Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
Anin sedang berada di sebuah rumah mewah, duduk di sofa ruang keluarga di rumah itu. Menikmati cemilan yang sudah disiapkan di atas meja serta segelas jus.
Saat sedang asyik memakan cemilan tepukan di pundak mengagetkan Anin yang membuat gadis itu berteriak kaget. Sedang yang jadi tersangka dari kekagetan Anin hanya tertawa.
"Astaga kak, kalo sampai aku mati jantungan gimana hah?!"marah Anin pada orang yang di panggil kakak itu.
"Ya pacar kamu aku ambil lah, kan enak dapet bidadari"canda sang kakak yang membuat Anin melototkan matanya.
"Enak aja. Aku hantuin kakak sampe tujuh turunan"sebal gadis itu yang membuat sang kakak tertawa kencang.
"Kakak gak mungkin lah mengambil apa yang menjadi kebahagiaan dan kehidupan kamu"ucap sang kakak seraya mengelus rambut Anin.
"Kakak akan menjaga kalian sekuat kakak"Anin yang mendengar itu segera memeluk sang kakak."Makasih kak, cuma kakak yang ngertiin aku disini."
.
.
Shani, Cindy dan gracia duduk di kantin. Mereka bercanda bersama. Keadaan Cindy sudah lebih baik dan mulai masuk sekolah dari dua hari yang lalu.
Saat asyik bercanda ada murid yang tidak sengaja menumpahkan minumannya disampingnya Shani sehingga Shani juga ikut terkena air itu.
Gracia yang melihat itu dengan cekatan mengelap bekas air di baju Shani.
Cindy yang melihat itu menatap mereka berdua dengan tatapan curiga.Dari kejauhan Anin dan Jinan memperhatikan apa yang di lakukan oleh Gracia. Jinan menepuk pundak Anin.
"Jangan menyimpulkan dari apa yang Lo lihat karena itu belum tentu sama dengan yang Lo fikirkan"setelah mengatakan itu Jinan berjalan menghampiri Shani, gracia dan Cindy.
Anin menghela nafas mencoba menetralkan perasaannya yang tak menentu. Menampik dikiranya yang sudah berlalu lalang.
Menyusul Jinan dan bergabung dengan yang lainnya..
.
Shani mencoba untuk menelfon seseorang berkali-kali namun tak ada jawaban. Mencoba lagi dan lagi namun tetap sama.
"Dia kenapa sih? Kenapa telfon ku gak diangkat?"Shani melempar handphone nya ke kasur.
Shani bingung dengan seseorang yang sedang di fikirkan nya , kenapa orang itu, kenapa tiba-tiba jadi cuek dengan nya. Apa dirinya berbuat salah sampai-sampai dia di cuekin.
Ini sudah ketiga harinya Shani tak mendapat kabar dari Anin sang kekasih. Bahkan gadis itu tak pulang ke apartemen mereka.
Disekolah pun juga sama. Shani mencoba untuk mencuri-curi perhatian pada Anin, namun Anin hanya cuek saja.
Bukan marah yang Shani rasakan namun lebih ke kawathir dan takut akan keadaan gadisnya itu. Apakah dirinya berbuat salah sehingga gadisnya itu mendiamkan nya.
Mencoba kembali menghubungi nomor Anin namun sama tak ada jawaban. Bahkan kini nomor itu tidak aktif lagi.
Menghela nafas berdoa semoga saja gadisnya itu baik-baik saja.
.
.
Dilain tempat Jinan sedang memperhatikan seorang gadis yang berada di sebrang balkon kamarnya. Ya balkon kamarnya dan balkon gadis itu hanya terpisah oleh balkon tetangga mereka.
Menatap dan memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh gadis itu. Tersenyum saat melihat gadis itu tertawa entah karena apa.
Saat tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Mereka sama-sama diam saling menyelami tatapan dari masing-masing.
Hanya beberapa saat saja. Jinan tersadar akan itu dan tersenyum tipis melambaikan tangannya ke gadis itu yng di balas sama olehnya. Gadis itu kembali melanjutkan kegiatannya.
.
.
Anin gadis itu sudah empat hari berada jauh dari Jakarta jauh dari gadis kesayangan nya tanpa mengabarinya. Telfon genggam nya hilang jatuh entah kemana saat dirinya lengah.
Seseorang mendekati Anin dan duduk disamping gadis itu.
"Gimana keadaan mu? Sudah lebih baik?"Anin yang mendapat pertanyaan itu hanya mengangguk saja."Kenapa diam saja? Merindukan gadis mu? Hmm?"lagi Anin hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu.
"Tunggu sampai keadaan kembali normal"
"Kamu harus sedikit menjauhi nya. Kalo kamu ingin dia tidak kenapa-kenapa"Anin hanya bisa mengangguk dan menurut akan perkataan orang disampingnya itu.Sungguh Anin sebenarnya sudah sangat merindukan gadisnya. Ingin segera memeluk gadisnya. Mendengar suaranya yang bagai candu baginya. Melihat lesung pipinya yang sangat manis menurut nya.
Namun dia juga harus memikirkan keselamatan gadis kesayangan nya itu. jika dia gegabah bisa-bisa gadisnya berada dalam bahaya.
.
.
Gracia melihat Shani sedang melamun tak mendengarkan apa yang di katakan olehnya ataupun Cindy sahabat nya yang duduk disampingnya itu.
"Shan. Lo kenapa diam aja dari tadi? Kesambet baru tau rasa Lo"suara Gracia membuyarkan Shani dari lamunannya.
"Hah? Apa? Kenapa ge?"Shani bertanya pada gadis didepannya itu. Yang di balas gelengan Saja.
"Kamu kenapa sih Shan? Ada masalah?"Cindy bertanya pada sang sahabat.
"Aku? Aku gak kenapa-kenapa kok"
"Bener deh aku gak apa-apa kok. Hanya kurang tidur aja semalem ngerjain tugas dari pak Yuda sampe malem banget"Shani terpaksa berbohong. Gracia dan Cindy pun mengangguk mengerti..
.
Shani berdiri di samping pagar pembatas di balkon kamarnya. Menatap langit malam dengan sejuta pertanyaan. Kemana Anin pergi? Kenapa tak mengabarinya?
Sudah hampir seminggu kekasih nya itu tak ada kabar. Membuat Shani jadi bingung dan kawathir.
.
.
.
TBC.
Mohon maaf jika ada typo 🙏
Maaf kalo jelek 🙏
Kritik dan saran di perlukan 🙏Terimakasih 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
our secrets 🔞
Short Storykita memang berbeda .. kita juga terlihat tak bersama .. tapi jangan hanya melihat dari apa yang kita lakukan .. lihatlah hati kita yang selalu bersama ..