It'll Be Okay

522 63 27
                                    

Jeon Jungkook

Sifra sudah bangun di pagi hari. Aku tahu itu, karena aku merasakan kekosongan di ranjang. Itu membuatku perlahan-lahan membuka mataku dan melihatnya yang sedang memakai pakaiannya.

“Good morning.” Kataku.

Sifra menoleh padaku, lalu dia tersenyum saat melihatku. “Hai. Good morning as well. Kau sudah bangun?”

“Yeah.” Aku merentangkan tanganku. Memberikan tanda bahwa aku ingin Sifra kembali ke pelukanku. “Come here.” Dia menghampiriku dan memelukku. Kukatakan padanya, “Ayo tidur lagi. Ini masih pagi. Aku ingin terus memelukmu.”

“Aku harus membuat sarapan.”

“Ini masih terlalu pagi untuk sarapan, Sifra. Lagipula ini hari Sabtu. We can have a brunch later,”

“Tapi biasanya Lucas memang bangun di pagi hari. Meskipun itu di akhir pekan. Aku mengajarkannya untuk bangun pagi, kemudian mandi, lalu sarapan. Setelah itu dia bisa berolahraga atau melakukan apa yang dia mau.”

Mau tidak mau, aku melepaskan pelukanku pada Sifra.

Namun sebelum itu, aku mengecup bibirnya terlebih dahulu karena aku ingin mendapatkan morning kiss darinya.

Sifra segera menutup mulutnya. “Kenapa kau menciumku? Nafasku sedikit tidak enak baunya.”

“I want to and I don’t care.”

“Well, terserah kau saja. Sekarang aku akan pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan. Any request?”

“Masak apa saja yang kau inginkan. Aku akan memakannya. But mind the little beans. Aku alergi,”

“Okay.”

Sifra pun akhirnya keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Sementara aku bangkit dari ranjang dan segera pergi ke kamar mandi karena aku harus membuang air kecil.

Seusai membuang air kecil, aku mengambil pakaianku dan mulai memakainya. Lalu aku keluar untuk menemui Sifra.

Tapi ternyata Lucas sudah bangun. Kulihat dia sedang membantu Sifra memasak.

Sifra itu memang wanita yang hebat. Dia benar-benar mengajarkan Lucas untuk menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab dan berguna juga.

Lucas sudah bangun di pagi hari dan dia membantu Mama nya untuk menyiapkan sarapan. Aku semakin bangga untuk menyebutnya sebagai anakku. Walau aku tidak berpartisipasi dalam membesarkannya, namun aku berpartisipasi dalam proses pembuatannya.

Bagaimana pun juga, Lucas bisa terlahir ke dunia ini karena spermaku.

“Oh, Jungkook. Kau masih ada di sini?” Lucas bertanya ketika dia melihatku yang baru saja tiba di dapur. “Here, take a seat.”

“Thanks. And well, semalam itu aku sedikit pusing. Jadi aku meminta izin pada Mummy untuk bermalam di sini.”

“Ah, seperti itu. Okay.” Katanya. “By the way, aku meminta Mummy untuk membuat butty.”

“Butt—what?”

Butty. A bacon sandwich.” Ujarnya. “Juga omelette.”

Oh astaga. Kupikir dia mengatakan hal yang lain. Ternyata dia membicarakan bacon sandwich.

“Kau mau juga?”

Aku mengangguk. “Certainly.”

“Mummy pandai membuat butty.”

“Indeed. She is.” Kataku sembari tertawa. Hal itu membuat Sifra memberikan tatapan tajam kepadaku. Namun aku hanya menjulurkan lidahku untuk menggodanya.

Cruel SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang