(Jane)
Aku menarik nafas panjang lalu meraih handgun di punggungku. Okay here we go...
Aku berjalan pelan untuk menyusuri rerumputan liar yang tumbuh di sekitar gudang tua lalu mengintip dari balik sela-sela papan yang menutupi sebuah lubang besar di bagian belakang gudang tua tersebut. Aku melihat seseorang bertubuh besar memunggungi ku dari tengah ruangan. Di sebelah orang tersebut ada sebuah kursi kayu tua yang penuh dengan tali. Aku melihat keadaan sekitarku lalu kembali melihat keadaan dalam gedung itu yang ternyata cukup ramai dengan orang-orang bertubuh besar maupun berwajah sangar. Otakku berputar dan mencari sebuah ide yang bisa menolongku walau peluang yang ada sangatlah kecil. Jika aku ingin bertindak cepat maka aku harus mendobrak masuk dan melawan mereka tapi di situlah aku tidak bisa menggunakan ide itu karena mereka ramai sedangkan aku sendirian. Sebenarnya tidak benar-benar sendirian tapi Bella sedang menjaga Harry. Aku menghela nafas dan menyalakan GPS handphoneku dengan cepat lalu meninggalkan pesan singkat pada Nathan. Aku yakin pria itu mengerti kodeku dan segera melaksanakan tugasnya begitu ia bangun. Aku hanya perlu berharap ia tidak tidur teralu lama.
Aku mengecek peluru cadanganku dan beberapa bom asap kecil yang aku bawa tadi di dalam kantung celana. Aku mengikat sepatuku sekali lagi dengan kencang dan mengikat rambutku setinggi mungkin agar tidak mengangguk pergerakanku. Aku berjalan lebih jauh dan menemukan sebuah pohon yang besar dan langsung mengarah ke dekat jendela di lantai 2. Aku berdecak pelan saat menyadari aku tidak punya pilihan lain selain memanjat pohon tersebut untuk masuk. Tanpa menunggu apapun lagi aku memanjat pohon yang besar itu untuk bisa menerobos ke lantai 2 langsung. Butuh beberapa menit untukku sampai di atas pohon dan mengintip keadaan sekitar jendela. Aku menunggu sejenak untuk memperhatikan apakah ada seseorang atau hanya sekedar suara langkah seseorang yang berada di dekat sana. Begitu menurutku keadaan baik-baik saja aku melompat masuk dan segera berjalan tanpa suara menuju kardus yang tertumpuk di dekatku.
"Kau dengar suara itu?"
Aku berdecak dan menunduk untuk berjaga-jaga sambil mempersiapkan handgunku.
"Mungkin hanya kucing." Jawab pria lainnya.
Aku mengintip pelan dan melihat mereka yang berbalik meninggalkan ruangan ini. Aku menghela nafas dan memasang alat peredam di handgunku. Kakiku berjalan pelan menyusuri ruangan dengan memperhitungkan kalau-kalau mereka berbalik melihatku tapi ternyata mereka tidak melakukannya. Aku membidik pelan dan menembak mereka berdua dengan cepat.
Bzzt!
Aku tersenyum puas saat melihat mereka tergeletak di lantai yang dingin. Aku menghela nafas dan mulai menggeledah badan mereka berdua. Aku menemukan beberapa barang dan memutuskan mengambil sebuah handgun dan kunci. Aku melihat keadaan sekitar dan kembali berjalan menyusuri koridor besar yang terbuka langsung dengan lantai 1.
Aku menghela nafas saat menyadari ternyata jumlah penjahat dalam gedung ini tidak teralu banyak. Mungkin ia tidak ingin membuatnya teralu terlihat atau tidak memiliki dana lebih. Tapi kurasa faktor kedua tidak berlaku secara aku tahu jelas sang pelaku memiliki uang yang sangat banyak. Tapi karena hartanya itulah yang membuatnya gila akan uang. Ia ingin uang lebih dan lebih karena takut kalau-kalau suatu hari ia jatuh miskin.
Bang!
Aku meringis pelan saat merasakan sebuah peluru melewati kulit tanganku. Aku menjatuhkan handgunku dan menatap arah peluru itu berasal dengan tajam. "Boss! Kami menemukan penyusup!" Katamya tegas pada walkie-talkie di tangannya.
Kenapa aku tidak menyadari keberadaannya atau sekedar mendengar langkahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Holiday
ActionHighest Rank : #51 in ACTION - Secret Series Book 2 : Secret Holiday - (Sequel Secret Girl) Dean mengajak Jane, Jack, dan Bella untuk berlibur bersamanya di California selama sebulan sebelum acara Graduation sekolahnya membuat semua antusias kecual...