Dua Tujuh

361 23 2
                                    

"Bagaimana kau bisa kemari?" tanya Bintang sambil membawa Dimas berkeliling Matrix. Suasana sejuk di Matrix mendukung suasana keduanya yang sedang dilanda rindu.

"Yaa..aku ingin saja"

"Kau yakin?"

"Tidak"

"Dimas...." teriak pelan Bintang dengan tatapan mata mengancam.

Dimas tertawa kecil "Aku kemari karena ingin mengunjungimu"

"Mengunjungiku?"

"Dasar bodoh! Kau pikir aku bisa tenang dengan perpisahan kita yang dramatis seperti itu. Ya jelas aku merindukanmu Bintang"

"Maafkan aku karena meninggalkanmu"

"Ah sudah.. Yang jelas sekarang kita disini, di tempat yang sama"

"Lalu kau tinggal dimana disini?"

"Aku menyewa apartemen di dekat sini"

"Bagaimana jika aku yang menjadi tourguide mu. Lumayan kan sebagai gantinya karena dulu kau menjadi tourguide ku selama di paris"

"Bintang ayolah. Ini tanah airku. Aku bukan turis"

Bintang tertawa. "Bukan seperti itu bodoh!"

"By the way. Aku lapar. Kau tidak mau mentraktirku?"

"Dasar bokek! Mau makan nasi padang?"

"Boleh"

***

Berjalan kaki di siang hari seperti ini memang cukup merasakan panas siinar matahari. Tapi bersama dengan Bintang, itu tidak menyulitkan Dimas. Panas matahari tidak dapat mengalahkan perasaan senangnya karena kembali dipertemukan dengan gadis yang ia cintainya.

Untung saja, dijalan sekitar Matrix terdapat depot nasi padang. Jadinya, keduanya tidak perlu jalan terlalu jauh.

Memesan dua porsi untuk dirinya dan Bintang. Duduk di tempat yang dekat dengan pintu masuk agar sedikit dingin karena angin yang lewat.

"Bagaimana dengan sekolahmu disana jika kau disini?"

"Disana sudah masuk bulan liburan. Jadi aku kesini untuk berlibur"

"Pengumuman?"

"Pengumuman akan dirilis di web sekolah. Jadi tidak perlu repot repot ke sekolah. Jaman sudah modern. Kalau ada yang mudah, kenapa memilih susah"

"Percaya deh" jawab Bintang tersenyum.

Berakhirnya percakapan mereka disusul pelayan yang membawa pesanan mereka. Meletakkan tepat di depan mereka. Rasanya makanan ini sudah berteriak meminta ingin masuk ke dalam mulut keduanya.

"Makaaannn" teriak Bintang kesenangan.

***

"Kau sedang apa? Ku lihat sedari tadi kau hanya berdiri sendiri disini" tanya Sam yang melihat Poppy sedang berdiri sambil menyangga dagunya menghadap lapangan sekolah.

Sam memang masih disibukan dengan tugasnya sebagai ketua Osis. Dan Poppy selalu ada menemaninya.

"Aku sedang merindukan seseorang"

"Nikko?"

Poppy menganggukan kepala mengiyakan.

"Mungkin bukan hanya dirimu yang merindukannya. Semua orang yang dekat dengan Nikko pasti akan merindukannya. Misalnya aku"

"Kau?"

"Dia adalah sahabat terbaik. Sahabat yang memang mungkin sulit untuk ke dapatkan lagi. Dia bisa mengondisikan dirinya sendiri di setiap situasi. Dia sangat pandai dalam hal itu"

"Saat itu, aku merasa bahwa aku sangat beruntung mempunyai kakak seperti dia. Kehilangannya membuat aku sangat kehilangan"

"Sudahlah" kata Sam memegang kedua pundak Poppy dan menghadapkan Poppy kearahnya. "Sekarang, aku yang akan membuatmu beruntung karena memiliki aku"

"Alasannya?"

"Karna aku mencintaimu"

"Ohh"

"Itu saja?"

"Memangnya kau ingin apa?"

"Kau tidak mau membalasnya?"

Poppy menggelengkan kepala.

"Ohh atau kau ingin aku melakukan ancamanku lagi?"

"Ancaman yang mana?" ledek Poppy.

Dan....

Lagi lagi Sam berhasil mendaratkan ciuman hangat di bibir merah Poppy.

Back To StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang