(12) terlupakan

670 82 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
Setelah mendengar penjelasan bokuto semua menatap bawah dengan tidak percaya, kenangan bahagia dengan matahari mereka terlupakan, semua memori bahagia, dan yang paling menyesal disini adalah Sugawara, jika dia tidak mengatakan hal itu shoyo masih disini jika ia masih memperhatikan shoyo, shoyo nya akan masih tersenyum bahagia

"Aku akan menunggu shoyo" Akaashi berlalu pergi begitu saja bersama bokuto, masih tidak percaya takeda dan ukai mengikuti akaashi dan bokuto dari belakang

Memasuki ruangan putih polos dengan bau obat-obatan terlihat bocah kecil bersurai jingga menutup matanya rapat dengan hembusan nafas kecil yang agak tersenggal

Akaashi duduk disebelah kasur shoyo, membelai rambut sekarang turun ke pipi, tampak cantik, lebih cantik lagi jika matanya terbuka dengan senyuman khas matahari kita ini

"Shoyo... Jika shoyo bangun mama janji akan membawa shoyo pergi jauh dari mereka yang tidak menyukaimu" Kata akaashi, air mata sudah ada dipelupuk, tidak bisa menahan tangisannya akaashi menangis sambil memegang tangan shoyo

Orang yang tadi ada di lobby rumah sakit menyusul akaashi dan bokuto keruang inap shoyo

Sugawara memasuki ruangan itu terlebih dahulu, terlihat akaashi tidur dengan keadaan duduk disamping shoyo dengan bokuto memeluk akaashi, takeda dan ukai tidur di sofa yang memang disediakan rumah sakit

Iri ia iri dengan adik iparnya yang padahal bukan ibu kandung shoyo namun sangat menyayanginya

Merasa ada orang yang masuk bokuto membuka matanya, terlihat saudaranya menatap iri padanya dan akaashi, ada harapan jika ia akan menjadi ayah shoyo

Bokuto yang melihat itu menjulurkan lidahnya seperti anak kecil, kesal Sugawara sudah berada diujung, ingin sekali ia menonjok bokuto agar mati

Semua sudah bangun kecuali shoyo, mereka makan siang walaupun ada yang sakit mereka harus menjaga kesehatan

"Ugh..

Semua mencari asal suara, sijeruk kesayangan kita sudah bangun, akaashi yang tau itu menghampiri shoyo lalu menekan tombol dekat ranjang miliknya untuk memanggil dokter

Sekarang dokter memeriksa keadaan shoyo baik atau tidak karena dia mengalami pendarahan yang cukup banyak tadi

" Bagaimana dok? "

"Alhamdulillah dia tak apa, mungkin dia akan melupakan memori bersama kalian namun dia juga bisa mengembalikan memori itu dengan perlahan jadi tidak perlu dipaksa, kalau begitu saya permisi" Kata dokter lalu pergi, akaashi membelai rambut shoyo, reflek shoyo melihat akaashi, mencoba mengingatnya, mata shoyo menatap nanar akaashi untuk mengembalikan memorinya

"Mama... " Semua menatap shoyo dengan terkejut, dia masih mengingat akaashi, akaashi yang senang karena shoyo mengingatnya tersenyum melihat shoyo

Sugawara juga kesal, kenapa akaashi yang ia ingat? Padahal dia yang ibu kandungnya

"Mama... Tadi shoyo melihat kakak cantik disebelah shoyo" Kata shoyo lirih, akaashi bingung, kakak cantik siapa?

"Bagaimana ciri-cirinya? "

"Memakai gaun putih polos, menggunakan rangkaian bunga dikepala lalu membawa tongkat"

Akaashi hanya diam, semoga yang shoyo lihat bukan malaikat pencabut nyawa, akaashi ingin shoyo masih disini menemaninya

"Oh mungkin tadi teman mama" Yang lain hanya diam melihat interaksi kedua orang itu

"Mama...kalau shoyo pergi, jangan nangis ya? "

Akaashi hanya mengangguk, menatap kasihan pada shoyo

"Shoyo, apakah shoyo ingat mereka? " Tanya akaashi menunjuk semua orang, mereka hanya tersenyum

"Tidak... Hanya mama yang shoyo ingat" Jawab shoyo lirih

Ditempat lain

Kitashin masih bingung dengan tingkah laku shoyo, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu, namun shoyo berusaha untuk menutupinya dengan diri




Tbc.

Masih pendek 😞

Kalau suka tolong vote, dan untuk yang ulang tahun utanjubiomedetou

Cerita Keluarga Shoyo[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang