kesayangannya.
"Papi!!" Zoya berlari sembari merentangkan tangannya. Rama juga ikut merentangkan tangannya lalu memeluk putri tercintanya yang sangat dia rindukan.
Melepas pelukannya menatap sang ayah. Mencebik bibirnya. "Kalian kok nggak ngabarin, pulang?"
"Suprise dong sayang,"kata Rama mencium kening sang putri begitu lembut.
"Iih, padahal adek pengen jemput kalian." Rama tersenyum. Putrinya begitu menyayangi mereka. Pria itu bersyukur atas kehadiran sang bungsu. Meski harus mengambil salah satu anggota keluarganya.
"Nanti kamu capek." Nessa melangkah ke arah mereka dan mengusap lembut rambut anaknya.
"Nggak, adek nggak capek!"sanggahnya cepat,"adek malah seneng bisa jemput kalian!"lanjutnya dengan raut wajah yang berseri-seri.
Kedua paruh baya itu tersenyum. Sungguh kebahagiaan mereka kala melihat sang putri tersenyum dan wajah riang yang ditampilkan.
"Sayang, kami berharap kamu tetap tersenyum. Bila suatu saat nanti kamu tahu semuanya."
"Pi, mi. Kalian udah pulang?"tanya seseorang yang baru masuk. Dia adalah Axel. Cowok itu baru selesai mata pelajarannya dan memilih untuk pulang ke rumahnya.
"Iya."
"Kapan?"
"Pagi tadi."
"Kok nggak ngabarin?" Axel mengambil kedua tangan keduanya lalu mencium punggung tangan mereka.
"Biar suprise sayang,"ujar Nessa dengan santai.
"Iya deh, terserah mami aja. Axel mau ke atas dulu mau mandi gerah." Nessa mengangguk mengiyakan.
"Adek juga." Kedua paruh baya itu mengangguk dengan langkah lumayan cepat gadis itu segera ke atas.
Kedua orang berbeda gender itu memandang sendu ke arah tangga.
"Pi, mami takut. Takut, kalo Zoya bakalan ingat lagi. Mami nggak mau putri kita kayak dulu lagi. Mami nggak sanggup, benar-benar nggak sanggup." Nessa menumpahkan air matanya di dalam pelukan Rama. Rama sebagai seorang ayah juga tidak ingin anaknya kembali seperti dulu. Terlalu sakit untuk di ingat dan terlalu membekas untuk dilupakan.
Biarlah, takdir bergerak semestinya. Meski suatu hari nanti, hari itu tiba mereka mau tak mau harus mengatakan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoya [Hiatus]
De TodoFollow dulu baru baca! Shaquilla Zoya Smith, gadis cantik dengan dandanan make up tebal. Untuk menarik perhatian Arthur Frederico Louis si ketua geng Zervanos. Sering membully pacar cowok itu. Membuat dirinya dibenci oleh banyak murid termasuk kedua...