· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·Kakinya melangkah mendekati resepsionis, tak sadar bahwa tangannya bergetar dan jantungnya berdetak kencang.
"permisi, apakah ada pasien bernama Watanabe Haruto?"
Wanita itu mengetik nama di komputernya lalu menjawab, "ada namun mohon maaf dari pihak keluarga tidak mengizinkan segala bentuk kunjungan, terima kasih."
junkyu hampir menjatuhkan rantang kosong ditangannya, tanpa mengucapkan apapun kakinya melangkah menuju toilet, tubuhnya sempoyong hingga beberapa kali menabrak orang yang lewat.
"hei! hati - hati kalau jalan." orang itu menggeleng - geleng melihatnya berjalan bak zombie.
sesampainya ditoilet yang kebetulan sepi, ia dengan cepat merongoh ponsel untuk menghubungi seseorang.
"halo?"
"ji, a-aku—haruto..." untuk bicara saja ia sulit dan tubuhnya lama - lama merosot hingga terduduk dilantai.
"halo kenapa, kyu?"
"haruto.. dia masuk rumah sakit, ji."
dari seberang sana terdengar umpatan yang tertahan, "kau dimana sekarang? cepat katakan."
"toilet lantai 1 Seoul International Hospital, jihoon.. bantu aku." suara nya terdengar gemetar dan semakin kecil.
jihoon tau hal ini akan terjadi, "tunggu, aku kesana. jangan dimatikan."
selama menunggu sahabatnya datang, junkyu memilih untuk membasuh wajahnya di wastafel dan menenangkan diri, namun itu tidak membuahkan hasil karena rasa khawatirnya lebih besar.
"selama ini haruto tidak ke amerika tapi sebulan dirumah sakit? jadi dia tidak menghindar dariku.." guman nya sendiri sambil meremat sisi wastafel, air mata nya sudah membendung di kelopak matanya.
BRAK
junkyu menatap bingung jihoon yang sudah datang, "tunggu, kenapa cepat sekali?"
tapi ia dikejutkan dengan si surai merah yang tiba - tiba merengkuh tubuhnya, "kyu.. tolong maafkan aku, aku menyembunyikan ini darimu karena ini untuk kebaikan mu."
sontak ia melepas paksa pelukan itu, "j-jadi benar kalian membohongiku?!"
jihoon mengangguk sambil menggengam kedua tangannya, "usai dari busan, haruto kecelakaan dan selama sebulan dia belum siuman."
rantang yang ia bawa akhirnya jatuh, junkyu tidak mengira akan separah itu dan ia tidak akan semarah ini.
"b-bawa aku padanya, please." mohon nya dengan sangat dan keduanya segera menuju lift.selama di dalam, tubuh junkyu bergetar hebat dan jihoon inisiatif untuk memeluknya sambil memberi kalimat penenang, "aku tau kau akan seperti ini, mangkanya kami merahasiakan ini sampai kondisi haruto membaik agar kesembuhan mu tidak terhambat."
junkyu sedikit bersyukur mereka memperhatikan kesehatan mentalnya namun tak dapat dipungkiri ia juga kecewa.
sampai didalam ruang inap president suite itu, keadaan sangat ricuh karena jantung haruto lemah, lagi.
tadi pagi buta hal ini terjadi, maka dari itu anggota gengnya berkumpul sejak pagi, tapi ini terjadi lagi.ia menutup mulutnya kala melihat tubuh haruto yang terbaring lemah diatas ranjang, air mata akhirnya membasahi pipi nya.
TIIIIIIIIIIITT
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicate | Harukyu [END]
Fanfiction"𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒖 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒐𝒅𝒐𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 '𝒑𝒆𝒎𝒃𝒖𝒍𝒍𝒚' 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒅𝒊𝒂. 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒌𝒂𝒏, 𝒌𝒊𝒎 𝒋𝒖𝒏𝒌𝒚𝒖?" inikah karma yang sebenarnya? karena jatuh kedalam 𝒑𝒆𝒔𝒐𝒏...