(Jane)
Aku berlari menyusuri tangga dengan cepat lalu mengendap-endap keluar untuk bermain ke rumah Austin setelah Austin mengirim pesan singkat kalau Merry dan Harrold membuat afternoon-tea-time.
Merry memanggang beberapa jenis kue yang secara tidak sengaja wanginya tercium olehku yang sedang bersantai di balkon kamar sambil bermain laptop. Bukan bermain, lebih tepatnya meneliti data pemilik mobil yang dikirim Nathan semalam. Aku mencium bau itu lalu mengirim pesan singkat pada Austin yang dibalasnya dengan cepat. Ia mengundangku datang untuk acara kecil-kecilannya dannn... disinilah aku di depan rumahnya dengan sedikit cemas kalau-kalau Dean tahu aku lagi-lagi mampir ke rumah Austin tanpa memberitahunya.
Aku menekan bel lalu menunggu. Tidak lama kemudian Austin membuka pintu dan tersenyum. "Oh hai, cepat juga" katanya dengan tawa kecil.
Aku mengulum senyum, "Aku tidak bisa menghiraukan tawaran manis semanis kue." Kataku sambil mencium bau kue yang semakin membuatku tergoda.
Austin tertawa dan menyuruhku masuk. Aku berjalan mengikuti Austin yang memimpin jalan menuju taman rumahnya yang sudah di rapikan.
"Good Afternoon Harrold and Merry!" Sapaku riang melihat suami-istri yang sedang asik meneguk teh.
"Oh! Good Afternoon Jane." Harrold tersenyum sambil memainkan cangkirnya. Merry mengulurkan sepiring penuh kue, mulai dari kue kering hingga kue panggang yang membuatku menelan ludah dan harus mengingat etika sopan santunku kembali.
Austin mengambil salah satu kue lalu memberikannya padaku. "Coba yang ini. Ini sangat enak."
Aku mengambilnya dan memakan kue itu pelan. Kue kering yang aku tidak tahu namanya itu berbentuk bulat dengan kismis dan kacang di dalamnya. Aku menatap Merry dengan senyum yang sangat lebar, kedua ibu jariku terangkat ke arahnya, "Ini sangat enak."
Merry tertawa kecil, "Terima kasih Jane. Oh! Akan kubungkuskan untuk kau bawa pulang kebetulan aku memanggang lebih." Merry berdiri dengan senyum lebar lalu berjalan masuk ke dalam dapur. Melihat Merry yang berjalan masuk, Harrold menyusul Merry masuk ke dalam meninggalkan kami berdua dalam keadaan hening.
Aku berdeham saat merasa suasana di sekitarku semakin sepi. "Bagaimana dengan kasus itu?" Kataku sambil memainkan jemariku di cangkir teh yang sangat elegant.
Austin mengangkat sebelah alis matanya, "Kau selalu menanyakan kasus itu."
Aku menelan ludahku dan tersenyum kecil. Aku sudah menduga suatu saat Austin akan bertanya tentang itu padaku. Aku menatapnya dengan antusias palsu yang kuharap ia melihatnya sebagai antusias asli. "Karena aku suka mengenai pemecahan kasus. Bukankah itu seru? Aku ingin menjadi salah satu orang yang bisa meneliti kasus-kasus." Jelasku asal. Well, aku memang berminat dalam bidang itu tapi aku lebih memilih Agent. Bertarung menggunakan handgun dan menjalankan misi rahasia itu sangat seru dibanding hanya meneliti kasus yang terjadi.
Ia mengangguk pelan, "Berarti aku harus membantumu dengan rasa antusiasmu?"
"Nah kau tahu maksudku." Aku tersenyum kecil.
Austin tertawa kecil lalu meminum tehnya. "Well, polisi belum memberiku keterangan lebih lanjut. Mungkin mereka sedang sibuk atau apalah aku tidak tahu tapi aku merasa aneh saat aku ke kantor kemarin."
Kali ini perhatianku beralih pada Austin secara penuh. Austin berdeham dan memajukan wajahnya ke arahku. "Kau bisa menjaga rahasia?"
Aku mengangguk cepat karena tidak sabar.
"Aku melihat mobil yang ditunjukan polisi kemarin di lapangan parkir basement kantorku." Katanya dengan serius.
Kali ini mataku membulat. Aku harus meminta Nathan membajak atau melakukan hack ke kantor Austin untuk rekaman CCTV . Tunggu.. Apa kantornya mendata setiap orang yang datang? Kalau iya, aku bisa meminta Nathan mendapatkan data tersebut bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Holiday
ActionHighest Rank : #51 in ACTION - Secret Series Book 2 : Secret Holiday - (Sequel Secret Girl) Dean mengajak Jane, Jack, dan Bella untuk berlibur bersamanya di California selama sebulan sebelum acara Graduation sekolahnya membuat semua antusias kecual...