Ch. 21

5.4K 529 132
                                        



· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·

"Lo mau coba ini, kyu?" di meja sekolah halaman belakang, Noa menyodorkan kotak berisi sushi berbagai isi yang ia beli tadi, junkyu mengangguk membuka mulutnya dan sushi itu mendarat mulus dengan sempurna, ia fokus membaca buku novel baru milik noa, sedangkan ketos itu menyuapi nya dengan telaten.

"eh kak bagian ini bagus." tunjuk junkyu kepada noa disebelahnya, seniornya melirik ke arah halaman yang terbuka.

"yang mana? coba bacain."

"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya." junkyu mulai membaca perlahan bait awal yang tertulis begitu bermakna

"Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus." ia jeda sebentar.

"Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana." tiap kata itu sungguh berkenaan dengan kisah hidupnya.

maniknya menoleh ke senior yang duduk disebelahnya, "lo adalah daun." ucap noa pelan.

junkyu mengangguk setuju, "aku juga merasa nasibku sama seperti daun, sedangkan angin adalah alur kehidupan ku yang menyedihkan, mengombang - ambing jiwa ku ke berbagai arah."

noa mengangguk, "dan menurut gue, angin dalam hidup lo adalah haruto."

junkyu mengkerutkan dahi nya, "kenapa begitu?" menutup buku, tak lupa memberi batasan dihalaman itu dan mengarahkan segala perhatian ke senior nya.

"karena dialah peran utama di hidup lo yang membuat lo jatuh. seandai nya tak ada angin, daun pasti akan selalu berada di tempat asal, berbahagia bersama daun - daun lain yang utuh tanpa berkurang." ucap noa bermakna.

junkyu termenung, sedikit setuju. "yeah, itu benar."

"tapi sayangnya, setelah angin membuat kesalahan, daun jatuh dan terluka, lalu angin akan merengkuh daun dan membawa nya entah kemana. Tak melawan dan mengikhlaskan semuanya." noa menjelaskan lebih detail.

junkyu mengalihkan pandangan nya, lidahnya kelu saat mengerti makna yang noa maksut, "t-tidak. daun hanya mencoba untuk berdamai dengan masa lalu, karena ia tidak ingin jatuh terus - menerus." menunduk memainkan jemari nya.

"ya, cara daun berdamai adalah menyatu bersama angin, agar angin tak lagi membuatnya jatuh dan selalu merengkuhnya erat." ucap noa, mengucapkan kenyataan yang menyakitkan.

junkyu mengerjabkan mata nya dan menyela, "tidak, daun tidak pernah berpikir untuk menyatu bersama angin yang pernah membuat nya jatuh, itu tidak mungkin."

"lo berkata seolah - olah lo gak sadar sudah melakukan semua itu, kyu." noa memandang lamat junkyu dalam jarak dekat, ia membalas tatapan sayu nya.

"jadi menurut kak noa, daun sudah masuk kedalam rengkuhan angin?" tanya junkyu dengan manik bergetar sambil bermain dengan ujung seragam nya.

noa mengangguk, merapatkan tubuhnya ke arah junkyu dan mengusap surai coklat nya, "daun harus segera menjauh dari angin, karena angin jahat, angin pernah membuat daun jatuh. maka daun berhak direngkuh dan dibawa oleh sesuatu yang lebih baik."

Delicate | Harukyu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang