24.THE FACT!

88 10 2
                                    

Haii haii haii😘
Udh mau lebaran aja nih
Puasa nya gimana??

📈📉📈📉📈📉📈📉📈📉

-setiap langkahmu adalah rindu ku,sejauh
Manapun kau melangkah, maka akan
Semakin tak terhingga rasa rinduku
Kepadamu-

.....

24. Kamu hanya perlu mengingat momentnya
Di dalam memori ingatanmu, jika untuk
Kembali kepadanya itu adalah
Pilihan terburuk

HAPPY READING
🏡🏡🏡🏡

......

Bunyi mesin elektrokardiograf bergema di ruangan bernuansa putih tersebut. Hening, itulah suasana mendominasi keadaan saat itu. gadis berinisial S tersebut masih setia berada di sebelah brankar kekasihnya.

Mata gadis itu sembab, kantung matanya tampak membengkak akibat terus-terusan mengeluarkan air mata.

Jari-jari lentiknya, ia kaitkan dengan jemari kekar kekasihnya, tidak ada senyum yang terukir di bibir merah muda yang sudah berubah warna, tampak sangat pucat, alat bantu pernapasan yang bertengger di hidung nya, serta infus yang melekat di salah satu tangan cowok itu.

"Lo gak ada niatan bangun?" Lirih gadis itu.

"Jangan mati dulu dong——"sambungnya lagi

"Lo jahat banget si El, ga ada sebab tiba tiba koid begini,"ujar nya lagi——gadis itu terus-terusan mengoceh kepada sosok lemah di atas brankar itu.
Walaupun sang empu yang di ajak berbicara mustahil bisa mendengarkan omongannya.

"Gue mau pulang, tapi ntar Lo telantar sendirian"ucap Sandra songong.

"Lo kan gak punya mama lagi"

"Eh Lo nya yang gak di anggep sih sebenarnya"
Ujar gadis itu songong, definisi manusia butuh kaca untuk ngaca.

"Eh tapii kita sama deng——" sambungnya sambil terkekeh kecil.

"Jangan-jangan kita jodoh"

"Andai gue gak amnesia, pasti gue bisa inget semuanya,"lirih Sandra.

"Gue janji, kalo Lo bangun, gue bakalan berusaha inget semuanya, dan gue bisa tau penyebab kematian mama, gue capek hidup di tindas rora"

"Gue pulang dulu ya El"

"Good night my prince"

📈📉📈📉📈📉

"SANDRA!!"

Suara bariton milik Adijaya sudah menggema mengisi setiap sudut ruangan, padahal baru saja gadis itu tiba di dalam rumah.

Tak berminat menanggapi omongan ayahnya, gadis itu memilih melangkahkan kaki untuk meneruskan langkahnya menuju lantai atas.

"Berhenti di tempat, atau malam ini kamu bukan bagian dari Adijaya lagi?" Kesal Adijaya kepada putri sulungnya tersebut.

"Peduli apa saya? Jika bisa sekarang kenapa harus di tunda-tunda," balas Sandra sarkas, seolah-olah ancaman Adijaya tidak memiliki pengaruh apapun baginya.

GARIS WAKTU [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang