30

585 72 5
                                    

Setelah selesai makan mereka semua kembali ke kamar masing masing, krist langsung kekamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki nya tak lupa ia juga menyikat gigi nya

Singto memasuki kamar tak lupa menguncinya, menatap krist yang baru saja keluar dari kamar mandi

“sayang”

Krist yang baru saja akan menaiki ranjang kini berbalik menghadap sang suami dengan wajah menunduk, Singto mendekat merangkul pinggang ramping milik krist membawanya ke dalam pelukan

Krist menyandarkan wajah nya didada bidang singto tangan nya naik memeluk leher kokoh milik suami nya

“kenapa hmm??”

“tidak ada”

Hanya suara lirih bahkan seperti berbisik yang Singto dengar, apa Krist sedang menahan tangis?

Singto mengangkat tubuh Krist membawa nya berbaring di ranjang lalu menarik selimut sebatas dada, Singto pun ikut berbaring di samping Krist membawa tubuh gembul itu ke dekapan nya lalu mengecup kening nya

“tidurlah, sudah malam”

Krist menyembunyikan wajah memerah nya ia tak ingin menangis, ntah kenapa akhir akhir ini dirinya sangat sensitif akan sesuatu

Tes.. Tes..

Singto merasa lengan nya mulai basah pun mengangkat dagu Krist bukan nya mendongak Krist malah semakin menyembunyikan wajah nya

“ada apa dengan Krist, masa iya isi lagi?” batin Singto

Tangan Singto turun kebawah meraba perut Krist, karna tubuh Krist yang sedikit gembul otomatis perut nya sedikit besar, tangan Singto telah berada di perut Krist menekan nya perlahan, kenapa keras?

“sayang, kamu hamil lagi hm?”

Penuturan Singto berhasil membuat Krist menatap nya, pipi dan hidung nya memerah mata bulat nya berkaca kaca, gelengan pelan sebagai jawaban

“besok kerumah sakit ya? Sekarang tidur jangan protes sudah malam”

Singto memeluk erat tubuh gembul itu, mengusap perlahan punggung nya memberi kecupan kecil di kening nya dan akhirnya ia pun ikut menyusul kedalam mimpi indah

.

.

.

.

.

Matahari telah bersinar di ufuk timur sinar nya yang terang membuat pasangan yang masih terlelap itu mulai menggeliat bagaikan kepompong

Mata bulat nya mulai mengerjap menyesuaikan retina nya dengan bias cahaya matahari, melepas pelukan erat di pinggangnya

Mata indah nya menatap sang pujaan hati yang masih tertidur disamping nya, menatap setiap inci pahatan wajah tampan nanti tegas dengan mata tajam yang kini masih terpejam

Cup..

Satu kecupan dibibir membuat nya sadar dari lamunan sesaat nya, menatap mata tajam yang tadi terpejam kini terbuka dan menatap kearahnya

benci jadi cinta ( Singkit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang