Bagian 6

2.1K 273 19
                                    

JAPANESE TEACHER ❫

Ni-ki sudah berada di dalam kamar super besar milik Jake. Kamar nya lumayan lah ya untuk seorang anak laki-laki, lumayan berantakan.

Di lantai juga sudah tersedia 2 meja kecil untuk belajar dan juga beberapa alat tulisnya Jake.

"Ayok Pak duduk, katanya mau ngajarin saya," ucap Jake sambil menepuk-nepuk sisi kosong di sampingnya.

Ni-ki menepuk jidatnya, ia terlalu sibuk melihat-lihat jadi lupa tujuan pertamanya.

Ni-ki duduk di samping jake kemudian mengeluarkan 3 buku besar dari tasnya, Jake memandang ngeri 3 buku besar tersebut, rasanya bukan seperti melihat buku pelajaran namun pisau dapur andalan Bundanya.

"Pak, Bapak mau ngajarin saya atau ngebunuh saya?"

"Emang keliatan nya saya bawa apa? pisau? golok? atau gergaji?"

"Hehe maaf Pak, saya bercanda."

Ni-ki menggelengkan kepalanya lalu mulai memberikan materi kepada Jake.

"Sinian dikit pak saya gak keliatan," ucap Jake sembari menarik meja Ni-ki sampai menempel pada meja nya, karena meja nya di geser Ni-ki pun ikut bergeser.

"Nah kalo gini kan keliatan" bukan keliatan pelajarannya tapi Ni-ki nya.

Mulai lah Ni-ki memberikan materi kepada Jake, dari memperkenalkan huruf-huruf Jepang, cara membacanya yang benar, memberitahu kan tentang sejarah nya bahkan Ni-ki sampai memberikan Jake 1 kamus kecil.

Tapi sayang, bukannya memperhatikan materi Jake malah memperhatikan yang lain.

Iya memperhatikan Pak Ni-ki.

Dari tadi jake hanya memperhatikan wajah Gurunya bukan materi yang di berikan Gurunya, karena wajahnya Gurunya hari ini sangat manis apa lagi jika sedang mengajar dan beruntung nya jake bisa melihat wajah Gurunya dari dekat.

BRAK!

Jake tersentak kaget saat Gurunya tersebut memukul mejanya dengan keras.

"Jake, kamu dengerin saya gak?" tanya Ni-ki dengan tatapan tajam membuat muridnya tersebut ketakutan.

"D-Dengerin Pak," jawab Jake gugup.

"Saya tadi jelasin apa?"

"Gak tau."

Ni-ki menghela nafas kasar, Ni-ki masih sabar jadi dia mengulang kembali materi yang dia jelaskan tadi.

"Ngerti?"

"Gak."

BRAK!

Felix masuk tanpa permisi dan langsung membanting pintu membuat Guru dan murid tersebut jantungan.

"EH GOBLOK MASA TADI GUE—"  Felix tidak melanjutkan kata-katanya karena melihat sosok Guru di kamar milik sahabat nya.

"Eh ada Pak Ni-ki, halo Pak" Felix hanya bisa tersenyum kikuk setelah membanting pintu dan membuat dua oknum tersebut kaget sampe jantungnya mau copot.

Karena takut dan malu, Felix akhirnya memilih untuk keluar dari kamar jake membiarkan Guru dan murid tersebut melanjutkan aktivitas nya.

"Biarin aja Pak, dia emang gak waras," ucap Jake setelah Felix pergi.

Ni-ki mengambil ponselnya tanpa membalas ucapan Jake. Setelah melihat jam, ternyata waktu mengajar nya telah berakhir sekarang dia harus beres-beres dan pulang.

"Waktu saya sudah habis, saya harus pulang. Ada yang mau di tanyakan?"

"LOH KOK CEPET BANGET PAK?!!"

"Waktu saya kan emang cuma segitu."

japanese teacher ★ jakeni✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang