CHAPTER 03

138 49 36
                                    

03: takdir

Up terus sampe banyak yang lirik wkwk😁✨

G A R I S - W A K T U
03
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING 💖
.
.
.
.
.
100 VOTE + KOMEN
.
.
.
I LOVE YOU

....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


happy reading❤️❤️❤️

Waktu sudah menunjukan pukul 22:35, dan Sandra baru saja pulang. Dengan langkah mengendap-endap ia memasuki mansion milik adijaya, berharap ayahnya sudah tertidur dan tidak akan ada yang memarahinya.
Namun sepertinya dugaannya itu salah, baru saja menaiki tangga pertama ayahnya sudah muncul dari tangga atas dengan satu tangan di masukkan ke dalam saku. Ia menatap putrinya itu dengan Tatapan mengintimidasi, namun yang di tatap hanya acuh tidak ada raut takut sama sekali.

"Pantaskah seorang gadis pulang selarut ini?"
Tanya adijaya tegas.

Namun lawan bicaranya tetap melangkah melanjutkan anak tangga selanjutnya, membiarkan sang ayah berbicara sendiri.

"SAYA BERBICARA ALEXANDRA, PANTAS KAMU MENGABAIKAN PERKATAAN AYAHMU INI?"
bentak adijaya nyalang.

Sandra memejamkan matanya, bukan untuk pertama kalinya dia di bentak adijaya sudah sering, teramat sering, dan ia sudah bosan.

"apakah anda ayah saya?"

"Ayah mana yang tega berprilaku kasar dengan anak gadisnya, ayah mana yang tega nyakitin fisik anaknya, ayah mana pah?"

"only mr adijaya behaves like that"

"SIAPA YANG MENGAJARKAN MU BERBICARA SEPERTI ITU ALEXANDRA, SAYA TIDAK PERNAH MENDIDIK PUTRI SAYA UNTUK BERPRILAKU DEMIKIAN". Bentak adijaya

"Papa lupa kalau Sandra gak pernah dapat didikan sedikit pun dari papa?"

"PAPA YANG BILANG KALAU SANDRA BUKAN ANAK PAPA, SANDRA PEMBUNUH, SANDRA YANG UDAH BUNUH MAMA KAN PA? DAN SANDRA JUGA GAK SUDI PUNYA PAPA KASAR SEPERTI ANDA". Entah keberanian dari mana kata kata itu lolos dari bibir Sandra bersamaan dengan air matanya yang kini sudah meluruh.
Ia meremas kuat dadanya, rasanya begitu perih saat ia melontarkan kalimat barusan, percaya tidak percaya menangis dalam diam, itu jauh menyakitkan dari pada ketimpa tabung gas 25kg.

Adijaya terdiam, darimana putrinya tahu tentang kejadian itu, tidak mungkin kan ingatan putrinya sudah kembali pulih. Lima tahun sudah pikiran putrinya ia cuci, berharap putri nya itu dapat melupakan tragedi maut istrinya, namun rasa sayangnya kepada adriana jauh lebih besar dari pada rasa sayangnya kepada Alexandra, itulah mengapa untuk menutupi kesedihannya lantaran di tinggal Adriana ia menyalahkan Sandra sebagai penyebab dari semua itu.

GARIS WAKTU [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang