Pillow Talk

711 78 17
                                    

(Song of the Part: Let Me by ZAYN)

Jeon Jungkook

Jantungku berdegup kencang ketika Sifra mengatakan bahwa dia tidak bisa berhenti memikirkanku.

Tanganku membelai pipinya dan bibirku berkali-kali mengecupnya. Kemudian aku bertanya, “Kenapa kau tidak bisa berhenti memikirkanku?”

“I don’t know. But I just can’t seem to get you off my mind.”

“Me too.” Dan kucium lagi bibirnya. Kali ini tidak membiarkannya lepas dariku.

Aku tidak mempedulikan apa pun lagi di dunia. Sekarang ini, aku sedang bersama Sifra dan aku ingin waktu untuk berhenti berputar. Sebentar saja, biarkan momen ini untuk tidak pernah berakhir.

Selama tujuh tahun aku merindukannya dan kini dia ada di hadapanku, dalam pelukanku dan bersamaku. Tidak ada hal lagi yang kuinginkan di dunia ini selain dirinya.

Belum pernah dalam hidupku untuk menemukan seorang wanita yang bisa merubah duniaku seperti Sifra. Aku bisa bernafas ketika di dekatnya, dan aku merasa kesepian saat berada jauh darinya.

Entah apakah Tuhan memiliki sebuah alasan tersendiri dengan mempertemukanku dan Sifra atau ini hanya sebuah kebetulan dari takdir yang terkadang tidak masuk akal.

Tujuh tahun yang lalu hingga sekarang, aku masih menginginkannya. Meski aku mencoba untuk melupakannya, tapi lagi dan lagi, dia kembali datang dalam benakku—seperti tidak ingin pergi dan terus mengacaukan pikiranku.

Tanganku kugerakkan pada punggungnya dan menuju pada bokongnya. Oh fuck, aku rindu menyentuh bokongnya ini.

Dengan perlahan-lahan, aku meremasnya. Hal itu membuat Sifra mendesah di mulutku.

Sifra menggerakkan tangannya untuk menyentuh dadaku, bahuku, leherku dan tujuan terakhirnya adalah rambutku. Sentuhan dari jari-jarinya pada rambutku terasa begitu sensual. And fuck my life, I’m getting horny right now.

Aku yakin Sifra pasti bisa merasakan betapa kerasnya penisku sekarang. Inilah yang dia lakukan padaku. Sifra membuatku sangat horny dan aku tidak tahu bagaimana menghentikannya. Not that I want to.

Aku melepas ciuman kami untuk bernafas. Wajahku kusembunyikan pada lehernya, menghirup harum tubuhnya dan mengecup lehernya serta ingin meninggalkan jejak-jejak kemerahan di sana.

Namun Sifra berbisik, “Jangan.” Tangannya masih meremas rambutku. “Jangan meninggalkan bekas kemerahan, Jungkook. Aku tidak ingin datang ke kantor dengan menggunakan turtleneck.”

Aku terkekeh. Alasannya lucu sekali. Tapi aku mendengarkan ucapannya. Aku tidak menggigit lehernya dengan keras. Cukup untuk membuatnya mendesah saja.

Kini tanganku beralih pada payudaranya. Kupegang lalu kuremas. Desahan Sifra semakin tidak tertahankan.

Dia menatap mataku dan menggelengkan kepalanya. “No, Jungkook. Tidak di sini.” Katanya. “Bagaimana jika Lucas tiba-tiba keluar dari kamarnya?”

Benar juga. Akan sangat tidak baik jika kesan pertama Lucas tentangku adalah ketika dia melihat Mama dan Papanya making out di sofa.

Aku membasahi bibirku, “Kalau begitu kita ke kamarmu.”

“Oke.”

Sifra bangkit dari sofa dan dia menggenggam tanganku, membawaku menuju pada ruang kamar yang terletak tepat di seberang kamar Lucas.

Sifra segera mengunci pintu kamarnya. Mengantisipasi jika Lucas tiba-tiba masuk, karena menurut Sifra, Lucas itu terkadang masuk ke kamar Sifra untuk tidur dengannya.

Cruel SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang