Chapter 2

1.6K 89 0
                                    

(Jane)

Bang!

Aku membuka mataku dengan cepat, tanganku berhasil meraih handgunku di bawah bantal kananku. Aku mencoba untuk berkonsentrasi. Apa yang baru saja kudengar? Apa hanya halusinasiku saja? Aku menggigit bibirku pelan.

Bang!

Suara itu membuatku yakin aku tidak berhalusinasi. Aku berjalan turun dari ranjang lalu membungkukan badanku ke tembok tepat di sebelah pintu kaca balkonku yang dilapisi tirai tipis berwarna pastel. Aku mengintip ke arah rumah Austin, dimana sumber suara tersebut berasal.

"Kau baik-baik saja Jane?" Suara Jack, Bella, dan Dean membuatku menggeleng selagi aku mencoba melihat suasana gelap rumah Austin. Mataku menyipit untuk melihat sesuatu di balik pintu balkon Austin. Kegelapan di kamarnya membuatku sulit melihat. Aku butuh kacamata night vision-ku. Sebuah bayangan lebih gelap terlihat melintasi kaca pintu balkon Austin dan membuatku bergerak semakin mendekati pintu kaca balkon untuk menganalisa siapa orang tersebut.

"Bukan disini. Tapi disana." Kataku pelan sambil menunjuk balkon Austin saat aku mendengar langkah mereka bertiga mendekatiku.

Mereka bertiga mencoba mengintip pelan di hadapanku namun hal berikut yang kami tahu adalah orang itu menyadari keberadaan kami. Aku sempat menendang Jack dengan kakiku saat melihat bayangan orang tersebut menyodorkan senjata handgunnya ke arah balkonku, tepat di kepala Jack. Namun niatnya batal saat tidak melihat apapun.

Bella mengeluarkan handgunnya dari balik celana panjangnya. "Kita harus ke sana menolong Austin."

"Siapa Austin?" Jack melihat kami bingung.
Dean menghela nafas dan berdiri tegak. "Tetangga."

"Aku mengenalnya tadi saat membuang sampah makan malam. Ia terlihat terburu-buru pergi dengan mobilnya namun tetap menyapaku. Ramah bukan?" Bella tersenyum lebar, membuat Jack melihatnya dengan tajam. "Siapapun dia, aku positif membencinya."

Aku memutar kedua bola mataku dan mencoba membuka pintu balkonku sepelan mungkin saat yakin bayangan itu tidak muncul kembali. "Aku akan melihatnya." Bisikku pelan. Langkahku terhenti saat merasakan tangan Dean menahan tanganku untuk pergi. Aku memutar pandanganku ke arahnya dan merasa sedikit terganggu. "Kau tidak boleh kemana-mana." Katanya sedikit memerintah.

"Tapi aku mau kesana." kataku melawan.

Jack berdecak dan melempar pandangannya pada Bella. "Aku pergi. Kau jaga Dean." Bella nampak protes tapi sebelum ia sempat membalasnya Jack melompat dan mendarat dengan mulus di balkon Austin. Cengkraman Dean mengendur saat Jack menghilang dari balkon, dengan cepat aku menarik tanganku lalu melompat mengikuti Jack yang sudah masuk terlebih dahulu. Aku sempat mendengar Bella yang protes karena harus menjaga Dean. Tapi percayalah tidak lama lagi ia juga akan melompat bersama Dean. Rasa penasarannya akan mengalahkan segala hal.

Aku menatap kamar Austin yang cukup berantakan. Tanganku mengangkat handgunku dengan posisi siap siaga. Aku kehilangan jejak Jack. Aku menatap setiap ruangan dengan teliti hingga aku menemukan darah yang menetes di sepanjang tangga menuju lantai 2. Aku mengikutinya secara perlahan, telingaku mencoba menangkap segala suara yang ada. Aku berhenti saat mendengar suara langkah di dekat ruang TV. Aku mengintip dari balik tembok dan menemukan seseorang berjalan seperti mencari sesuatu. Aku mengarahkan handgunku padanya dan siap menembak.

Bang!

Itu bukan suara handgunku. Aku melihat orang tersebut melihat sekitar dengan panik dan berjalan menuju tangga. Nah ini kesempatanku. Aku menembak kakinya dan ternyata.... meleset. Damn!

Kali ini pandangannya berhasil menemukanku dan mengutuk dari mulutnya. Dia mengulurkan handgunnya padaku dan menembak ke arah tanganku.

Bang!
Aku terjatuh tepat pada waktunya karena seseorang menolongku. Aku berputar dengan cepat, tanganku mengepal siap memukul siapapun orang ini. Tanganku berhenti tepat satu sentengah centi dari wajah orang yang aku kenal akrab. "Dean?!" Kataku nyaris berteriak dalam bisikkan, Dean tidak menghiraukanku dan menarikku ke balik sofa. Ia menutup mulutku dan menarikku lagi ke balik tembok untuk bersembunyi. Aku mendengarkan langkahnya yang semakin mendekat.

Secret HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang