"Bagaimana tidurmu?" tanya Martin ketika akan masuk kedalam bis untuk kembali ke kotanya.
"Biasa saja. Kenapa?"
"Huh Bintang. Kita tidak melakukan apa apa disini dan kau bisa tidur dengan tenang"
"Hey! kau pikir aku mengajakmu kemari untuk apa?"
"Berlibur"
"Enak saja! Aku kemari karena tugasku sebagai sekretaris Osis"
"Ya ya ya aku tahu"
***
Dua hari lagi camping sekolah angkatan 2014 akan diselenggarakan. Sam dan pengurus Osis lainnya semakin sibuk menyiapkan segala persiapan. Kepala sekolah saja sudah memberikan semuanya pada Sam untuk mengurusnya.
(skip)
Pagi pagi sekali semua sudah banyak yang berkumpul di depan gerbang sekolah. Masih ada beberapa menit lagi untuk mengecek semua perlengkapan yang akan dibutuhkan. Ada 5 kelas yang akan akan berangkat hari ini. Bintang, Damar dan tiga pengurus osis lainnya masing masing memegang kendali pada satu kelas.
Kelas Damar adalah kelas pertama yang masuk ke dalam bis nomor 1. Sedangkan kelas Bintang berada pada urutan bis nomor 4. Kali ini giliran Lili dan Damar yang berada pada bis yang terpisah. Lili, Bintang dan Martin berada di bis 4. Sedangkan Poppy, Damar dan Sam berada pada bis 1.
Karena tidak ingin sendirian. Lili memilh bangku belakang samping kanan yang terdapat tiga bangku. Jadinya, Bintang duduk diantara Lili dan Martin.
Pukul 6.30 tepat. Bis diberangkatkan. Semua siswa bersorak kegirangan. Bernyanyi dna berfoto foto ria. Lili menawarkan permen kepada Bintang. Dengan tersenyum, Bintang mengambil beberapa bungkus permen. Membuka satu bungkus dan menyimpan sisanya dalam saku.
Perjalanan tiga jam dari kota menuju tempat camping. Poppy yang duduk bertiga diantara Sam dan Damar, membuka snack yang ia bawa dari rumah. Menoleh kearah Damar yang ternyata sudah tidur menempelkan wajahnya ke kaca bis. Menoleh kearah Sam yang asik mendengarkan musik dari ponselnya.
Melepaskan headset dari telinga Sam dan menawarinya snack. Sam menggelengkan kepala dan memasang kembali ke telinganya. Poppy kesal melihat Sam yang tidak meresponnya. Saat ini Poppy merasa, dialah yang mengejar-ngejar Sam.
Tapii...Biar saja...aku tidak peduli.
Poppy merebahkan kepalanya di pundak Sam. Sam tersenyum dan melayangkan jemarinya mengusap lembut pipi gadisnya. Sam berharap bahwa ini tidak akan berakhir. Dia ingin tetap seperti ini. Jika nantinya akan ada suatu yang akan membuatnya berselisih paham. Sam berharap, Poppy tidak akan pernah meninggalkannya.
Perjalanan melelahkan terbayar oleh pemandangan tempat camping yang indah. Angin meniup kesana kemari. Pohon pohon rindang pun ikut menari terbawanya. Semua siswa satu persatu turun dari bis. Mereka harus berjalan kaki untuk sampai ke tempat camping karena bis tidak akan bisa melewati jalan sempit seperti ini.
Hanya sekitar lima belas menit berjalan kaki, mereka sampai ke tempat camping. Sam berteriak untuk membangun tenda sesuai kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Dan semua kelompok yang sudah dibentuk langsung membangun tendanya masing masing.
Disaat seperti ini saja, Lili masih sempat untuk berfoto ria di depan Bintang dan Poppy yang sedang membangun tenda.
"Hey ratu selfie! bisakah kau membantu sedikit saja!" teriak Poppy sambil memasang pasak tendanya.
"Ya sebentar lagi!" teriak Lili balik.
"Jangan salahkan kita kalau malam ini kau tidur di luar!" teriak Bintang mengancam.
"Apa kau bercanda? oh itu seperti yang aku impikan. Aku sendirian lalu bertemu dengan pangeran tampan yang akan membawaku ke istananya"
"Oh tuhan!" kata Poppy menyerah.
***
Langit sudah berubah jadi kemerahan. Matahari sudah diujung barat. Suasana camping kali ini memang cukup strategis untuk melihat sunset. Bukan anak muda namanya kalau membuang moment seperti ini begitu saja tanpa mengabadikannya. Tidak terkecuali Bintang yang lain.
"Mau berfoto romantic sunrise denganku?" tanya Martin menawari Bintang. Bukan menjawab malah pikirannya terfokus pada Dimas. Bintang ingat sekali. Dimas juga pernah menawarinya berfoto romantic sunset.
Dimas? sedang apa kau disana? aku merindukanmu..
"Bintang?" tepuk Martin pelan pundak Bintang.
"Iya?"
"Kau tidak mendengarku?"
"Maafkan aku Martin. Aku sedang melamun"
Martin tidak menjawab hanya memberikan ponselnya kepada Damar. Secara cepat Martin meraih Bintang dan menyentuh keningnya dengan satu ciuman manis. Bintang tahu bahwa Damar sedang mengambil gambarnya. Tapi ciuman Martin membuatnya merasa hanya berdua saja dengan Martin. Hanya beberapa detik saja, Martin kemudian melepaskan ciumannya.
"Pernah merasakan tidak? dimana waktu seakan berhenti.."
"Dan dunia seakan milik kita berdua?" tanya Martin memotong. Bintang mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Ah sudah sudah! aku muak melihat kalian!" teriak Lili menjauhkan Bintang dari Martin. "Memangnya kalau dunia ini milik kalian, kita bagaimana? kontrak?"
"Ya setidaknya aku masih punya apartemen" sahut Poppy.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/35041763-288-k641895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Star
Novela Juvenilsemua cerita yang aku buat terinspirasi dari pengalaman asli dari aku sendiri dan pastinya Anisa Rahma yaa... Karena aku ngerasanya Anisa itu emang fix cocoknya sama Rizky. Ya oke aku pasangin lagi sama Rizky Nazar. Biasanya kan cerita di novel, s...