Ch. 9

4.1K 498 40
                                    




· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·

Di kantin. mulai memasuki jam istirahat kedua, ada desas - desus baru yang bermunculan. seorang Watanabe Haruto dikabarkan memiliki hubungan spesial dengan ketua cheerleader, gadis berparas cantik yang bernama wonyoung.

mereka sedang berduaan dikantin, dengan wonyoung menikmati makan siang sambil bergelayut manja dilengan haruto dan si tampan bermain ponsel, ada yang menatap kagum karena dua primadona sekolah gosipnya berpacaran dan iri pada wonyoung telah berhasil meluluhkan ice prince yang terkenal batu itu, tapi mereka tak yakin dengan opsi ke dua.

"sayang, ayo sini buka mulutmu aaaa." ucap wonyoung berusaha menyuapi haruto

"gue gak laper." tolak haruto dengan pandangan yang betah mengarah ke ponsel genggam.

secara tak sadar wonyoung membantingkan sendoknya ke piring besi, yang menimbulkan suara cukup nyaring, berhasil mencuri perhatian, "ih kok gitu si!"

haruto menatap nya tajam, lalu berdiri meninggalkan gadis itu, sontak wonyoung berdiri dan berteriak, "KAK HARUTO!! KOK PERGI SIH—" benar - benar satu ruangan kantin yang luas menjadi sunyi karena teriakan memekik gadis itu, saat wonyoung ingin menyusul, tangan nya keburu ditahan oleh seseorang.

"eits mau kemana neng?" Jeno dan jaemin yang kebetulan habis membeli makanan, menonton acara dua pasangan yang baru seminggu jadian udah berantem aja.

"apaan sih lepasin! gue mau ngejar kak ruto!" gadis itu meronta, sesekali memukul tangan jeno agar melepaskan nya.

"eh eh." pekik gadis itu saat tangan nya ditarik paksa menjadi duduk.

"ruto lagi badmood, jangan ganggu dia dulu. mending lo suapin gue aja, gue laper." ucap jeno

"makan sendiri noh!" bola mata nya berputar, merapikan pakaian nya yang sedikit kusut.

"omong - omong kenapa kak haruto badmood?" tanya wonyoung dengan memangku tangan di meja.

"ada lah masalah internal, gausa kepo." jawab jaemin jutek tanpa berniat menatap gadis itu.

sedangkan haruto saat ini berada di rooftop, memantik rokok dan menghisap batang itu dari kedua hempitan jari nya, pikiran nya masih berkecamuk dengan perkataan papa nya sebulan lalu setelah upacara penutupan classmeeting.

< Flashback >

haruto membuka ruangan papa nya yang kosong, duduk dikursi depan meja besar itu selagi menunggu.

tak lama pintu dibuka, memunculkan hanbin disana dengan senyum yang sumringah.
"oh haruto, tumben. ada apa nak?" terlihat mood hanbin sedang baik, nampaknya beban di bahu nya sedikit berkurang karena sehabis melepaskan sebuah tanggung jawab.

"kenapa papa mengundurkan diri?" tanpa basa - basi haruto bertanya, hanbin mendudukkan badan dikursi nya berhadapan dengan haruto.

"terus terang, papa merasa terlalu berat, banyak perusahaan lain harus aku urus, lagi pula sekolah ini tetap atas nama kepemilikan watanabe. kenapa?"

"sangat disayangkan, kau melepas sekolah terbaik diseoul." haruto menjawab dengan datar, sedikit heran kenapa ia perlu menanyakan hal tak penting ini. basa basi.

"sekolah ini aman di tangan junmyeon, aku bisa mengambil alih posisi nya kapanpun, dia sahabatku sendiri." ucap hanbin sambil merapikan sedikit barangnya di meja

hanbin melirik haruto dengan ujung mata nya, "karena papa sudah tidak disini, jadi kurangi kebiasaan jelek mu itu." alis haruto terangkat, manik tajam nya membalas tatapan hanbin dengan nyalang.

Delicate | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang