Chapter 11

801 64 2
                                    

(Jane)


Aku menarik nafas dalam sekali lagi lalu berjalan semakin mendekati ruang tamu dimana seseorang yang bisa dengan mudah membaca sifatku menunggu. "Oh. Mr.Phillip!" Aku tersenyum palsu dan menjabat tangannya. Karena ini pembicaraan penting Dean, Jack dan Bella tidak boleh duduk bersama kami di ruang tamu, tapi aku yakin dengan sangat mereka bertiga sedang mencoba mencari cara untuk bisa mendengar percakapan kami.


Daniel mengeluarkan sebuah data di amplopnya lalu menunjuk salah satu foto. "Aku hanya ingin bertanya beberapa pertanyaan Ms.Bell."


"Jane saja." Aku menaikkan bahuku untuk relaks. Kali ini akting-ku tidak boleh sama sekali gagal di depan orang ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aktingku sampai gagal.


"Okay. Jane." Ulangnya. Ia mengulurkan foto itu semakin dekat padaku. "Sosok seorang perempuan yang tertangkap kamera secara samar-samar ini anda bukan?" Tangannya beralih pada selembar kertas di dalam amplop lalu meletakkannya sejajar dengan foto tersebut. "Menurut data anda yang berhasil kami peroleh ukuran badan anda dengan skala di foto sama."


Mataku membulat dan melihat foto itu lebih detail. Itu foto saat aku baru saja keluar dari kamar Austin setelah masuk melalui balkon. Diam-diam aku menghela nafas lega karena itu bukan foto saat aku melompat ke balkon Austin karena itu pasti sangat mencurigakan. Aku memasang wajah polosku, "Itu saat aku ingin mengetahui apa yang terjadi. Aku mendengar suara tembakan lalu mencari tahu."


Daniel mengangkat sebelah alis matanya. "Anda yakin? Karena perempuan biasa akan lari menyelamatkan diri atau menghubungi polisi terlebih dahulu. Dan perlu saya ingatkan sekali lagi, dalam rekaman sebelumnya tidak terlihat anda masuk ke dalam kamar Austin. Tetapi kenapa anda tiba-tiba muncul dari kamarnya?"

Aku tersenyum lebar ke arahnya. "Aku bukan perempuan biasa. Aku hanya suka dengan hal-hal penyelidikan. Lalu aku muncul dari kamar Austin menggunakan seprai. Jarak balkon kami tidak begitu jauh jadi untuk melihat keadaan di rumah Austin aku menggunakan seprai untuk ke sana. Kau tahu maksudku bukan? Seperti film-film rapunzel." kataku dengan sangat asal. Aku tidak tahu kenapa tapi aku hanya bisa menjelaskan seperti itu. Lagipula jika aku menjelaskan kalau aku melompat ke balkonnya bukannya itu lebih mencurigakan?


"Sekali lagi dengan pertanyaan yang sama. Anda yakin Jane? Karena jika kau yakin, perkataanmu itu bersifat absolut." Ia semakin menyipitkan matanya , mencoba mencari tahu pikiranku dari ekspresi wajahku. Tenang folks, aku sudah terlatih untuk memalsukan ekspresi sebagai bentuk waspada kalau-kalau musuh bisa membaca ekspresi.


Aku mengangguk pasti dengan senyum antusias palsu. "Yeah. Tentu saja."


Daniel memasukkan kembali foto yang ia tujukan tadi namun mataku berhasil menangkap selembar foto yang ada sosok laki-laki yang waktu itu pernah kulihat di CCTV hanya saja ini lebih jelas, tapi memang gelap. "Mr.Phillip." panggilku pelan. Mataku masih terfokus pada foto itu.


Daniel menoleh padaku, "Ya?"


Tanganku menunjuk foto tersebut. "Siapa dia?"


Daniel mengernyit lalu mengambil foto itu untuk di masukkan ke dalam amplopnya secara rapi. "Anda tidak perlu tahu Jane. Ini masih penyelidikan polisi."

Secret HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang