Imagination

498 75 17
                                    

Sifra Maree

Jungkook melepaskan pelukannya kemudian dia memutar tubuhku. Kedua tangannya menangkup wajahku agar mataku menatapnya.

“Come again?” katanya. “Apa yang baru saja kau katakan, Gwen Stacy?”

“Akhiri semua—apa pun itu yang terjadi di antara kita. Kau tidak mau terus menerus menyakiti Colette, bukan? The same goes for me. Aku juga tidak bisa melakukan itu padanya. She loves you.”

“I know. Tapi aku baru saja mendapatkanmu setelah tujuh tahun kehilanganmu. I don’t want to let you go and I won’t. I can’t.”

“Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Kita menjalin hubungan ini di belakang Colette dan berharap bahwa dia tidak akan pernah mengetahuinya?”

Jungkook menghela nafasnya. “Apa pun yang terjadi, aku tidak akan bisa melepasmu pergi. We’ll figure this out. Okay?”

“Jungkook—”

Dia memelukku dengan erat. Lalu dia berbisik, “Stay.”

Dan bagaimana aku akan melepasnya jika kenyataannya dia juga ingin bersamaku seperti ini?

I’m so sorry, Colette. Tapi aku juga mencintai Jungkook. Aku tahu itu salah. But I can’t help falling in love with him.

Aku membalas pelukan Jungkook. Air mataku sepertinya akan membasahi tuksedonya, tapi aku tidak peduli. Aku ingin memeluknya seakan-akan hari ini adalah hari terakhir aku bersamanya.

Jungkook mencium kepalaku berkali-kali sembari mengatakan, “Stay. I beg you.”

“Okay, I’ll stay.”

Kemudian Jungkook melepaskan pelukannya. Namun saat dia menatapku, dia bertanya, “Kau menangis?”

“Ah, tidak. Ini—”

“Maaf. Aku membuatmu menangis.” Ujarnya. Tangannya membelai rambutku, “I’m sorry.”

“Tidak. Tidak apa-apa. Ya sudah, kalau begitu kau lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan kembali ke ruanganku.”

Jungkook menganggukkan kepalanya. “Oke.” Dia mencium keningku, lalu mengatakan, “Nanti malam aku boleh ke rumahmu?”

“Yeah. Sure.”

“All right. See you tonight.”

Sebelum aku pergi, dia mencium bibirku terlebih dahulu. Hal itu membuatku semakin sulit untuk melepaskannya.

Ini akan terdengar egois, tapi bolehkah aku berharap bahwa aku bisa memiliki Jungkook seutuhnya? Tanpa ada apa pun itu yang akan menghalangi kami berdua.

Sepertinya tidak bisa.

Jungkook dan aku bersama—that’s just my imagination.

Ketika aku keluar dari ruangannya dan ingin kembali ke ruanganku, aku melihat Park Jimin yang sedang berjalan ke arah ruangan Jungkook. Mungkin dia ingin menemui Jungkook.

Tapi ternyata aku salah. Kini Park Jimin berada di hadapanku dan dia bertanya, “Can we talk?”

“I’m sorry?”

“Ada sesuatu hal yang ingin kubicarakan denganmu. Bisakah kita bicarakan di dalam ruanganmu saja?”

Aku tidak tahu apa yang ingin dikatakan Park Jimin padaku, namun kelihatannya ini penting. Jadi aku setuju untuk bicara dengannya di ruanganku.

Kami masuk ke dalam dan aku mempersilahkan Park Jimin untuk duduk.

“Apa yang ingin kau katakan?” aku bertanya.

Cruel SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang