(10) truk-kun

669 86 3
                                    

Halo minna, lanjut aja yah, makasih udah vote, oke lanjut

Happy Reading minna~

“baguslah”

Semua menatap orang yang barusan bicara, anak sulung keluarga nekoma, dia mengatakan itu tapi masih menatap Nintendo miliknya, bagai ditusuk 100 panah sekarang shoyo tau kalau keluarganya tidak menyukainya, ia tersenyum sendu menatap semuanya, ia langsung lari kedapur mengambil pisau lalu pergi keluar tanpa alas kaki

“tidak! Tidak! Shoyo! ”akaashi menyusul shoyo dengan berlari agak kencang, namun shoyo lebih cepat dia sudah aga jauh dari akaashi, sia-sia saja akaashi mengejarnya, akaashi kembali ke rumah mengambil kunci mobil lalu menggeret bokuto agak kencang, akaashi sudah tidak tahan lagi dengan keluarga suaminya ini

“anata cepatlah! Shoyoku akan bunuh diri! ”ucap akaashi sambil menuju mobil, bokuto mendengar itu langsung tancap gass, orang yang dirumah hanya acuh kecuali kedua kakeknya

“apa yang kalian katakan?! Jadi memang benar selama ini shoyo memiliki gangguan mental karena kalian?! ”tanya ukai, takeda hanya menangis mendengar ucapan keluarganya yang tidak menyukai cicit kesayangannya
.
.
.
.
.
.

Sekarang shoyo sudah hampir sampai jembatan dekat rumahnya, ia berniat menusuk jantungnya lalu saat dia merasakan sakit didadanya dia akan jatuh kebawah agar tidak ada yang bisa mencarinya, namun pikirannya tidak sesuai realita dia terjatuh di tengah jalan akibat lelah dan kakinya memiliki lebam di lututnya

“hiks... Hiks.... Aku... Hiks... Lelah.... Kami-sama tolong cabut nyawaku sekarang juga!!!!!.... Hiks”bagai sinetron, sebuah truk datang melaju dengan cepat sambil membunyikan klakson dengan keras

“akhirnya......

Tinnnnnnn

Brakkkk Splash!!!

Flashback on akaashi

Aku tidak bisa berhenti menangis, memang seharusnya sejak lama aku mengadopsi shoyo saja agar tidak jadi seperti ini,lagipula apa yang nii-san pikirkan?!! Anaknya masih kecil, tidak perlu dikekang seperti itu! Kalau tidak suka shoyo kenapa tidak memberikan shoyo padaku?! Haahhhh aku sangat kesal, diamana keponakan kesayanganku, aku takut jika dia benar-benar bunuh diri.....

Setelah mencari ternyata shoyo tergeletak ditengah jalan didekat jembatan, untungnya sepi, aku keluar ingin menyusul shoyo, Tiba-tiba

Tinnnnnnn

Brakkkk Splash!!!

Noda merah di mana-mana, aku tidak mimpi kan.... Ini hanya mimpi kan?....

Flashback of akaashi

Akaashi menatap tidak percaya di depannya, dia berpikir ini hanya mimpi buruknya dan dia masih tertidur dirumah, akaashi berjalan lamban kearah datangnya darah, bokuto mengikuti sang istri dari belakang, ia sama-sama tidak bisa menerima ini

Akaashi terduduk lemas menghadap darah di depannya diikuti bokuto menangis disampingnya, truk tadi yang membuat noda darah yang dipegang akaashi meninggalkan TKP

“anata.... Shoyo.. Hiks... Shoyoku.. Hiks.. Masih bisa selamat kan? ”tanya akaashi, bokuto hanya diam menangis, dengan segera memeluk akaashi untuk menenangkannya

“rumah sakit.. Ya ayo kerumah sakit, pasti shoyo akan selamat”jawab bokuto, akaashi segera menggendong orang yang mengeluarkan banyak darah yang tak lain adalah shoyo

Bokuto membanting stir miliknya, masih ada harapan jika segera diobati, akaashi dibangku belakang masih memeluk shoyo dengan erat, dia tidak akan memaafkan seluruh anggota keluarganya kecuali kakek

Rumah keluarga Karasuno

Semua duduk menghadap kakek ukai, mereka ingin disidang agar ingin jujur, apalagi keluarga Karasuno, takeda khawatir dengan shoyo karena akaashi belum mengabarinya sama sekali shoyo sudah ketemu atau belum, Nintendo milik kenma disita oleh ukai jadi mukanya sangat datar karena barang kesayangan miliknya diambil

“baik, karena akaashi belum mengabariku kalian jujur, apa yang selama ini kalian perbuat pada shoyo saat kami tidak ada? ”tanya ukai, mereka hanya diam sambil menundukkan kepalanya, ini alasan kenapa akaashi ingin mengadopsi shoyo

Setelah menunggu lama akhirnya takeda menelfon akaashi karena sudah gencar ingin menanyakan apakah shoyo sudah ketemu

“halo.. Akaashi apakah shoyo sudah ketemu? ”tanya takeda pada orang yang diseberang telfon

shoyo sudah ketemu kakek.. Hiks tapi... Hiks... Shoyo... ”

Mendengar penjelasan akaashi seketika telfon yang dipegang takeda jatuh, menangis tersedu sedu, orang menatapnya bingung, kenapa dengannya?

“ada apa anata? Kenapa kau menangis? ”tanya ukai

“shoyo.. Hiks... Shoyo.. Sudah ketemu.. Hiks.. ”

“baguslah, lalu kenapa kau menangis? ”

“sudah ketemu.. Hiks... Bukan dalam keadaan selamat... ”

“lalu? ”

“akaashi menemukannya jatuh ditengah jalan... Hiks... Saat akaashi ingin mendekati shoyo... Hiks... Shoyo... Shoyo... Ada truk melaju kencang menuju arah shoyo... Hiks... Sekarang shoyo... Hiks... Dibawa kerumah sakit oleh akaashi... ”takeda menjelaskannya dengan terbata bata, mereka mendengar itu juga kaget,(tunggu.. Kenapa kalian kaget? Bukannya kalian pengen shoyo mati? //plak//)

Tekeda masih menangis karena tidak bisa menerima apa yang terjadi, ukai yang tau istrinya masih tidak bisa berhenti menangis memenangkannya

“bagaimana kita susul akaashi saja? ”

“baiklah.. Hiks”

“dimana akaashi membawa shoyo? ”

“rumah sakit waktu shoyo demam”

“eh? Jauh sekali! Kenapa tidak disekitar sini saja, disini juga banyak rumah sakit”

“kalian, ini belum selesai, aku akan menemui akaashi”ucap ukai lalu pergi meninggalkan rumah diikuti takeda dibelakangnya, semua masih saling diam diaman seperti patung





Tbc.



Yahooo, maaf lama gak up ya minna(≧∇≦)/, makasih udah vote walaupun ceritanya gak sebagus cerita orang lain, arigatou minna

Cerita Keluarga Shoyo[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang