Sesampainya di rumah, Martin langsung mengambil ponselnya dan menanyakan kabar Bintang. Martin khawatir jika Bintang marah atau salah paham karena mengira Martin yang memberikan dresa itu kepada Poppy. Martin mencoba memanggil namun tidak ada jawaban. Martin mencoba menanyakan lewat chatting Line.
Martin Mubarak Bass :
Hey... What are u doing? mengapa tidak mengangkat panggilanku? are u angry with me?setelah beberapa detik menunggu akhirnya Bintang mereply chat Martin.
Bintang Rahma :
aku sedang memasak untuk makan malam. No. Im not angry with u.Martin Mubarak Bass :
Bintang, aku tidak pernah memberikan apapun kepada Poppy. Belive me.Bintang Rahma :
I know. Sam sudah mengatakannya padaku.Martin akhirnya bisa bernafas lega. Mungkin Sam mengantarnya pulang untuk mengatakan ini. Tapi, yang kini menjadi pertanyaan. Mengapa Sam hanya diam ketika Poppy mengira bahwa dress itu darinya. Martin bahkan mungkin tahu bahwa yang memberinya itu Sam ketika Sam tiba tiba datang membawa Bintang pulang.
Dan apa hubungannya Sam dengan Poppy?
***
Berjalan jalan mungkin sedikit melepas kesedihan dan mungkin juga akan sedikit melupakan masalahnya dengan Damar. Tapi kenyataannya berbeda. Di setiap langkahnya selalu teringat pada Damar.
Dari mulai bioskop, food court, amazon, sampai studio photo pun selalu mengingatkannya kepada Damar. Kebiasaan Lili bersama Damar memang membuatnya susah sendirian. Lili mulai merasa kehilangan seorang Damar.
Lili melangkahkan kakinya ke arah toko buku. Melihat lihat jejeran buku di rak dan kadang membaca sekilas novel novel yang bercover menarik. Tapi tetap. bahwa cover cantik tidak menjamin isi dari sebuah buku. Bisa saja novel yang tidak begitu baik di bagian cover tapi sangat baik ketika penulis menceritakan ceritanya dalam novel.
Lili akhirnya tertarik pada satu novel berjudul "Dark" dengan menjadikan gambar siluet wanita dan pria sebagai cover. Lili menghampiri dan mengambilnya. Tangannya tertahan ketika seseorang lain juga mengambilnya. Matanya kini berputar kearah si pemilik tangan itu.
"Damar?"
"Lili?"
saling pandang terjadi diantara keduanya saling bertegur sapa. Keduanya sama sama berdiam diri.
"kalau kau suka ambil saja"
"Damar, disini ada banyak. Jadi kita bisa saja membelinya tanpa harus mengalah"
"oh iya iya" kata Damar malu. "Sendirian?"
"siapa lagi yang mau menemaniku selain kau"
Damar diam sejenak tidak menjawab. Betapa ingin dia memeluk Lili karena merindukannya. Betapa ingin Damar menghabiskan waktu dengannya lagi. Beberapa hari tampak seperti lama sekali. Kebiasaan bersama dengan Lili memang sudah menjadi rutinitasnya.
Damar sangat ingin, namun malah menolak sindiran Lili dan malah berpamit untuk pulang. Lili hanya mengiyakan permintaan Damar. Ternyata ucapannya tidak mampu menahan Damar pergi.
***
Malam ini Lili memutuskan menginap di rumah Bintang. Lili banyak bercerita tentang hubungannya dengan Damar yang mulai renggang. Lili juga menceritakan tentang perasaannya kepada Damar yang sebenarnya. Bintang yang sedari tadi mendengar saja sudah mulai mengantuk.
Lili tidak ada habisnya berbicara. Bukan tentang Damar yang Bintang pikirkan. Tapi bagaimana pita suara itu begitu kuat berbicara berjam jam seperti ini. Ajaib.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Star
Novela Juvenilsemua cerita yang aku buat terinspirasi dari pengalaman asli dari aku sendiri dan pastinya Anisa Rahma yaa... Karena aku ngerasanya Anisa itu emang fix cocoknya sama Rizky. Ya oke aku pasangin lagi sama Rizky Nazar. Biasanya kan cerita di novel, s...