Save Me || 20 🌿

2.4K 128 10
                                    

Sedari tadi, banyak yang memperhatikan Nala dan Nayaka. Bagaimana tidak, suaminya itu berjalan dengan tangan yang sedari tadi memeluk pinggang Nala dengan posesifnya.

"Kak ... malu tau, aku juga ngga akan hilang kok." Nayaka menggeleng kuat.

"Ngga, pokoknya ngga mau."

"Malu ihhh," rajuk Nala.

"Haloo bestieee," sapa Lingga.

"Buset! Mentang-mentang udah nikah pamer kemesraan terosss!"

"Bilang aja, lu berdua iri," sahut Gama kalem.

Lingga dan Erlangga menggaruk tengkuknya yang tidak Gatal, ya sepenuhnya perkataan Gama memang benar.

"Kalian kapan nyusul?" tanya Nayaka dengan senyum mengembang.

"Besok," jawab Gama.

"Anj! Demi apa?! demi apa?!" teriak Erlangga heboh.

"Cih, penghianat! Kasih tau gue, siapa doi lo hah?!" tanya Lingga sembari menjepit leher Gama dengan tangan kanannya.

"Berat nyet!" Gama menggeplak kepala Lingga kuat. Lelaki itu hanya meringis.

"Gue mau nikah besok, kalau ada patnernya. Kalau ga ada ya ... kapan-kapan," sambungnya. Semua tertawa miris. Kasihan sekali ....

"Eh btw, apa kabar La?" ujar Erlangga.

Nala tersenyum manis, membuat siapa saja merasa lebih tenang. "Alhamdulillah, Nala baik kak," jawabnya.

"Bagus deh, kan suami nya Nala itu Nayaka, Nala pasti bakalan baik-baik terus ya nggak?"  Semuanya mengangguk membenarkan.

"Ya jelas dong," ucap Nayaka bangga. Lelaki itu sontak memegang bahu Nala lembut, mencium dahinya lamat-lamat. Nala yang diperlakukan manis seperti itu hanya bisa menahan diri agar tidak teriak.

Hey! Dia sedang baper sekarang!

"Sayang banget sama istriku ini, udah cantik, baik, gemesin lagi," ujar Nayaka.

"Sejujurnya saya ingin sekali berkata kasar," ucap Lingga menahan kesal.

Sialan! Disini mereka bertiga jomblo, dan mereka malah pamer ke uwuan.

"Panas?" tanya Gama kepada Erlangga dan Lingga.

"Ya jelas-"

"Gue juga sih," katanya dengan elusan tangan di dada.

...

Sedari tadi, karyawan toko yang menjual baju serta kelengkapan bayi heran melihat lelaki paruh baya berjalan bolak balik. Tentu saja karyawan wanita itu bisa menebak jika calon pembeli itu adalah orang berduit.

Pakaian, sepatu yang mengkilap. Jam tangan, serta kacamata dan jas hitamnya. Ahhh ... aura orang kaya menguat sangat jelas.

"Ehm ... ada yang bisa saya bantu Pak?" tanyanya pelan, karena sedari tadi ... ah atau mungkin sudah tiga puluh menit ia melihat bapak-bapak ini mondar-mandir bingung.

"Ya, saya sedang mencari baju dan kelengkapan bayi," ujarnya dengan melihat-lihat betapa lucu nya baju-baju bayi yang ada didepannya saat ini.

"Untuk umur berapa Pak? Saya bisa mencarikannya."

Dia Razidan, lelaki yang saat ini sangattt bingung memikirkan kado apa untuk calon cucunya.

"Umur satu ... bulan?"

Sang karyawan mengangguk.

"Wah masih sangat kecil sekali ya Pak, saya akan--"

Save Me || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang