3

2.6K 157 0
                                    

Semoga suka 😊
Selamat membaca 😊

.

.

.

.

.

.

.

Suasana kelas XII 1 ribut riuh karena jam pelajaran sedang kosong. Begitu juga dengan kelas-kelas XII lainnya. Banyak juga yang memilih pergi ke kantin, seperti para idola sekolah ini yang lebih memilih ke kantin dari pada dikelas yang riuh keributan.

Anin, Jinan dan Gracia sedang memakan pesanan mereka dengan sedikit candaan dari Gracia dan Anin yang memang dasarnya orang yang suka bercanda. Sedangkan Jinan dia hanya sesekali ikut bercanda karena memang Jinan tipe orang yang cuek namun perhatian.

"Ci Shani"teriak Gracia tiba-tiba saat matanya tak sengaja melihat gadis itu bersama temannya. Shani yang mendengar namanya di panggil pun mencari suara teriakan itu yang ternyata adalah Gracia.

"Sini ci, gabung dengan kita"ucap Gracia setelah Shani dan temannya mendekat.
"Apa boleh?"tanya Cindy pada mereka.
"Boleh dong, iya kan nin, ji?"tanya Gracia pada kedua temannya itu yang di angguki oleh mereka.

Akhirnya Shani, Cindy dan Celine gabung dengan rombongan Gracia. Mereka memesan makanan dan memakan pesanan mereka.

Dari keriuhan mereka ada sepasang mata yang dengan diam-diam saling menatap menyalurkan perasaan mereka tanpa ada yang menyadarinya.

.

.

.

.

.

Saat ini di rumah Gracia ada Shani, Anin  dan Celine sedang mengerjakan tugas kelompok. Mereka menjadi satu kelompok karena pilihan guru mereka.

"Capek ih, pusing kepala gue"eluh Gracia dengan meletakkan kepalanya dimeja tempat mereka belajar.
"Ge jangan gitu, nanti sakit kepalanya. Lagian bentar lagi juga selesai kan."Shani mengangkat kepala Gracia dari meja.
"Kepala ku udah pusing ini ci"Gracia cemberut.
"Ya udah ci gre istirahat aja dulu, ini biar kita yang selesaikan"Celine menengahi pembicaraan Shani dan gracia.

Anin hanya diam saja melihat mereka dan melanjutkan tugas mereka agar segera selesai. Tangannya menggenggam tangan seseorang dengan posesif tanpa kedua temannya sadari yang di balas oleh tangan orang itu dengan lembut dan sesekali jempolnya mengusap punggung tangan orang yang menggenggamnya.

.

.

.

"Cici juga mau pulang? Nginep aja kenapa sih ci, kan Cici udah lama gak nginep"pinta Gracia pada Shani dengan wajah yang di imut-imut kan.
"Kapan-kapan aja Cici nginep nya ya ge"jawab Shani dan mencubit pipi Gracia gemas.
"Ci gre kayak anak kecil aja sih"tawa Celine yang melihat tingkah Gracia pada Shani. Sedangkan Anin hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah sahabatnya itu.

Mereka akhirnya pamit pada Gracia sang tuan rumah, setelah menyelesaikan tugas kelompok mereka memilih untuk segera pulang dan beristirahat untuk sekolah besok.

Anin mengantar pulang Celine terlebih dahulu kerumah gadis itu. Dan berpamitan juga dengan orang tua Celine yang kebetulan bertemu dengan mereka yang sedang berada di luar rumah.
Setelah itu mobilnya melaju pergi.

Shani sekarang hanya berdua dengan Anin di mobil gadis itu memilih melihat keluar jendela menikmati pemandangan yang menurutnya bukan arah jalan pulang. Shani mengerutkan kening dan menoleh ke arah gadis itu.

"Ini bukan jalan arah pulang, kita mau kemana?"tanya Shani pada gadis yang sedang menyetir itu.
"Jalan-jalan"jawab Anin singkat dan tersenyum.
"Jalan-jalan kemana Anin? Besok masih sekolah loh"cemberut Shani pada gadis itu.
"Nanti kamu juga tau sendiri kok"Anin masih tetap fokus menyetir tanpa memperdulikan gadis disampingnya.

.

.

.

.

Saat ini Anin dan Shani sedang duduk di kursi tepi danau. Memandang pemandangan yang menyejukkan mata. Shani menutup matanya dan tersenyum lembut saat semilir angin berhembus.
Anin yang melihat itu menatap gadis di sampingnya dengan lekat mengagumi sosoknya yang begitu sempurna di matanya.

Tangan itu terulur menggenggam tangan disampingnya itu dengan lembut mengecup nya berkali-kali.

Mereka saling memandang menyelami kecantikan dari masing-masing. Menyimpannya di memori mereka. Dan saling tersenyum. Tanpa adanya kata-kata yang terucap dari mulut mereka, namun mereka tau jika kata-kata tak selamanya bisa mewakili perasaan. Cukup dengan tindakan dan bukti.

Saling menjaga perasaan masing-masing saat mereka tak bisa bersama seperti ini. Saling mengucapkan kata rindu dan cinta lewat tatapan mereka tanpa ada yang tau.

Menyembunyikan kisah mereka di balik ikatan persahabatan. Diam-diam memberikan perhatian tanpa menimbulkan rasa curiga dari sekitar. Bukanlah hal yang sebenarnya ingin mereka jalani, namun keadaan yang membuat mereka harus melakukan itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.
Maaf jelek 🙏
Bnyak typo 🙏
Gak bagus ceritanya 🙏
Terimakasih 🙏

our secrets 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang