5

2.2K 137 3
                                    

Selamat membaca 😊
Semoga suka 🙂

.

.

.

.

.
Seorang gadis sedang berjalan sendirian di pinggiran kota menikmati angin malam yang cerah. Merapatkan jaket yang di kenakan saat udara dingin mulai berhembus. Berangin namun langit cerah dengan bertaburan bintang.

Saat gadis itu melewati gang sepi dekat dengan kompleks perumahan nya dia mendengar seperti seseorang minta tolong. Gadis itu memberhentikan langkahnya dan melihat dengan teliti dalam gang itu. Melangkah dengan perlahan mendekati gang itu semakin suara itu terdengar.

Betapa kaget gadis itu setelah melihat lebih dekat lagi, disana di depan matanya dia melihat seseorang yang dikenalnya sedang dilecehkan oleh beberapa orang preman.

Dengan perasaan marah gadis itu mendekat kearah preman-preman itu yang sedang mencoba melecehkan seseorang dengan perbekalan kayu balok yang di ambilnya dari tempat itu.

.

.

.

.

.

.

Shani segera turun dari taksi online yang dipesannya dan segera berlari kedalam rumah mewah tujuannya.
Membuka pintu kasar yang beruntung nya tidak terkunci, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari seseorang yang ingin ditemuinya.

Berlari menuju kelantai atas membuka salah satu kamar disana, melihat seseorang yang ingin ditemuinya sedang menangis dipojok kasur dengan memeluk lututnya.

Di kamar itu ada beberapa orang yang dikenal nya salah satu nya adalah Jinan, teman sekolah nya.
Shani berjalan mendekat kearah gadis yang sedang menangis disana.

"Cin"panggil Shani pada gadis itu seraya mendekati nya. Memeluk nya dengan erat mengusap-usap punggung sang sahabat. Yang di balas oleh tangisan sang sahabat.

Kabar yang di berikan oleh Jinan padanya tentang apa yang terjadi pada sang sahabat membuatnya sangat kawathir dan memutuskan untuk langsung mendatangi rumah sang sahabat.

.

.

.

Setelah menenangkan Cindy sang sahabat yang kini sudah tertidur dengan lelap. Shani mengecup kening Cindy dengan sayang. Baginya Cindy sudah dianggapnya sebagai keluarga nya sendiri.

Shani memandang Jinan dengan tatapan marah. Mendekati nya dan menampar gadis itu di depan orang tua Cindy.

"Lo gak nepatin janji Lo ji"marah Shani pada Jinan. Sedang Jinan hanya diam menerima kemarahan Shani padanya.
"Lo gak bisa membuktikan omongan Lo sama gue"
"Lo gak bisa membuktikan apapun dari omongan Lo"
"Lo buat sahabat gue seperti ini ji"Shani mendorong-dorong bahu Jinan dengan telunjuk nya. Shani begitu kecewa dengan dirinya sendiri karena belum bisa menjadi sahabat yang bisa selalu ada buat sang sahabat.

.

.

.

.

Shani duduk termenung di atas kasur nya. Tanpa menyadari seseorang yang kini sudah duduk disampingnya memperhatikan nya dengan kawathir.

"Shan"panggil orang itu pada Shani yang mengagetkan Shani dari renungan nya.

"Eh Abin. Ada apa? Kamu lapar? Aku masakin dulu ya"Shani hendak turun dari ranjang namun di tahan oleh Anin. Gadis itu memeluk Shani erat mengelus rambut Shani.

"Semua pasti baik-baik aja Cani. Cindy gadis yang kuat kan. Kamu percaya kan sama sahabat kamu."mendengar itu Shani membalas pelukan dari sang kekasih itu dengan sama eratnya.

"Aku gak bisa jadi sahabat yang baik buat Cindy. Aku belum bisa menjaga nya Abin."Shani menangis dalam pelukan kekasih nya itu. Anin terus menenangkan gadisnya itu dengan pelukannya.

.

.

.

Pria paruh baya itu sedang menunggu seseorang di ruangan pribadinya. Ingin mendengar berita dari salah satu anak buahnya.

Suara ketukan pintu terdengar dan setelahnya pintu itu terbuka, menampilkan seorang pria berumur sekitar 20an masuk ke ruangan itu.

"Bagaimana?"tanya pria paruh baya itu tanpa basa basi.
"Tidak ada yang mencurigakan. Dia masih mengikuti perintah anda."jawab pria muda itu. Pria paruh baya itu mengangguk dan menyuruh pria muda itu pergi.

Setelah pria muda itu keluar dari ruangan itu dia tersenyum smirk.
"Mana mungkin aku membiarkan adik kesayangan ku berada dalam kontrol mu. Aku akan melindungi nya semampuku dari kakek tua brengsek seperti mu."

.

.

.

.

Jinan masih setia mengunjungi kediaman Cindy. Keadaan gadis itu sudah lebih baik dari kemarin-kemarin. Bahkan gadis itu juga sudah bisa diajak bicara seperti dulu.

"Aku bawa ice krim kesukaan mu"Jinan menyerahkan bungkusan ice krim itu pada gadis di sebelah nya.

Cindy memakan ice itu dengan tenang. Jinan yang melihat itu tersenyum tipis. Senang karena gadis itu sudah bisa banyak tersenyum.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC .
🙂🙂 Maaf aku kembali dengan cerita yang jelek 😐
Semoga suka 🙂
Kritik dan sarannya jngan lupa 🙏

our secrets 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang