Zoya || Lima Belas

11.3K 945 72
                                    

Happy reading
.
.
.

Seminggu telah berlalu, aktifitasnya masih saja sama. Seperti, ke sekolah, bekerja dan lainnya. Tidak ada terlalu istimewa di setiap harinya. Hanya saja hari ini terlihat tampak lebih berisik dari biasanya. Dimana para anggota Erathgoz mulai masuk sekolah.Bukannya itu sudah sangat biasa. Tapi kepopuleran mereka tidak pernah menurun.

Kini Zoya, sedang berdiri tak jauh dari sana. Menatap tajam laki-laki yang masih berada di atas motor. Emosinya menggebu-gebu sekarang. Ini waktunya tanpa tunggu lama dia segera menghampiri cowok itu beserta temannya.

Sesampainya di sana, gadis itu bersidekap dada. Wajahnya datar, tak ramah sama sekali.

"Heh!" Para anggota langsung melirik ke arah gadis itu.

"Sayang,"panggil Nevano begitu lembut. Orang yang berada di sana begitu terkejut tatkala mendengar cowok itu berucap lembut apalagi anak-anak Erathgoz mereka masih mencerna perkataan yang keluar dari mulut sang ketua.

"Nggak usah panggil sayang-sayang!"

Nevano turun dan menghampiri sang kekasih.
"Kenapa, hm?"tanyanya sembari memegang pipinya. Dengan cepat Zoya menepis kasar tangan cowok itu. Dan Nevano semakin bingung ada apa dengan gadisnya ini.

"Lo pake tanya kenapa?! Wah, parah bisa-bisanya kesalahan sendiri nggak tau!"

"Hei, tatap gue... kesalahan, apa hm? Sampe-sampe pacar lo ini nggak tau,"ujarnya sembari memegang pundak gadis tersebut.

"Kesalahannya adalah lo nggak jemput gue waktu itu. Gara-gara lo, gue telat! Dan bodohnya gue malah percaya kata-kata lo malam itu. Seandainya gue nggak nungguin lo, gue nggak bakalan di hukum. Lo tau, gimana rasanya di suruh lari keliling lapangan lima puluh kali. Lima puluh kali, mana panas lagi, kaki gue rasanya mau patah. Kalo nggak niat nggak usah janji! Dasar cowok sama aja selalu umbar janji tapi nggak di tepati!" Dia mengeluarkan unek-uneknya selama seminggu dia tahan. Dan jangan lupa mereka masih jadi pusat perhatian. Siswa-siswi mulai berbisik-bisik.

Dengan perasaan kesal gadis itu berbalik dan ingin pergi dari sana. Namun, tangannya di tahan.

"Apa lagi?" Tanpa menjawab Nevano menarik Zoya dari sana tak lupa anak-anak Erathgoz juga mengikuti keduanya dibelakang.

"Lepasin!"Zoya terus memberontak. Dia mau di bawa kemana. Atau jangan-jangan diculik. Pikiran negatif bermunculan dia takut sekarang dengan cowok di depannya ini.

Dan yang lain masih senantiasa mengikuti kedua pasangan itu dari belakang. Sembari mengawasi takut-takut Bu bos mereka kabur bisa tamat riwayat mereka kalau sampai gagal tangkap.


Mereka sudah sampai di sebuah warung. Yang berada tepat di belakang sekolah. Nevano masih senantiasa menarik tangan Zoya menuju sebuah kursi dan menyuruhnya duduk.

"Cepet amat jalannya, bos,"keluh seorang siswa dengan seragam yang acak-acakan, kancing bagian atasnya sengaja di buka terlihat kaos berwarna hitam didalamnya.

"Hm." Hanya deheman yang yang bisa mereka dengar, tenang saja mereka sudah terbiasa dengan sikap Nevano berikan ke mereka jadi tidak terlalu memusingkannya.

"Siapa?"tanya Arsen yang sudah berada di sana cukup lama. Mereka tidak semua datang secara bersamaan. Ada yang datang duluan ada juga yang datang ke belakangan.

"Pacar gue!"

"Kalem bos, kalem,"celetuk Mickho, Nevano memutar bola mata malas.

"Eh, ada neng Zoya,"sapa Martin salah satu anggota dan baru keluar dari belakang warung. Gadis itu membalas dengan mengangguk dan tersenyum

Zoya [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang