Chapter 16

789 64 0
                                    

(Jane)

"Jane!"

Aku terbangun saat mendengar namaku diteriakkan dengan cukup keras. Aku tersentak dan terjatuh ke lantai yang dingin dari posisi tidurku yang aneh di sofa. Mataku masih melihat sekitarku dengan kaget saat aku menyadari Dean tertawa melihatku. Aku berdecak dan menggacak rambutku yang sudah kusut. "Oh God.." Gumamku pelan dengan sedikit kesal karena tingkah anehku sendiri. Aku mengusap wajahku singkat dan menyambut uluran tangan Dean yang membantuku berdiri. "Thanks" kataku pelan sambil terus merapikan baju serta rambutku yang sudah mencuat kesana kesini.

"Jane!" Teriakan itu membuatku berjalan menuju pintu dan mengintip ke arah koridor.

Aku membuka pintu dan melihat Bella, Jack, Nathan, bahkan Austin berada di lorong mencari-cari pintu dimana ruanganku berada. "Here!" Teriakanku membuat keempat orang itu berputar melihatku dan langsung menghampiriku dengan tidak sabar.

"Kau baik-baik saja?" Jack menatapku khawatir dan mendorongku masuk ke dalam ruangan.

Aku mengangguk dan menatap mereka polos. "Yup."

"No." Jawab Nathan bersamaan denganku. Ia meraih tanganku yang sedikit diperban dan menunjukkan luka gores peluruku yang berhasil ku sembunyikan dengan rambutku yang panjang. "See?"

"Oh Damn." Balas Jack dengan tidak senang.

Aku mengabaikan Jack yang sudah mulai mengeluarkan ceramah panjang lebarnya yang hanya didengarkan oleh Dean dan Bella namun tidak diperdulikan oleh Nathan. Aku menghampiri Austin dan menatapnya ragu. "Hei."

"Hei." Balasnya dengan nada yang sama. Ia menggaruk punggung lehernya dan menatapku lagi. "So.... Kau seorang agent?" Tanyanya kaku.

Aku menghela nafas dan mengangguk pelan. "Sorry aku tidak memberitahumu."

Ia menggeleng dan tersenyum, "Tidak masalah. Secret Agent berarti agent rahasia kan? Rahasia berarti memang tidak diberitahukan, Jane.." Ia tertawa kecil dan kembali melihatku, "Aku sudah dengar semuanya dari Jack dan Nathan saat di perjalanan. Dan.. Thanks kau sudah melindungiku beberapa kali..." Ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum tulus.

Aku menyambut uluran tangannya dan membalas senyumnya. "Tidak masalah bagiku. Maaf aku sudah berbohong."

Ia menggeleng, "Tidak masalah. Oh ya, Mr. Phillip meminta kami membangunkan kalian dan mengajak kalian ke kantornya untuk membahas sesuatu."

Aku mengangguk pelan. "Okay."

Setibanya kami di kantor Daniel, Daniel menyambut kami dengan ramah dan menutup pintunya dengan rapat. Ia mempersilahkan kami duduk sesuka kami yang membuatku berakhir duduk di lantai di depan Dean yang duduk di sofa. Aku lebih menyukai dinginnya lantai dibandingkan sofa yang empuk karena dinginnya lantai bisa membuat otakku berpikir dingin atau setidaknya jernih. Aku melipat kedua kakiku dan melihat Daniel yang sedang mencari sesuatu di tumpukan file-file di mejanya.

"So...?" Kataku dengan tidak sabar.

Ia melihatku sejenak dan terus mencari file yang aku sendiri meragukan kalau benda itu ada di tumpukan file lainnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya ia menemukan file yang ia cari. Ia membukanya dan mengambil selembar kertas untuk mengulurkannya pada kami semua yang rangsung berhasil ku rebut. "Itu data pria semalam. Namanya Victor Michaels. Seorang pengangguran yang tercatat mengalami beberapa hukuman karena tindak kriminal yang ia lakukan."

Mataku nyaris melotot saat melihat laporan tindak kriminal yang pria itu sudah lakukan. Pembunuhan berantai, pembunuhan politikus, perampokan bank besar, pembunuh bayaran, bahkan sampai mutilasi. Ini gila !

Secret HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang