Sifra Maree
Setelah Jaemin dan Jungkook berkenalan, Jungkook mendekat padaku dan menaruh tangannya di pinggangku. Kemudian dia berbisik, “Kau bilang kau tidak mengenal siapa dia. Tapi kau di sini bersamanya.”
Aku balas berbisik, “Shut up.”
“All right.”
Jaemin pun mengatakan, “Oh, kau kekasih dari Sifra,” dia memberikan senyuman yang canggung pada kami berdua. Lalu Jaemin menatapku, “Kalau begitu, Sifra, aku pulang lebih dulu, ya. Akan kukabari jika ada sesuatu terjadi pada—”
Belum sempat Jaemin menyelesaikan kalimatnya, aku memotongnya dengan menganggukkan kepalaku. “S-sure. Of course.”
“Great.” Jaemin pun berjalan pergi meninggalkanku dan Jungkook.
Aku menatap Jungkook. “Seriously, apa yang kau lakukan di sini, huh? Bukankah seharusnya kau pulang ke rumahmu dan makan malam bersama istrimu?”
“Ya. Seharusnya begitu. Tapi rencananya diubah ketika aku melihat kau begitu terburu-buru untuk pulang ke rumah dari kantor.”
“Memangnya kenapa? Pekerjaanku sudah selesai. Aku ingin pulang lebih awal karena aku lelah.”
“Tidak. Kau pulang lebih awal karena kau ingin bertemu Na Jaemin.”
“Jungkook, stop. Apa yang kau lakukan, sih? Berhenti mengurusi hidupku seperti ini. Aku tidak suka. Kau merusak privasiku dan kehidupanku.”
Dia melepaskan tangannya dari pinggangku, lalu dia menyilangkannya di dadanya. “Gwen Stacy—”
“I’m not Gwen Stacy!”
“Okay, Sifra Maree,” katanya. “Aku sendiri tidak tahu kenapa aku melakukan ini. Tapi—I want to see you. I want to keep seeing you. I have to,”
“Why?”
“Aku juga tidak tahu. Namun semenjak kau datang kembali di hidupku, aku merasa bahwa semuanya menjadi berubah. Ini akan terdengar cliché, so I’m sorry in advance, but I’m relieved. So fucking relieved when I see you again.”
“Why’s that?”
Dia mengendikan bahunya, “Entahlah. Mungkin karena pada akhirnya aku menemukanmu lagi. Setelah tujuh tahun lamanya aku kehilangan dirimu.”
“But you are married, Jeon Jungkook. Kau tidak bisa seperti ini di saat ada istrimu yang menunggu kepulanganmu di rumah.”
“Aku tahu itu. But I don’t care. I want to be here, with you.”
Tepat setelah Jungkook mengatakan itu, ponselnya berdering. Dia segera mengambilnya. Tapi ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, wajahnya berubah menjadi datar.
Aku tahu siapa yang meneleponnya. Tentu saja Colette.
Kukatakan padanya, “Pulang, Jungkook. Colette menunggumu.”
“Sifra—”
“You know what, I felt the same. Aku juga merasa bahwa aku lega, bahkan senang ketika aku bertemu denganmu lagi. Setelah tujuh tahun berlalu, aku lega ketika tahu bahwa kau masih memikirkanku, kau masih ingat diriku. Namun kau juga harus ingat pada fakta bahwa kau sudah menikah. Aku tidak bisa melakukan ini pada Colette.”
“But you want me, right? As much as I want you.”
“Ya. Tapi hal itu tidak akan merubah apa pun. You are Colette’s.”
“I’m not hers!”
“The ring on your finger says the otherwise.”
Jungkook menatap cincin di tangannya. Kemudian dia mulai menjelaskan padaku, “Well . . . aku memang sudah menikah, tapi bukan berarti aku mencintai istriku. Kami menikah karena ada suatu hal terjadi. Apakah harus kujelaskan juga padamu mengenai alasan aku menikahi Colette?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Summer
Фанфик7 tahun yang lalu, aku dan dia bertemu. Di musim panas. Aku tidak menyangka bahwa diawali dengan perkenalan secara tidak sengaja di pub, membawaku pada ciuman-ciuman kecil yang diberikannya hingga aku berakhir di ranjangnya. Dan setelah tujuh tahun...