Sardinia, Italy
2014Jeon Jungkook
Mataku mulai terbuka ketika aku mendengar suara ponselku bergetar. Alarm. Well, shit. Padahal hari ini adalah hari Sabtu. Aku tidak memiliki kegiatan apa pun hingga besok, jadi aku ingin melanjutkan tidurku.
Namun, hal itu harus ditunda dulu karena aku baru mengingat bahwa di ranjangku ada wanita cantik. Gwen Stacy. Fuck, namanya terdengar aneh. Tapi dia cantik sekali.
Jadi, yang kulakukan adalah menoleh ke samping.
Dan aku pun terkejut saat mendapati ranjangku kosong. Wanita itu—Gwendolyne Maxine Stacy, begitu nama lengkapnya—tidak ada di sampingku. Dia lenyap. Hilang. Pergi.
“Gwen?” aku segera bangkit dari ranjang dan mulai mencarinya di sekitar kamar hotelku. Berharap setidaknya dia ada di balkon atau di kamar mandi.
Aku tidak peduli bahwa aku masih telanjang dan orang lain bisa saja melihat penisku but I don’t fucking care. I have to find Gwen Stacy.
Dan yang kulakukan adalah menarik nafas. Mencoba menenangkan diriku. Juga, aku mulai memakai briefs milikku agar menutupi penisku.
“Gwen Stacy? Gwen!” Tapi tidak ada jawaban darinya. Sial. Aku bahkan tidak tahu nomor ponselnya, aku tidak sempat meminta padanya. Aku juga tidak memiliki informasi apa pun tentangnya selain namanya.
Gwendolyne Maxine Stacy. Aku pun tidak yakin bahwa itu nama aslinya. I mean, banyak orang dengan nama Gwen Stacy. Terlebih lagi dia blonde. Cocok dengan karakter Gwen Stacy, seperti di The Amazing Spider-Man.
Tapi Gwen Stacy yang kutemui semalam itu British. Bukan American. Dan of course, hal itu tidak berpengaruh dengan nama. But still, tidakkah itu aneh?
Ah, whatever. I have to find her.
Saat aku kembali ke kamar dan mencoba mencari suatu hal—barang atau apa pun itu milik Gwen Stacy yang sekiranya tertinggal di sini—lalu aku menemukan sebuah kertas di atas nightstand.
Aku mengambilnya dan mulai membacanya.
Ternyata dia sudah pergi. Entah ke mana, aku juga tidak tahu. Tapi aku harus segera mencarinya.
Oleh karena itu aku membersihkan diriku. Aku mandi dan mengganti pakaianku, lalu aku menemui Jimin. Dia bersama dengan Ella—teman dari Gwen Stacy.
“So, kau bersama dengan Ella semalam—”
“Namanya Lily. Bukan Ella.”
“Yeah, all right, Lily or whatever her name is.” Ujarku. “Di mana dia sekarang?”
Jimin mengendikan bahunya. “Entahlah. Setelah seks nya usai, dia segera pergi dan kembali ke apartemen yang disewa olehnya selama di Sardinia.”
“Kau tahu alamat apartemennya?”
“Nope, I don’t. But what’s with the fuss?”
Aku menghela nafasku. “Semalam aku bersama Gwen Stacy. Dia itu teman dari Lily dan aku melakukan seks dengannya.”
“So we both got laid last night. Lalu kenapa?”
“And she left!”
“So what?”
“Dan aku belum sempat bertanya di mana alamat apartemennya di Sardinia, kapan dia kembali ke Inggris dan di mana alamatnya di Inggris, serta nomor ponselnya atau apa pun itu yang bisa kugunakan untuk menghubunginya!”
Jimin menyilangkan tangan di dadanya. “Iya, I know, tapi kenapa? Kenapa kau harus mendapatkan alamat apartemennya di Sardinia dan alamat rumahnya di Inggris? That’s creepy. Kau tidak mengenalnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Summer
Fanfiction7 tahun yang lalu, aku dan dia bertemu. Di musim panas. Aku tidak menyangka bahwa diawali dengan perkenalan secara tidak sengaja di pub, membawaku pada ciuman-ciuman kecil yang diberikannya hingga aku berakhir di ranjangnya. Dan setelah tujuh tahun...