"Maafin aku ya Kak?"
Semua tetap saja diam, sama seperti beberapa detik yang lalu ketika Ica meminta maaf kepada Nala di kelas mereka sekarang.
Terlebih Nala, gadis itu masih terdiam sembari menatap Ica lamat-lamat.
"Kak? Ica ngelakuin kesalahan yang besar banget ya? Sampai-sampai kakak ngga bisa maafin Ica untuk sekarang?"
Nala tidak tau harus berkata apa, dan Shana? Perempuan itu sedari tadi tidak berhenti melotot seakan-akan sedang melihat setan.
"Ini ... lebih menyeramkan dari setan," ucapnya pelan.
Ya bagaimana tidak? Sejak kejadian kemarin, dimana Shana memarahi Ica di depan Shiena habis-habisan, hingga kini gadis itu tiba-tiba berubah baik dan meminta maaf?
Wtf?
Seberpengaruh itukah kata-kata mutiara dari Shana?
Sepertinya iya.
"Kak maafin Ica ya, sungguh. Ica ngga bermaksud nyakitin kakak sama bayi yang ada di perut kakak sekarang," ujar Ica manis dengan pelukan eratnya kepada Nala.
"Ya gimanapun juga, bayi kak Nala itu bakalan jadi keponakan aku."
"iya'kan Kak?"
"Walaupun masih satu bulan, dan belum keliatan gede tapi kakak udah pantes kok jadi seorang ibu. Pasti nanti keponakan aku bakalan lucu, atau ganteng? Kaya--kak Azran?"
Nala tiba-tiba saja merasa takut dan marah. Juga merasa bersalah, cemas bahkan sangat sedih.
Jari-jarinya terlihat meremas rok dan itu terlihat jelas di mata Shana.
"Udah'kan? Sekarang lo keluar. Nala sibuk, dia nggak bisa ngeladenin bacotan lo untuk sekarang. Hus-hus!"
Ica terlihat tidak senang ketika Shana dengan seenaknya mendorong-dorong dirinya dan Shiena.
"Apa sih Kak?!" tanya Ica tepat di depan pintu kelas.
"Udah Ca, bel bentar lagi juga bunyi. Mendingan balik ke kelas ayo."
"Nah, ajarin temen lo sopan santun. Atau minimal ajak dia ke masjid gitu kek sekalian tobat. Otaknya udah di kerubungin setan tuh!"
"Dan satu lagi, ngga usah ngurusin masalah orang terus, kaya sendirinya aja udah bener!"
Ica sudah siap dengan cakaran kukunya yang panjang. Namun Shiena menghentikannya, gila aja! Ini kawasan kakak kelas bisa malu dia diliatin kalau-kalau Ica ngajak Shana baku hantam.
"Ayo Ca, balik kelas!"
"Iya sabar!" jawab Ica yang masih saja memelototi Shana.
"Apa Lo?!" Dan Ica hanya membalasnya dengan jari tengah.
Sedangkan Nala saat ini hanya duduk terdiam, ia pelan-pelan melihat sekelilingnya. Tidak ada yang membicarakan tentang omongan Ica tadi, tapi dia tidak tahu'kan apa yang mereka pikirkan?
Tidak membicarakan namun mungkin saja memikirkan.
Memikirkan Nala hamil karena perbuatan bejat seorang Azran.
"La, lo ngga apa-apa?" tanya Shana khawatir.
"Perlu gue telpon kak Nayaka?"
Namun Nala hanya diam melamun. Entah apa yang dia pikirkan.
Melihat kondisi Nala yang tidak merespon dan wajah yang semakin pucat, Shana akhirnya menghubungi Nayaka.
"Aku perempuan kotor ...." ucapnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me || TAMAT
Novela Juvenil"Itu bukan anak gue." "Ini anak Lo kak, lo yang udah perkosa gue anjing!" Nala Hamisha, korban pemerkosaan dari teman abangnya sendiri. Mengadu ke keluarga bukannya pembelaan yang ia dapatkan, akan tetapi gadis itu malah mendapatkan kekerasan dan ha...