CHAPTER 05

114 42 52
                                    

05

HEALING TERBAIK KU ADALAH KAMAR
MUNGKIN DI LAIN HARI AKAN DI GANTI
DENGAN KAMU

-ALEXANDRA SHENINA ADIJAYA-

Happy reading ❤️❤️❤️

Setelah berusaha keras dan tentunya dengan melewati banyaknya perdebatan untuk membujuk gadis keras kepala di hadapannya itu akhirnya mereka sekarang pulang bersama sambil menikmati derasnya guyuran hujan.
Tak sempat menanyakan siapa nama gadis keras kepala di hadapannya, membuatnya kebingungan untuk memulai percakapan namun biarkan saja, yang terpenting dirinya sudah bisa membujuk gadis keras kepala yang ternyata adalah incarannya sedari gadis itu bersekolah di SMA Cakrabuana, SMA lama Sandra.

Dingin nya air hujan tidak membuat keduanya kedinginan, lelaki itu melirik gadis keras kepala itu dari pantulan kaca spion gadis itu memejamkan mata menikmati setiap tetesan air yang jatuh dari langit.
Tanpa sadar ia tersenyum tipis, sangat menarik batinnya.

Hujan semakin lama semakin agak mereda, lelaki itu kemudian mengangkat suara.

"Rumah Lo dimana?"

Tanya lelaki itu pada Sandra.
Sandra berhenti dari aktivitas memejamkan matanya
Ia kemudian bersuara.

" jalan Cempaka No.18 rumah cat putih". Kemudian ia kembali memejamkan matanya, entah apa yang bersemayam di benaknya karena baginya saat mata terpejam semua terasa damai.

Lelaki di depannya hanya mengangguk mengiyakan saja, mungkin setelah ia mengantarkan gadis itu ia akan menanyakan hal lebih kepada-nya.

Motor dengan merk  CBR 250R  mulai memasuki wilayah perumahan elite dimana ia akan mengantarkan gadis di belakangnya sesuai alamat, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 20.54 WIB
Ia takut gadis itu akan di marahi orang tuanya.

"Sesuai aplikasi mbak". Gurau lelaki tersebut setelah sampai di alamat yang Sandra beri tahu, gadis itu kemudian turun dari atas motor besar tersebut dan berjalan memasuki pagar rumahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Cowok itu mencekal tangan putih gadis keras kepala yang barusan ia temui tadi.

"Gak di ajarin caranya berterimakasih sama orang tua Lo?". Sindir cowok itu halus.

Sandra memutar bola matanya malas, namun ia juga salah karena lupa mengucapkan terimakasih tapi rumitnya jalan fikirannya membuat Sandra ingin cepat cepat memasuki kamar tanpa harus berdebat dengan siapapun termasuk adijaya, dan aurora.
Bibirnya seakan malas bergerak hanya untuk mengucapkan satu kata sekalipun.

"Thanks ya". Ujar nya malas, kemudian melangkah kan kaki untuk masuk ke dalam rumah, namun Indra pendengar nya kembali menangkap suara dari cowok itu.

"Gak ikhlas banget Lo ngomongnya". Ujarnya sengit

Sandra membalikkan badannya menatap permusuhan kearah cowok sok akrab di hadapannya itu.

"Gue gak ada minta tolong sama Lo". Tekannya pada setiap kalimat yang ia ucapkan.

"Serah Lo deh, gue cuma mau tau nama Lo siapa"

"Cuma karena mau tau nama gue siapa, sampe buat Lo ajakin gue pulang bareng? Gabut Lo kelewatan"

"Nama gue Aldy". Ujar cowok itu tanpa memperdulikan ucapan gadis di hadapannya.

GARIS WAKTU [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang