Sepuluh

645 24 1
                                    

Ketika sampai di sekolah sudah ada beberapa bus terparkir di depan sekolah. Tidak kalah banyak, teman teman yang lain juga sudah berkumpul di sana sini menunggu keberangkatan mereka. Sebanyak itupun, Bintang sama sekali belum menemukan keberadaan Martin.

Memutarkan pandangan ke segala arah dan mendapati Sam yang berjalan ke arah mereka. Bintang melihat ke arah Lili yang tampak canggung ketika Sam menghampiri. Ketika sudah berada cukup dekat, Sam menyapa keduanya.

"Cari Martin ya?" Tanya Sam.

"iya, Sam. Kau tahu dimana dia?"

"Dia bilang bahwa dia tidak ikut kemah karena sakit. Tadi aku yang menerima telfon darinya ketika di ruang BK"

"Martin Sakit?" tanya Bintang panik.

"iya. ku tinggal tidak apa kan? aku harus mengurusi keberangkatan dulu. Kalian cepat kumpul di lapangan depan ya. Kita akan segera berangkat"

"Iya terima kasih" jawab Bintang datar.

Martin sakit? kenapa tidak memberitahuku?

"Bin, Bin!" seru Lili mengagetkan Bintang.

"eh iya?"

"ayo.. kenapa diam?"

"iya iya"

***

Martin benar benar tidak ikut. Sampai Bintang sudah duduk dibangku bis, Martin belum juga diketahui keberadaannya. Bintang juga sudah mencoba menghubunginya dari tadi. Namun Martin sama sekali tidak menjawabnya. Pesan Line juga tidak ada satupun yang membalas. Apa Martin benar benar sakit?

Supir bus sudah mulai menyalakan mesin dan menjalankannya. Semua teman teman Bintang juga ikut bersorak ketika bus sudah mulai berjalan. Tapi tidak dengan Bintang. Tidak ada habisnya Bintang memikirkan Martin. Tega sekali Martin membiarkan Bintang sendirian.

"Hey, mau kemana?" tanya Bintang ketika Lili bangkit dari duduknya.

"aku mau ke bangku Damar. Mau ikut?"

Bintang menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Lili.

Beberapa puluh menit, Lili belum juga kembali. Ingin sekali menjemput Lili tapi rasa malas Bintang mengurungkan niatnya. Tiba tiba Bintang dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba duduk di sampingnya. Seseorang yang memakai jaket hitam dan menutupi wajahnya dengan hoodie jaket yang ia kenakan.

Bintang sangat sangat tidak ingin marah marah. Ketidakhadiran Martin sama saja tidak adanya semangat dalam dirinya.

"cemberut aja" kata seseorang itu membuka hoodie jaketnya.

Suara itu.. Bintang mengenalnya. Bintang menoleh terkejut melihat seseorang misterius itu.

"Martin!" teriaknya.

"Bintang.." balasnya menggoda.

Bintang langsung memeluk Martin. Bintang bahkan meneteskan air mata karena sangat khawatir ketika Sam mengatakan bahwa Martin sedang sakit. Rasa sangat melegakan terlihat dari raut wajah Bintang ketika melihat Martin berada di sampingnya.

Setelah melepaskan pelukannya, Bintang malah memukuli Martin karena sudah membohonginya. Apalagi sampai menyuruh Sam mengatakan bahwa dirinya sedang sakit dan tidak bisa mengikuti kemah sekolah.

"udah dong..." seru Martin.

"kau ini membuatku takut"

Martin tertawa kecil. "Aku takkan membiarkanmu sendirian Bintang. Jadi jangan berpikir bahwa aku akan meninggalkanmu. Tapi..."

Back To StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang