(Bella)
Aku menggigit bibirku pelan sambil menatap ke arah depan. Mataku menganalisa kedua tangan Dean dan Jane yang bergandengan. Mereka berdua terlihat bahagia walau beberapa hari lalu sempat bertengkar. Aku jujur iri melihat Jane yang memiliki pasangan seperti Dean. Mereka bisa bergandengan tangan atau melakukan couple-things dengan mudah dan terlihat wajar sedangkan aku dan Jack tidak bisa.
Kami jarang bergandengan tangan, Jack jarang mengecupku, dan kami jarang melakukan couple-things-to-do seperti pasangan lainnya. Kami memang sering berdua saja tapi kami seperti tidak peduli satu dengan lainnya. Aku bahkan merasa seringkali ada jarak di antara kami berdua.
Aku menoleh saat merasakan sentuhan dingin di pipiku. Mataku melihat kopi dingin yang kupesan berada di hadapanku.
"Kau baik-baik saja?"
Aku mengangguk sebagai jawaban dan mengambil kopi itu dari Jack. Jack menganalisa wajahku lalu melihat Jane dan Dean yang berada di depan kami. Ia menghela nafas dan memasukkan sebelah tangannya yang bebas ke dalam saku celananya. "Sudah kubilang kalau kau tidak ingin melakukan ini kau bisa tinggal di rumah saja."
Aku mengangkat sebelah alis mataku dan menatapnya bingung. "Hah?"
Ia menatapku dengan santai, "Jika kau tidak ingin berbelanja dengan kami, kau bisa tinggal di rumah."
Aku mengigit bibirku pelan. Itu artinya kau tidak mau aku ikut?
Aku menggeleng pelan mengusir pemikiranku itu dan kembali berjalan pelan mengikuti Dean dan Jack yang mulai masuk ke dalam salah satu toko game langganan mereka. Jane berdecak dan menghampiriku yang hanya duduk di salah satu kursi yang tersedia dalam toko itu. "Mereka seperti anak kecil bukan?"
"Maybe." Jawabku asal.
Jane tidak membalas lagi dan hanya memperhatikanku. Ia duduk di sampingku dan menatapku dengan menganalisa. "Sesuatu terjadi?"
"Huh?" Aku mengalihkan pandanganku dari Jack ke Jane yang ada di sebelah kiriku.
"Antara kau dan Jack.."
Aku menggeleng pelan dan tersenyum kaku. "T-Tidak terjadi sesuatu. Yeah.. Kami baik-baik saja."
Jane diam dan meneguk kopinya sendiri. Pandangan matanya melihat ke arah kakaknya dan Dean yang sedang asyik melihat CD game. "Dia pintar dan licik, namun kadang bisa menjadi orang bodoh."
Aku mengernyit tidak mengerti sama sekali apa maksud pembicaraannya. Kami baik-baik saja bukan? Kita sudah berpacaran lebih dari 5 tahun. Rekor ini tentunya memecahkan rekor lamanya aku berpacaran dulu, dan aku yakin kami baik-baik saja.. Atau tidak?
"Kau tahu? Aku baru saja putus dengan Cella."
Aku menoleh ke arah kananku, tepat dimana dua orang laki-laki sedang memilih game zombie di rak sebelah tempat aku duduk.
Pria berambut pirang itu melihat temannya yang berambut hitam pekat dengan sangat terkejut. "Serius?!" katanya dengan mata yang membesar.
Pria berambut hitam itu mengangguk sambil membaca cover bekalang game dengan serius. "Yap."
"Wow dude.. Kau sudah berpacaran dengannya lebih dari 6 tahun!"
"Nah. Kami sudah bosan satu dengan yang lain. Jadi kami memilih untuk putus."
Aku mengernyit dan berpikir dengan sedikit kesal..
Mereka berpacaran 6 tahun dan putus hanya karena alasan bosan? Mereka punya hati atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Holiday
ActionHighest Rank : #51 in ACTION - Secret Series Book 2 : Secret Holiday - (Sequel Secret Girl) Dean mengajak Jane, Jack, dan Bella untuk berlibur bersamanya di California selama sebulan sebelum acara Graduation sekolahnya membuat semua antusias kecual...