13

1K 90 4
                                    

Selamat membaca 😊

.

.

.

.

Sudah beberapa bulan ini kehidupan seorang gadis kelas 3 SMA yang hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan sekolah menjadi berantakan dan tidak ada semangat yang terpancar dari wajah ayu itu.

Sering melamun dan menjadi gadis yang pendiam. Membuat orang-orang disekitar nya menjadi heran dengan gadis itu yang biasanya ceria berubah drastis menjadi gadis yang pendiam dan berbicara seperlunya saja.

Seperti sekarang ini gadis itu Anin sedang menatap langit dari jendela kelasnya. Termenung dengan fikiran nya sendiri. Tepukan di pundaknya menyadarkan nya dari lamunannya. Menoleh kearah seseorang yang menepuk pundak nya tadi.

"Mau ikut kita-kita nongkrong di cafe gak?"tanya sang sahabat yang menepuk pundaknya.

Anin menghela nafas dan membuang muka.

"Lagi males ji. Gue gak ikut. Kalian aja pergi"ucap Anin acuh.

Jinan sang sahabat hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Lo yakin gak mau ikut? Shani juga bakal ikutan gabung. Nyesel kalo Lo gak ikut"Jinan berbicara dengan nada mengejek pada Anin.

Anin yang mendengar nama Shani langsung menoleh pada sahabatnya itu.

"Lo gak bohong kan Ji?"tanya Anin memastikan.

Jinan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Anin. Sedangkan Anin yang melihat itu menjadi semangat dan tersenyum.

"Oke. Gue ikut"jawab Anin dengan nada ceria.

"Oke. Kita kumpul di cafe biasanya ya jam 4 sore nanti. Kalo gitu gue mau pulang dulu. Bye"Jinan meninggalkan Anin yang sedang tersenyum ceria.

Jinan sudah mengetahui apa yang terjadi pada hubungan Shani dan Anin. Dan yang sebenarnya Shani lah yang meminta Jinan untuk selalu menemani dan menjaga Anin agar gadis itu tidak terlalu terus menerus dalam kesedihan.

.

.

Anin saat ini sedang berada di rumah papah nya karena diminta untuk mengunjungi nya serta ingin membicarakan sesuatu dengan Anin.

"Papah mau ngomongin apa sama Anin?"Anin bertanya langsung pada intinya.

Sedangkan sang papah hanya diam santai dengan masih sibuk dengan membaca koran nya. Membuat Anin menjadi sebal dengan papahnya itu.

"Kalau papah gak ada yang mau diomongin, mending Anin pergi aja. Anin ada janji sama temen-temen Anin pah."Anin sudah ingin beranjak dari duduknya namun sang papah menghentikan nya.

Anin Menatap sebal papah nya itu. Sungguh setelah papah dan mamah nya berpisah beberapa tahun lalu membuat Anin tidak lagi menjadi dekat dengan sang papah. Karena sang papah lebih memilih untuk gila kerja.

"Papah mau kamu kuliah di luar negeri"ucapan singkat itu membuat Anin terkejut.

Kenapa tiba-tiba papah nya jadi mengurus urusan pendidikan nya? Tumben sekali. Tak biasanya papah nya seperti ini.

"Kenapa tiba-tiba pah?"tanya Anin.

"Apa maksut kamu tiba-tiba sayang?"tanya balik papah nya Anin.

Anin menghela nafasnya, bingung akan sikap papah nya sekarang ini.
Namun Anin tak ingin ambil pusing, segera dirinya beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari rumah papahnya itu. Di fikiran nya sekarang adalah segera pergi ke cafe tempatnya janjian dengan teman-temannya.

our secrets 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang