Selamat membaca 😊 semoga suka ☺️
Shani mendorong tubuh Anin keras sehingga membuat gadis itu terpaksa menghentikan ciumannya.
Plaakk
Suara tamparan menggema di dalam kamar mandi.
"Apa yang kamu lakukan hah!"
"Kamu mau membunuhku!"
Anin mengepalkan tangannya kuat. Menundukkan kepalanya tak menatap wajah Shani yang sedang marah padanya.
Shani berdiri dan berjalan melewati Anin. Namun cekalan di tangannya menghentikan langkahnya. Menatap orang yang mencekal tangannya itu.
"Kamu yang ingin membunuhku Shan"
Anin berucap dengan suara lirih namun masih dapat didengar oleh Shani.
"Kamu membunuhku dengan semua cara mu ini Shan!"
Suara Anin mulai meninggi dan terlihat jelas di wajahnya jika gadis itu sedang menahan amarahnya yang ada.
"Dengan sepihak memutuskan hubungan kita tanpa adanya penjelasan yang jelas!"
"Pergi dari hidupku dengan membawa semua cinta ku Shan"
"Kembali seenaknya dengan membawa harapan yang tak bisa aku gapai lagi!"
"Sesukamu bermesraan dengan orang lain di depan mataku tanpa memperdulikan perasaan ku!"
"Aaaaaaaarrrghhhhhhh"
Anin berteriak sehingga membuat suaranya menggema di dalam kamar mandi itu.
Shani menatap sendu gadis didepannya ini. Hatinya sakit melihat gadis kesayangannya terluka seperti itu. Air mata sudah melupuk dan siap terjatuh namun ia menahannya. Dirinya tak boleh menangis di depan Anin. Tidak sekarang.
Shani melepaskan cekalan tangan Anin dari tangannya. Berjalan kearah pintu dan membuka nya. Sebelum keluar dirinya menghela nafasnya agar sedikit lebih tenang.
"Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini. Aku gak mau mamah tau kita sedang berantem."ucap Shani pada Anin dan meninggalkan kamar mandi.
.
.
Jinan dan Cindy sedang berjalan bersama di trotoar menuju ke rumah mereka. Yah sudah satu tahun ini mereka tinggal bersama di rumah Jinan. Tentu saja dengan Jinan meminta ijin terlebih dahulu dengan orangtuanya Cindy.
Cindy melingkar kan tangan nya di lengan Jinan. Menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu. Mereka berjalan bersama dengan suasana malam yang sangat mendukung. Sinar bulan yang memancar terang dengan berteman kan para bintang.
"Cin. Aku berencana setelah wisuda nanti, aku ingin hubungan kita jalan ke jenjang yang lebih serius lagi."
Ucapan dari Jinan membuat Cindy menghentikan langkahnya dan itu membuat Jinan ikut menghentikan langkahnya juga dan menatap kekasihnya itu.
"Ada apa?"tanya Jinan.
Cindy menundukkan kepalanya tak berani menatap kekasihnya. Jinan yang melihat itu menjadi kawathir.
"Kamu belum siap ya?"Cindy masih diam tak menjawab pertanyaan dari Jinan.
Jinan merengkuh tubuh kekasihnya. Memeluk kekasihnya erat, mengusap-usap punggung gadis nya.
"Aku minta maaf. Aku gak akan memaksa jika kamu belum siap cin."Jinan semakin mengeratkan pelukannya.
"Maaf."Cindy bersuara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
our secrets 🔞
Cerita Pendekkita memang berbeda .. kita juga terlihat tak bersama .. tapi jangan hanya melihat dari apa yang kita lakukan .. lihatlah hati kita yang selalu bersama ..