The Wife & The Past

684 76 28
                                    

Cambridgeshire, England
Present Time

Jeon Jungkook

Aku menghela nafas sebanyak-banyaknya dan segera mengambil sebotol air yang dingin. Tubuhku membutuhkan sesuatu yang segar setelah tiga jam aku di gym.

Jimin bertanya, “Kau mau makan siang bersamaku? Aku mereservasi Tradizioni.”

“I can’t. Aku ada janji makan siang dengan istriku. Dia dalam perjalanan kembali ke Inggris dari Dublin.”

“Well . . . pussy-whipped.”

“I’m not.” Ujarku. “Tapi Colette itu sibuk dan aku jarang bertemu dengannya. Jadi aku akan memanfaatkan waktu ketika dia senggang.”

Jimin menggelengkan kepalanya. “Whatever. Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu. Aku harus mencari orang lain untuk menemaniku makan siang. Bye mate.”

“Bye mate.”

Setelah Jimin pergi, aku mengambil ponselku dan mulai menghubungi Colette—istriku. Well, percaya atau tidak, aku sudah menikah.

Pernikahanku dan Colette berlangsung pada musim dingin di tahun 2014 lalu. Dan pernikahan itu terjadi karena aku ingin menutupi skandalku. Aku dikenal dengan sebutan “manwhore” oleh publik dan itu membuat reputasi Celeste Hotel menjadi jelek.

Walau sebenarnya reputasi jelek tidak memengaruhi pemasukan di hotel juga. Karena memang Celeste Hotels & Resorts tersedia di seluruh penjuru dunia dan menjadi salah satu hotel yang terkenal—tentunya setelah Hilton. Kupikir akan sulit untuk mengalahkan Hilton Group.

Aku menikahi Colette yang merupakan English actress. Pernikahan kami begitu tiba-tiba dan membuat publik bertanya-tanya apakah ini benar atau tidak. Karena sepekan sebelum aku melamar Colette, paparazzi memotretku tengah bersama dengan seorang wanita sedang berciuman di sebuah pub.

Well, kenyataannya memang aku menikahi Colette hanya untuk menutupi skandal saja. Aku tidak benar-benar mencintainya. Selama tujuh tahun pernikahan kami, bahkan kami belum mempunyai anak.

We had sex, of course. Tapi memang itu merupakan keputusan yang ditetapkan oleh Colette dan aku. Dia itu actress dan begitu disibukkan dengan pekerjaannya.

Sedangkan alasan aku tidak ingin mempunyai anak adalah karena aku merasa bersalah pada Colette. Setiap kali kami melakukan seks, aku selalu membayangkan Gwen Stacy.

Bukan Gwen Stacy di The Amazing Spider-Man, melainkan Gwen Stacy yang kutemui di Sardinia.

Tujuh tahun yang lalu hingga sekarang, aku masih memikirkannya. Aneh, bukan? Sudah bertahun-tahun yang lalu namun aku masih ingat semuanya mengenai Gwen Stacy.

Sialnya, aku tidak bisa menemukan informasi apa pun tentang dirinya. Dia seperti hilang entah ke mana. Aku bahkan meminta kepada SIS untuk mencari informasi mengenai wanita bernama Gwen Stacy yang tinggal di Southeast England. Namun aku tidak bisa menemukannya.

Aku tidak tahu dia ada di mana. Tapi kuharap dia baik-baik saja. Jika aku bisa bertemu dengannya satu kali saja, aku ingin mengatakan bahwa aku merindukannya.

Gila, right? I know. Aku merindukan seseorang yang tidak kukenal. Tapi harus kuakui bahwa ada suatu koneksi yang terjalin ketika aku bersama dengan Gwen Stacy.

“Husband.” Suara Colette mulai terdengar. Panggilanku diangkat olehnya, “Hai, what’re you up to?”

“Aku baru saja selesai gym. What about you? What are you up to?”

“Melukis. Aku di rumah dan tidak tahu harus melakukan apa.”

“Oh, kau sudah tiba di rumah? Kenapa kau tidak mengatakan apa pun padaku? Aku seharusnya menjemputmu di LHR.”

Cruel SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang