Epilog...
5 tahun kemudian..
(Jane)
"Jane Bells?"
Aku menoleh dari handphoneku dan melihat seorang laki-laki yang berdiri menghadapku dengan gugup. Sesekali matanya melihatku dengan penuh ketakutan bahkan tangannya bergetar. Laki-laki itu setinggi Jack dengan mata hitam gelapnya. Ia berdiri tegap namun terlihat sangat ragu.
Apakah aku menyeramkan??
Tenanglah folks aku tidak akan membunuhmu...
Aku berdeham untuk menarik perhatiannya. "Felix right?" Kataku sambil menebak namanya. Aku ingat kalau beberapa bulan lalu aku sempat ditunjuk untuk melatihnya karena ia adalah agent yang berubah profesi dari agent analisis menjadi agent lapangan.
Ia mengangguk dan melihat sekitar kami yang tidak teralu ramai, hanya ada beberapa orang yang duduk di sana untuk refreshing dari tugas agent yang menumpuk. Oh! Aku sedang berada di markas besar ZO-1 yang baru-baru ini diresmikan sebagai markas besar kedua.
Ia menarik nafasnya dan melihatku tepat di kedua mataku. "Jane Bells, I-I love you.. Will you be my girlfriend?"
Nah.. Ini seperti dejavu bagiku. Dulu sekitar 5-6 tahun yang lalu seorang laki-laki yang paling ada untukku mengucapkan hal yang sama.. Kataku dalam hati sambil mengingat kejadian itu. Kejadian yang selalu menjadi moment terbaikku.
Aku tersenyum tipis dan berdiri sambil menghabiskan kopi di gelasku. "Thanks for your feeling Felix... But..". Aku menaikkan tangan kiriku dan menunjuk cincin kecil yang melingkar di jari manisku. "Sorry.." Kataku dengan perasaan bersalah.
Ia menggeleng dengan cepat, "Ehm.. Maaf sudah menganggumu Jane. Aku tahu ini tidak akan berhasil, aku hanya ingin tetap mencobanya. Ehm.. Aku kembali dulu untuk melaksanakan tugasku kembali." Ia tersenyum singkat sebelum akhirnya ia membungkuk sopan padaku.
Aku mengangguk dan membiarkan dia pergi ke arah lift. Aku menghela nafas dan melipat kedua tanganku selagi pikiranku kembali melayang. "Yang dia lakukan hanya memberikanku cincin ini sebelum berpisah. Kenapa dia tidak segera kembali." Bisikku pelan sambil berdecak.
Kakiku melangkah pelan menuju lift sambil pikiranku berputar ke memori di mana hari kami berpisah 5 tahun lalu. Aku menekan pintu lift dan menunggunya terbuka. Kakiku melangkah masuk dan aku menutup pintu lift kembali karena hanya aku yang berada di lift ini.
Kami berpisah di Bandara..
Aku memeluknya dengan erat dan ia membisikkan sesuatu untukku mengenai dirinya akan segera kembali. Namun ucapannya itu hanya palsu... Aku sudah menunggunya selama 5 tahun tapi ia tidak kembali. Kami jarang berbicara menggunakan telepon, text, e-mail, atau skype karena perbedaan waktu dan juga kesibukan kami masing-masing. Saling mengunjungi pun tidak pernah. Setelah masa-masa kuliah yang sibuk itu lewat pun ia semakin jarang menghubungiku, mungkin hanya aku yang berharap ia kembali. Aku bahkan hanya melihat kabarnya melalui majalah mengenai status prodigynya terungkap dan ia berhasil melewati masa-masa kuliah dalam waktu 2,5 tahun. Perusahaan ayahnya sekarang sudah berada di tangannya dan ia mulai memperluas bisnisnya itu ke berbagai negara. Tapi tidak pernahkah ia berpikir untuk kembali? Walau hanya sebentar untuk melihatku atau ayahnya?
Ayahnya bahkan sering mengunjungi kami dibandingkan dirinya. Dia pikir siapa dirinya? Dasar pria bodoh.. Dean the stupid boy.
Inilah kenapa aku benci hubungan jarak jauh... Kenapa juga aku mempertahankannya?
Aku bisa saja menerima sederet perasaan pria yang menembakku sejak aku di perkuliahan atau seperti tadi saat Felix menyatakannya. Kenapa juga aku menunggunya yang tidak mengingatku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Holiday
ActionHighest Rank : #51 in ACTION - Secret Series Book 2 : Secret Holiday - (Sequel Secret Girl) Dean mengajak Jane, Jack, dan Bella untuk berlibur bersamanya di California selama sebulan sebelum acara Graduation sekolahnya membuat semua antusias kecual...