story singkit

803 62 3
                                    

Pagi yang cerah tak dipungkiri pasti ada masalah yang dibuat oleh pemuda manis itu, pagi ini ia tak sengaja menjatuhkan sebuah piring hingga pecah

IA TAK MELIHAT APAPUN, SEMUA NYA GELAP.

pemuda itu meringis ketika piring yang ia pegang tak sengaja terjatuh dari tangan nya tak lama terdengar suara langkah kaki dari lantai atas ia yakin itu pasti kakak angkat nya.

"Apa apaan ini kit?!! Ini masih pagi bisakah kau tak membuat masalah hah?!" Ujar pemuda itu

"Maaf phi hiks aku tak sengaja"

Pagi akan selalu di awali dengan pertengkaran kecil seperti ini, semua ini selalu terjadi setelah kedua orangtua mereka meninggal karna kecelakaan dan krist pemuda manis itu harus menerima kenyataan bahwa retina mata nya yang rumah dan mengakibatkan kebutaan permanen.

Kit pemuda manis yang selalu menyimpan tangis dan luka nya itu akan selalu tersenyum dengan apa yang di katakan sang kakak angkat nya itu, ia cukup tau diri ia hanyalah seorang pemuda asing yang diangkat menjadi salah satu anggota keluarga bahagia, dulu.

.......

Kata kata yang selalu di ucapkan oleh Singto hanya ucapan tajam dan dingin, yang membuat pemuda manis itu selalu menyimpan rasa sakit dihati nya, kalau bisa di hitung luka yang selalu kit simpan itu membuat hati nya hancur setiap saat.

Ucapan tajam selalu dilayangkan oleh Singto untuk kit, Singto tak tau bahwa apa yang ia ucapkan dan lakukan pada kit itu akan membuat sang adik berfikir jauh

'Kau tau aku sangat membenci mu, kuharap kau segera mati karna kau lah orangtua ku meninggalkan ku!!'

'Kau adalah pemuda pembawa sial kit!!'

'Lenyap lah kau dari dunia, aku sangat membenci mu!!'

Siapa sangka? Bahwa pemuda manis itu menyimpan rasa cinta kepada sang kakak

'Maaf kan aku phi, aku memang pembawa sial untuk mu, maafkan aku'

'Aku mencintaimu phi sing'

'Aku harap dikehidupan selanjutnya aku tak akan membuat mu malu ataupun kesusahan terhadap ku'

Siapa sangka? Bahwa sang kakak angkat tak ingin adik nya jauh, hanya saja ego menyelimuti hati dan pikiran nya membuat nya selalu menyalahkan sang adik.

Rasa bersalah menyelimuti hati Singto kala melihat tubuh mungil itu tak lagi bernyawa, menenggelamkan diri nya kedalam bathup.

.......

Decitan suara pintu menginstruksi pemuda manis yang tengah duduk menahan kantuk nya hanya untuk menunggu sang kakak pulang, ini sudah sangat larut

"P'sing kau sudah pulang?" Tanya kit

Bukan nya menjawab Singto terus berjalan tanpa memperdulikan kit yang menunggu nya ia kedapur untuk mengambil minum sedangkan kit ia meraba angin

"Kau dimana phi?" Ucap kit karna tak menemukan Singto di hadapan nya

"Dapur" Jawab nya

"O-oh kenapa kau cepat sekali phi?" Kit pun berjalan dengan bantuan tongkat menuju dapur namun Singto malah menuju kamar nya untuk beristirahat

"Tidurlah ini sudah malam" Ucap Singto dengan terus berlalu kekamar nya

Kit hanya diam di tempat mendengar ucapkan phi kesayangannya itu, apakah sesusah itu kit menyentuh sang kakak?

benci jadi cinta ( Singkit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang