Z•19 | Nasehat si Pinter Geo

16K 1.5K 517
                                    

Semalam mau up, tapi pas lagi ngedit chap ini, gak sadar ketiduran wkwk. Jadi baru sempat subuh ini😌

.

Happy Reading 💞

🌱🌱🌱

Lala jadi merasa sedikit tak nyaman berada di Mansion Zegran. Setelah ucapan Geo yang seolah membandingkannya dengan Ellyn--adik kelasnya. Semua orang malah menahan tertawa, kecuali Zegran, Noah, Gilang dan Zena yang tetap menampilkan wajah datar. Serta Ghea yang menegur Geo karena merasa jika perkataan putra bungsunya tidak sopan. Berbeda dengan ketiga aib Antranos yang tertawa ngakak dengan hebohnya. Jangan lupakan Banu yang juga ikut-ikutan.

Meskipun Ghea pun ingin tertawa setelah mendengar ucapan Geo, ia tetap menegur sang putra. Biar bagaimana pun, Lala tetaplah tamu di Mansion-nya. Ia menasehati Geo agar meminta maaf. Tapi....

"Maaf ya, kak. Geo udah gak sopan. Meskipun omongan Geo tadi benel dan jujul." Anak itu memang meminta maaf. Tapi ia tidak mau jika pengakuannya tentang tampang Lala tadi harus ditepis. Ia seolah menegaskan jika Lala memang tidaklah secantik 'Kak Vael-nya.'

'Adek ipar terbaik emang,' batin Ellyn kesemsem.

Lala hanya bisa menjawab dengan canggung. "I-iya gapapa. Lala gapapa, Tante," ucap gadis itu pada ibu dari Zegran.

"Maklumin aja, La. Bocah soalnya," celetuk Utroy juga merasa kasihan pada Lala.

Para anak-anak remaja itu, begitu betah berada di Mansion keluarga Raveenzy. Karena fasilitas yang lengkap layaknya hotel bintang lima, serta makanan yang serba ada.

"Kalian mau makan makanan apa aja, langsung bilang sama Bi Rati ya? Nanti bakal dibuatin kok." Ucapan dari Ghea membuat mereka semakin betah.

Sekarang sudah malam hari. Dan Lala pun masih ada di Mansion keluarga Raveenzy. Tugas mereka baru saja selesai. Bersamaan dengan itu, deru mobil yang berhenti di depan rumah, membuat Geo langsung berlari keluar dengan tubuh montoknya.

"PAPI PULANG!!" teriak Geo senang.

Ya, Zergio baru pulang dari kantor. Hari ini ia memang pulang lebih lambat dari biasanya. Biasanya laki-laki itu pulang jika bukan sore, pasti saat jam makan siang. Ia lebih suka membawa pekerjaannya di rumah agar bisa bekerja sambil melihat wajah sang istri.

Geo masuk kembali dengan keadaan berada di gendongan sang ayah. Lala sampai tak berkedip melihat karisma dan aura Zergio yang benar-benar strong.

'Pantes aja Zegran kaya gitu. Papinya aja aura nya kuat banget,' gumam Lala dalam hati.

"Eh, dah pulang Om?" Arka menyambut dengan wajah sok polosnya. "Gak ada cuan atau apa gitu, hehehe."

Zergio melirik sinis. "Cuan pantat lu hitam," ketus Zergio menghampiri istrinya yang memang segera menghampirinya untuk menyambut.

"Sadis bet omongannya si Om." Untung saja Arka itu sabar ya teman-teman!

Setelah mendaratkan kecupan di kening dan bibir istrinya, ia kembali menoleh pada teman-teman putranya.

"Ngapain kalian sekampung ke sini semua?"

"Astaghfirullah, Om. Gak boleh gitu ama tamu. Tamu adalah Raja dan Ratu. Bener kan, Tante?" tanya Utroy meminta persetujuan Ghea dengan puppy eyes nya.

Ghea terkekeh. "Iya iya. Gak usah peduliian omongan Om Gio. Anggap aja rumah sendiri."

Ghea menggandeng lengan suaminya untuk meninggalkan ruang tamu. "Ayo masuk. Bersih-bersih abis itu makan malam sama anak-anak," titah Ghea lembut. Zergio tentu menurut dengan senang hati.

ZEGLYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang