Save Me || 16 🌿

1.9K 125 26
                                    

Vote, komentar and share plis?
No, no, no. Just kidding guys ><

Typo bertebaran!

...

•HAPPY READING•

...
"Dirangkul oleh duka, di kuatkan oleh rasa dan berpura-pura tersenyum agar terlihat bahagia."
...


Mau bagaimanapun, Nala tetap tidak bisa melupakannya. Beribu-ribu cara, mungkin.

Udara dingin yang tertiup dan masuk melewati jendela kamar lantai dua, membuat Nala sedikit terhenyak. Awalnya hanya memikirkan Nayaka namun menjalar ke dalam ingatan menyakitkan itu. Nala murung, Nayaka yang saat ini sedang bersama Ica-adik tirinya sendiri membuat resah lubuk hati Nala.

Dan disisi lain, Nayaka hanya duduk termenung memikirkan sedang apa Nala di rumah saat ini. Apa dia sudah makan? Apa Nala baik-baik saja? Apa Nala merasa kesepian atau ahhh ... Nayaka rasanya ingin lari saja.

"Sayang? Kak Nayaka! Ish!" Nayaka terhentak, panggilan gadis menyebalkan dihadapannya ini sedikit membuat ia frustasi.

"Kakak dari tadi nggak dengerin Ica ya?! Jahat banget sih, mikirin apa emang sampek-sampe pacarnya sendiri dianggurin?!"

Suara keras Ica menarik perhatian para pengunjung Cafe Amoria. Ica memanyunkan bibirnya, Nayaka capek melihat tingkah gadis setres ini.

"Kakak mikirin cewek murahan itu ya?! Iyakan, ngaku?!"

"Dia istri gue, yang murahan itu Lo. Ngerti?" Nayaka berusaha tidak menampar wajah Ica, mengingat banyak orang dan juga Ica sendiri adalah perempuan, dan Nayaka tidak akan pernah memukul perempuan.

Brak!

Memukul meja dengan keras, para pengunjung lainnya mulai intens memperhatikan apa masalah yang sebenarnya terjadi kepada dua pasangan itu.

"ICA MURAHAN?! OKE! ICA MAU PULANG DAN SEBARIN KE SEKOLAH KALAU ISTRI KAK NAYAKA YANG PALING KAKAK SAYANGI ITU, UDAH HAMIL DULUAN!"

"Maaf," lirih Nayaka. Jika tidak mengingat Nala ia tak sudi meminta maaf seperti ini.

"Ica maafin Kak Nayaka, dengan satu syarat," ucapnya dengan senyuman.

"Apa?" Wajah Nayaka sama sekali tak menampilkan ekspresi apapun.

"Peluk Ica, ya?" pintanya manja dan langsung merentangkan kedua tangannya, mau tak mau Nayaka hanya bisa pasrah dan memeluk Ica secara terpaksa.

"Sayang banget sama pacar aku ini."

"Udah?"

"Belummm."

"Diliatin orang."

"Hihi oke deh, kakak mau pesan apa? Eh sebelum itu tangan kakak siniin."

"Buat?"

"Jangan banyak nanya, udah sini."

Nayaka mengulurkan tangannya, dan diraih oleh Ica. Gadis itu mulai menangkap beberapa foto untuk diunggah ke instastorynya.

Save Me || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang