Everything

604 83 20
                                    

Sifra Maree

Ciuman kami harus terhenti dikarenakan seseorang mengetuk pintu ruangan Jungkook. Ternyata itu adalah Park Jimin—teman dan juga salah satu pekerja di Celeste Hotels ini.

Ketika dia melihatku, Park Jimin menyapaku. “Halo . . . Gwen Stacy,” kurasa Jungkook memberitahunya tentangku. Sehingga dia memanggilku seperti itu. Tapi dia segera meralat dirinya sendiri. “Sorry. Maksudku adalah Sifra. Hai.”

Aku memberikan senyum yang canggung padanya. Dan aku membalas sapaannya. “Hi as well, Mr Park.”

“Tidak perlu bicara formal seperti itu. Just call me Jimin.” Kemudian dia mengedipkan sebelah matanya.

Wait. What?

Jungkook menyilangkan tangan di dadanya. “Ada apa kau datang ke sini?”

“Why? Apakah kedatanganku mengganggu waktu kalian berdua?”

Jungkook menjawab, “Yes.” Tapi bersamaan dengan aku yang menjawab, “No.”

Park Jimin terkekeh. “All right. All right. Sorry,” dia menepuk pundak Jungkook. “Maaf jika aku mengganggu waktu kalian, tapi aku datang ke sini dikarenakan ada suatu hal penting yang harus kuberitahu padamu, Jeon.”

“Apa?”

“Jadwal bermain golf dengan The Smiths harus ditunda. Mereka akan melakukan perjalanan bisnis ke Sydney, sehingga bermain golf nya mungkin akan dilaksanakan bulan depan.”

“Kau datang ke sini hanya untuk memberitahuku itu? Kau bisa memberitahuku melalui pesan!”

“Aku sudah lama tidak melihatmu. Kau sibuk sekali semenjak Asisten Pribadi barumu ini datang.” Ujarnya sembari menoleh padaku—bermaksud membicarakanku.

Jungkook mendecak. “Nonsense.”

“It’s a fact.” Katanya. Kemudian dia menatapku, “Rahasiamu dengan Jungkook aman. Aku akan menutup mulutku. Tapi, jangan sampai Colette tahu, Sifra. Or else she’ll kill you.”

“I’m sorry?” tunggu! Apa maksudnya Park Jimin mengatakan hal itu?

“Um, bagaimana keadaan Lily? Dia baik-baik saja, bukan? Aku sudah tidak bertemu dengannya selama tujuh tahun. Apakah dia masih single?” Park Jimin mengubah topik pembicaraan secara tiba-tiba.

Aku menjawab, “Dia baik-baik saja. And Lily has a boyfriend.”

“Benarkah? That’s a shame.”

Jungkook menghela nafasnya. “Jika sudah tidak ada lagi yang ingin kau katakan padaku, maka kau bisa keluar dari ruanganku sekarang.”

“Oh, ayolah, Jungkook—”

“It’s Mr Jeon.”

“Oke. Mr Jeon—”

“Get out.”

Park Jimin mengangguk. “Baiklah.”

Setelah itu dia keluar dari ruangan Jungkook dan meninggalkan kami berdua di sini.

Jungkook menatapku. Lalu dia mengatakan, “Maafkan Jimin. Dia memang seperti itu. A bit blunt.”

“No, aku mengerti. Well, aku terkejut ketika tahu bahwa dia masih mengingat Lily.”

“Dia ingat semua wanita yang pernah tidur dengannya.”

“Really?”

“Yup. Karena memang Park Jimin tidak tidur dengan banyak wanita. He is picky, dalam makanan, pakaian dan wanita. Dia tidak akan tidur dengan seorang wanita jika dia tidak merasakan koneksi dengannya.”

Cruel SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang