"Kenapa pergi?"
"tidak apa apa"
"kalau begitu, tidak ada alasan untuk pergi bukan?"
"aku.. aku.. ingin pulang saja"
"bahkan kau tidak mau memberiku selamat atas kemenanganku"
"sepertinya kau tidak akan memerlukannya. Karena kau sudah dapat yang lebih dari itu" kata Bintang berniat melanjutkan lagi langkahnya namun Martin masih menahan lengannya.
"Bintang, aku tidak tahu kalau Poppy akan seberani tadi. Bahkan aku tidak pernah memintanya"
"Iya kutahu, lalu apa urusannya denganku?"
"Bintang, aku hanya ingin kau yang memberikan ucapan spesial untuk kemenanganku"
"Selamat Martin. Sudah cukup?"
Martin geram dan menarik Bintang. Bintang bisa merasakan bibir Martin menempel di bibirnya. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Bintang tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Bintang ingin menolak tapi hatinya menahan. Rasa kenyamanan seketika muncul ketika kedua tangan Martin memegang pipinya. Bintang seperti kaku. Seluruh badannya serasa tidak mau digerakkan.
Tak ingin berlama lama seperti ini, Bintang mendorong Martin menjauh. Bintang berusaha menutupi perasaannya namun terlihat salah tingkah.
"Terima kasih sudah menghapus bekas Poppy dibibirku. Sekarang, ayo pulang!"
***
Sesampainya dirumah, Bintang masih tidak habis pikir dengan apa yang baru saja Martin lakukan kepadanya. Kejadiannya begitu cepat sampai membuatnya lupa waktu.
Sesekali memegangi bibirnya dan membayangkan kembali peristiwa itu. Martin sungguh gila. Tapi mengapa Bintang tidak marah atau menamparnya ketika melakukannya tadi.
Martin tidak seharusnya melakukan itu bukan? Tapi, ah sudahlah!.
Lama lama memikirkan kejadian itu membuatnya mengantuk dan akhirnya tertidur pulas.
"Bintang?"
"Nikko?"
"Bintang. Aku merindukanmu"
"begitupun aku. Kau kemana saja?"
"Bintang, kau sudah bisa menemuiku setiap hari bukan?"
"menemuimu bagaimana? kau sudah meninggalkan aku"
"Bintang, belajarlah untuk mencintai orang lain. Ada seseorang disana yang mencintaimu seperti aku mencintaimu. Dia mirip denganku bukan?"
"Martin? tapi dia bukan kau. Kau yang aku cintai bukan dia"
"Sampai kapan Bintang. Aku akan bahagia melihatmu bahagia. Masalah baru akan selalu datang. Jadi mau sampai kapan kau seperti ini?"
"Martin. Aku tidak mau mengkhianatimu"
"Bagaimana kau bisa mengatakan itu mengkhianatiku. Dengan bersama Martin artinya kau akan bahagia. Ada seseorang yang tepat yang akan menjagamu setelah aku. Jangan buat dirimu menyesal jika kau akan kehilangannya kelak"
"Nikko!!!!!!!" teriak Bintang yang bangun dari tidurnya. Nafasnya tak beraturan. Keringatnya sedikit bercucuran.
Bintang mencoba mengingat kembali bagaimana Nikko dengan jelas berada dalam mimpinya. Nikko mengatakannya sangat jelas. Tapi apa maksud dari itu semua.
Sangat jelas bahwa Nikko menyuruh Bintang mencoba membuka hati kepada Martin. Jika ini membuat Nikko bahagia disana. Bintang akan melakukan apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Star
Novela Juvenilsemua cerita yang aku buat terinspirasi dari pengalaman asli dari aku sendiri dan pastinya Anisa Rahma yaa... Karena aku ngerasanya Anisa itu emang fix cocoknya sama Rizky. Ya oke aku pasangin lagi sama Rizky Nazar. Biasanya kan cerita di novel, s...