28

2K 108 11
                                    

Happy reading ⬇️

________________________________

"Kak Zi jangan lari-lari sayang, nanti jatuh"Shani menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak.

Saat ini Shani dan zivaa sedang berada di rumah orangtua Jinan yang juga orangtua angkat nya. Sudah cukup lama dirinya tak main kerumah orangtua angkat nya ini.

Shani tersenyum saat melihat ayah dan bundanya bahagia akan kehadiran Zivaa putrinya, Shani bisa melihat kebahagiaan itu dari raut wajah mereka dan juga cara mereka memperlakukan zivaa begitu sayang sama dengan mereka memperlakukan Eve yang merupakan cucu kandung mereka.

"Assalamualaikum Yah Bun."salam Shani saat sudah berada didekat kedua orangtuanya.

"Waalaikum salam sayang"balas sang ayah dan bunda bersamaan.

Shani menyalimi tangan ayah dan bundanya dan memeluk mereka secara bergantian.

"Yuk masuk. Pasti capek nyetir sendirian dengan perut yang sudah membesar gitu."ajak sang bunda yang di angguki oleh Shani.

Mereka segera masuk kedalam rumah dengan zivaa yang di gendong oleh sang kakek dan duduk di sofa ruang tamu. Shani mengelus perutnya yang sekarang sudah mulai membesar karena usia kandungannya sudah memasuki bulan ke 7.

Zivaa yang sudah turun dari gendongan kakeknya mendekat ke Shani dan mengelus perut bundanya. Shani tersenyum dan mengelus rambut putrinya.

"Kapan Dedek nya kelual buna?"tanya zivaa dengan kasih mengelus perut Shani.

"Zi harus masih bersabar ya sayang. Nanti kalau sudah waktunya pasti dedek nya keluar"bukan Shani yang menjawab namun sang nenek.

Zivaa menatap sang nenek dengan cemberut dan wajah yang di buat seolah-olah sedang kesal.

"Kak Zi nek, manggil nya kak zi."ucap zivaa dengan suara sebalnya.

Shani dan orangtuanya seketika tertawa akan tingkah bocah 4 tahun ini.

"Haha iya sayang, kak zi. Nenek lupa kan sebentar lagi kamu mau punya adik"jawab sang nenek lembut.

Zivaa yang mendengar itu langsung memasang wajah cerianya dan kembali mengelus perut Shani.

"Udah gak sabal pengen ketemu sama dedek"ucap zivaa senang.

"Sabar ya kakak zi"Shani mengecup kening putrinya.

.

.

"Terimakasih atas kehadiran dan kerjasamanya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih"

Orang-orang berjas yang ada di ruangan itu berdiri dan menjabat tangan pada seseorang yang baru saja menyelesaikan presentasi untuk kemajuan perusahaan.

Mereka mulai meninggalkan ruang meeting dan menyisakan perempuan yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Nin, mau makan siang bareng gak?"tanya seseorang yang sedari tadi menatap perempuan yang ada di sampingnya.

Nin atau Anin menoleh menatap kearah perempuan yang baru saja mengajaknya makan siang bersama itu dengan wajah datar.

"Aku gak bisa"jawabnya dengan cuek.

our secrets 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang