benci jadi cinta ( Singkit )

25

“sing, ini tidak akan selesai dengan cepat”

“tapi kita harus selesaikan mew, kalau tidak mereka akan bertindak lebih ganas”

“kau masih belum paham sing? Kau tau bagaimana istri kita hah? Sekali bantai semua mati?!”

“kau ingin mati muda sing?, dengan melawan apa yang sudah mereka rencanakan itu adalah tindakan bodoh!!”

“hufhhh lalu bagaimana lagi? Aku sudah pusing off!! Mereka akan tetap melakukan rencana untuk melabrak sekertaris murahan itu”

“sudah lah pulang saja dulu, lagian biarkan sekertaris itu mati, siapa suruh menggoda kita”

.

.

.

.

.

“sial!!! Kenapa ini susah sekali!! Aku hanya ingin mengambil singto, kenapa semua nya ikut campur!!!” teriak seorang gadis yang tak lain adalah sekertaris dari singto sendiri

“karna kau salah!! Kau ingin mengambil seseorang yang sudah beristri!!” ujar teman nya

“singto hanya milik ku Siska!! Dia hanya milik ku!! Dan lagi dia bukan gay menjijikan!!” sarkah wanita itu

“terserahmu saja” ujar Siska

.

.

.

.

.

Malam hari di mansion besar keluarga ruangroj kini tengah berkumpul diruang tengah dengan anak anak, mereka hanya ingin bersantai bersama

Hening

Semua nya sangat menikmati waktu masing masing seperti Singto dan Krist yang ntah sejak kapan tangan milik Singto masuk kedalam piyama yang dikenakan oleh Krist memainkan nipple pink kemerahan itu

“papa”

“ya sayang ada apa?”

“apakah aku yang baru sadar pa? Dada mu membesar?”

Mendengar ucapan Fiat semua orang yang tadi nya fokus dengan film yang diputar kini mengalihkan pandangan nya kepada Singto dan Krist benar saja dada Krist membesar

“kenapa dada mu krist?” tanya gun

“e-emmm anu itu...”

“apa?”

“sing keluarkan tangan mu itu, kau boleh bermain saat dikamar atau kalau tidak tahan hasrat mu itu, hanya tinggal menghitung hari krist akan melahirkan” ucap off

“ah iya benar, hanya tinggal beberapa hari lagi krist melahirkan, apakah kalian senang akan mendapat nong lagi?” tanya new

“aku tidak mau mengurus bayi, aku sudah cukup mengurus Fiat dulu” ujar bloom

“natha juga tidak mau” ujar natha

“aku juga tidak mau” ujar alex

“kami semua tidak mau mengurus bayi itu, maaf tapi kami tidak mau”

Semua terdiam saat mendengar ucapan anak anak begitu juga dengan Krist mimik wajahnya terlihat sedih ntah kenapa

“maaf papa tidak akan merepotkan anak anak papa” lirih Krist lalu mulai beranjak naik ke dalam kamar nya

“apa kalian tak memikirkan ucapan kalian hahh?! Kalian pikirkan papa kalian?! Yang dikandung papa adalah adik kalian dan kalian dengan tega secara tidak langsung tidak menginginkan adik diperut papa hah!!!” ucap Singto, tak habis fikir anak anak yang di didik dengan baik bisa menjadi seperti ini