Holaaa!! Apakabar cantiknyaaa achu??
Hmmm gimana ya, kok aku ikutan sedih pas liat komen + reader ku dikit hihi!
Sebelum baca jangan lupa VOMENT NYA dulu kakakk!!!
...
"Sudah waktunya untuk melepaskan mungkin!
Namun tidak ada kata untuk merelakan."-Alexandra shenina Adijaya-
....
Pagi itu suasana di tempat kediaman Adijaya tampak berbeda dari biasanya. Gadis yang kerap membenci kembarannya tersebut saat ini tengah duduk manis di meja makan bersama sang ayah. Tujuan keduanya adalah menunggu sang kakak-sandra, untuk sarapan pagi bersama.
"Pagi!" Ujar gadis itu sambil tersenyum manis.
Aneh!
Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Kini gadis yang notabenenya adalah adik kembar Sandra telah berubah drastis dari sikap maupun prilakunya.
"Kamu pagi ini ada jadwal checkup kan?" Tanya Adijaya kepada putri bungsunya tersebut.
Gadis yang memiliki rupa mirip dengan Sandra itu tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya."iya pah! Nanti aku juga bakalan berangkat bareng kak ael!" Ujar gadis itu memberi tahu.
Sedangkan Sandra menatap tak minat obrolan kedua manusia di hadapannya. Demi apapun dirinya tidak ikhlas tapi harus bagaimana.
"Kak! Lo kenapa gak duduk? Ayo dong makan!" Ajak gadis itu sedikit memaksa.
Sandra hanya tersenyum simpul sebagai jawaban. Dalam hati rasanya ingin mengacak-acak moment langkah seperti ini, namun sayang jika harus di isi oleh kekerasan dan kericuhan.
"Gue selama ini sakit pada kemana aja?" Tanya gadis itu jutek.
"Hush! Gaboleh gitu. Kamu itu harus ngalah sama adek kamu!" Ujar Adijaya berusaha memberi penjelasan.
Gadis itu menatap tak minat hidangan yang tersaji di hadapannya. Kini atensinya hanya tertuju kapada cowok berinisial RA yang baru-baru ini harus ia relakan untuk tidak bersamanya lagi.
"Pah! Sandra pergi sekolah duluan." Ucap gadis itu kemudian menyalimi tangan Adijaya.
"Kamu gak sarapan san?" Tanya Adijaya heran.
Gadis itu melenggang pergi tanpa menjawab pertanyaan sang ayah. Sang kembaran yang melihat hal tersebut pun mengernyitkan keningnya bingung dengan kelakuan sang kakak.
....
"Lo kenapa?!"tanya cowok dengan Hoodie hitam yang menutupi balutan seragam sekolahnya itu berhenti tepat di depan pagar rumah Sandra.
Baru saja gadis itu melangkahkan kaki keluar dari rumah dan berniat untuk pergi sekolah sendirian menggunakan taxi .cowok yang sangat dirinya tidak inginkan kehadirannya itu datang dengan motor hitam miliknya.
"Lo kenapa pagi-pagi udah murung? Pergi sekolah bareng mau?" Ujar cowok itu memberi penawaran.
Namun tidak ada jawaban yang keluar dari gadis di hadapannya itu.
Cowok itu mencoba bersabar dan menghela nafas lelah." Pelangi nya hujan kamu kenapa?!" Tanya cowok itu lagi.
Kini gadis itu balas menatap Rafael Namun manik cokelat miliknya sudah di penuhi oleh cairan bening yang siap tumpah kapan pun itu.
"Ehh! Kok nangis sih?" Tanya cowok itu bingung.
" Lo jahat! Pergi aja sana!" Ujarnya pelan.
"Lo kemarin nemenin Aurora checkup kan?" Tanya nya lagi.
"Iya emang kenapa?" Tanya Ael lembut. Cowok itu berusaha untuk sabar dan tabah menghadapi gadis di hadapannya itu.
"Gapapa!" Jawab nya jutek.
Sudah bertanya dan di jawab dengan jawaban super lembut. Malah di balas seperti ini, sungguh! Mendongkolkan hati dan jiwa.
"KAK AEL!!"
Gadis itu menoleh ke arah sumber suara, gadis bernetra cokelat mirip dengan netra miliknya, berjalan dengan anggun ke arah mereka.
Gadis itu menatap tak minat kepada gadis yang berjalan ke arahnya, tatapannya berubah drastis, moodnya kembali menurun."Haii"sapa gadis itu dengan senyum yang tak luntur dari wajah anggunnya.
"Eh, Rora kamu ngapain di sini?sudah makan,hm?"tanya cowok itu lembut, tersirat nada khawatir dalam kalimatnya barusan.
"Hm,udah kok kak, oh iya entar siang temenin aku buat ke mall bisa kak?"ujar gadis itu bertanya penuh harap.
"Boleh dong, ntar siang aku temenin, kamu sekarang ke kelas dulu ya, atau mau aku anterin?" ucap cowok itu menawarkan diri untuk mengantar gadis di hadapannya.
Sementara, gadis yang sedari tadi menyimak pembicaraan keduanya merasa terasingkan saat ini.
Lihatlah, eskpresi wajahnya berubah sembilan puluh sembilan derajat."San, Lo gue tinggal dulu ya? Gapapa kan?gue mau antar Rora dulu-bye"
Sepeninggalnya cowok itu, gadis bermarga adijaya itu mengacak rambut nya kesal, selalu saja begini, salah satu hal dalam hidupnya menang, maka salah satunya akan hilang.
Hubungannya telah membaik dengan sang ayah, dan sekarang tidak ada lagi umpatan- umpatan kasar yang terlontar dari adijaya kepadanya.
Hanya saja, dirinya harus mengetahui fakta yang menyedihkan tentang adik kembarnya, namun dirinya bingung, terkadang fakta itu di salahgunakan oleh adiknya untuk tetap membuat hidupnya selalu menderita.
Sejahat itukah saudara kembarnya sendiri?
Entahlah! Hanya dirinya dan tuhan saja yang tahu.-TO BE CONTINUED-
hay! Apa kabar cantik-cantik nya aku?
Udah terhitung lama juga y aku off dan ga ada nulis.
Oh iya, di part selanjutnya mau denger secuil kisah?
Kisah yang berlandaskan sebuah kisah nyata.Dan for ur information, sekarang aku udah SMA.
Thank you banget lohhh positif comentnya🖤
Spam next nyaa kakak cantikk
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS WAKTU [ON-GOING]
ChickLit[FIRST STORY] "Di saat kita bersama, maka harus bersedia menerima konsekuensinya" Singkatnya kisah ini menceritakan tentang Rafael dan Sandra sepasang masa lalu yang kembali di pertemukan. Iman yang berbeda serta dendam masalalu membuat keduanya sul...