(Jane)
Aku memasang microphone kecil di sekitar telingaku. Microphone ini tidak memiliki kabel, hanya berbentuk seperti earbud tanpa kabel. Aku mengeceknya dan mengkonfirmasi dengan Nathan yang berada di seberang ruangan. "Berfungsi kok." Jawabnya dengan santai. Aku mengangguk dan mencoba menenangkan diriku. Jika aku tidak panik atau takut, nah itu kebohongan. Sejujurnya aku takut, takut rencana ini diketahui oleh ZO-1 dan takut menerima hukuman internasional apabila penyusupan kami tertangkap basah. Aku mengintip jalanan kota yang semakin gelap dan mulai sepi dari sisi jendela kamar hotel Nathan.
"Ini rencana singkatnya." Nathan memberikanku sebuah USB yang bisa langsung menyadap data di komputer yang dimasukinya, lalu sebuah alat penyamaran. "Setiap hari kamis malam, Daniel akan pergi mengunjungi keluarganya di pinggir kota. Kau menyamar menjadi cleaning service untuk membersihkan ruangannya. Aku akan berada di mobil untuk memanipulasi semua CCTV di kantornya. Ini kacamata yang bisa menjadi peta kecil untuk menunjukkanmu jalan menuju ruangannya tapi bisa menjadi alat penyamaran juga." Ia memakaikanku sebuah kacamata yang terlihat biasa namun jika kau memakainya ada sebuah gambar peta sebagai petunjuk.
Aku menggunakan imitation-skin yang telah ia siapkan, lalu menggunakan pakaian serta kartu ID cleaning service. "Bagaimana?" Tanyaku pada Nathan.
Nathan menepuk kedua bahuku singkat dan memakai tasnya, "Kita siap."
"Jangan lupa manipulasi CCTV hotel ini!" Peringatanku membuatnya tersenyum sombong. "Aku sudah melakukannya."
Kami berdua mulai berjalan turun ke lobby dengan cara berbeda. Nathan melalui pintu utama dengan lift , sedangkan aku menyusup melalui tangga darurat lalu ke pintu belakang. Kami berhasil mengelabuhi beberapa orang dan bertemu di mobil van hitam milik orangtua Nathan. Nathan mengendarai hingga 3 gedung sebelum kantor Daniel. Ia mengeluarkan laptopnya untuk melakukan hack ke CCTV, memantau apakah Daniel telah keluar. "Clear". Perkataannya membuatku menarik nafas dalam-dalam. "Waktunya kau masuk dan ingat jangan menembak!"
Aku mengangguk dan mulai berjalan keluar mobil. Hari semakin gelap dan jalanan mulai sepi. Aku melihat keadaan sekitar dengan cepat untuk menganalisa sedikit lalu berjalan menuju pintu belakang gedung. Aku menyusup mengambil beberapa peralatan cleaning service lalu berjalan menuju arah kantornya.
"Hei!"
Aku berhenti dan berputar melihat seorang pria menghentikanku. "Ya?" Jawabku dengan suara samaran. Aku melihat pria itu setenang mungkin. Pria itu menyelidiki wajahku lalu mengulurkan tangannya. "ID."
"Ah, maaf aku baru disini. Temanku sedang sakit, ia memintaku untuk menggantikannya." Jelasku singkat sambil menyerahkan kartu ID yang dibuat Nathan. Pria itu memeriksanya dan sesekali menyocokan wajah di kartu dengan wajahku. Beberapa detik kemudian ia tersenyum dan mengembalikan IDku. "Sorry Ms.Marie. Tapi Mr.Phillip tidak suka ruangannya di bereskan pada malam hari."
Lalu sekarang apa? Kataku dalam hati.
Aku berpikir cepat dan menyimpan kembali kartu ID ku. "Oh, baiklah. Aku akan membereskan lantai berikutnya." Aku tersenyum dan memperhatikan sekitar.
Tidak ada orang.
Aku menaikkan tanganku untuk mengarahkan jam tanganku pada punggung pria itu yng sudah memunggungiku. Untung saja aku menggunakan jam tangan rancangan Jack yang bisa menembak. Aku tersenyum licik lalu membidik lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Holiday
ActionHighest Rank : #51 in ACTION - Secret Series Book 2 : Secret Holiday - (Sequel Secret Girl) Dean mengajak Jane, Jack, dan Bella untuk berlibur bersamanya di California selama sebulan sebelum acara Graduation sekolahnya membuat semua antusias kecual...