14. Rachel

1.8K 68 0
                                    

Samuel berada di ruang tengah, ia berjalan mondar mandir sambil mengigit jarinya. Sudah sejam lamanya ia mencari seseorang tapi tidak ia temukan.

"Aduh, si rachel pergi kemana sih? Apa keluar? Gak mungkin! Jangan-jangan diculik? Gak mungkin! Aduh! klo sampe rafael tau nyawa gue nih yang jadi taruhannya. Ahhhh mamiiiiiii"

"Apa gue liat aja ya diluar? Ah gue liat dulu  aja deh!".lanjutnya

Setelah berpikir sekian lama, akhirnya samuel memilih mencarinya di luar. Samuel membuka pintu, ia melihat sosok yang sedari tadi ia cari sedang memakan ice cream dengan santainya.

"Heh bocil! Dari tadi gue cariin".kesal samuel tak urung ia pun bernafas lega.

Rachel membalikan badannya lalu menatap samuel seolah berkata kenapa?.

Samuel berdecak lalu menyuruh rachel agar masuk kedalam mansion.

Rachel berjalan duluan, belanjaannya di bawakan oleh samuel yang tak henti-hentinya mendumel. Rachel hanya mendengarkan tanpa mau menanggapi.

Setelah sampai di ruang tengah mereka berdua duduk di karpet yang disediakan.

"Lo dari mana sih? Bikin gue spot jantung aje!"

"Dari indomei".ucap rachel

Samuel menghela nafas kasar "kenapa gak bilang dulu sama gue?"

"Lah, bang sam gak ada, yaudah gue pergi aja dari pada kelamaan".ucapnya santai

"Lain kali bilang sama gue! Ntar kalo rafael tau, nyawa gue taruhannya!"

"Emangnya bakal ada lain kali?"

Samuel menggaruk kepalanya tidak gatal "ya kan siapa tau rafael nitip lo lagi ke gue!"

Rachel hanya mengangguk sebagai balasan. Lalu mereka berdua sibuk memakan snack tanpa ada percakapan.

Setelah 30 menit berlalu, rachel melihat samuel yang sedari tadi tertawa terbahak-bahak sambil menatap hpnya. Ia sedikit penasaran.

"Kenapa sih bang? Ketawa mulu prasaan dari tadi".ucapnya

Samuel meredakan tawanya "lo liat nih" samuel menujukkan sebuah video dari aplikasi tiktok yang sangat lucu. Membuat keduanya tertawa.

"Bang samuel main tiktok?"

"Iya, lo cobain deh main dijamin ketagihan!"

"Gue udah download tapi gak pernah buka".ucap rachel

"Buka gih, gue jamin lo bakal scroll mulu tanpa tau waktu"

"Gue coba deh"

Rachel membuka aplikasi tiktok, sesekali ia tertawa jika ada yang lucu.

"Chel! Kita buat video ini yok!" Samuel memperlihatkan video pororo berjoget kekiri dan kekanan.

"Ayok!" samuel dan rachel membuat video. Sesekali mereka tertawa karena video yang mereka buat. Bukan hanya sekali yang mereka buat tapi berkali-kali.

"Chel, gue upload ya video!".ucap samuel

"Upload aja, gak ada yang larang bang"

"Iye lo yang gak ngelarang! Cuman singa lo tuh!" gumam samuel

"Tenang aja, klo lo dimarahin sama rafa, lo bilang sama gue bang!"

Samuel sumringah ia bakal dibela rachel, setidaknya muka tampannya akan aman.

                                🌼🌼🌼

Rafael keluar dari ruangan, rafael menghampiri rachel yang sedang memainkan hpnya.

Rafael merebahkan kepalanya dipaha rachel, lalu membenamkan wajah diperut rata rachel.

"Kenapa?".ucap rachel mengelus lembut kepala rafael

"Kayaknya prosesnya butuh waktu lama, gak segampang yang aku kira".lirih rafael

"Emang apa sih? Mau aku bantuin?".ucap rachel

Rafael mendongak menatap wajah rachel, ia terdiam sebentar seperti memikirkan sesuatu.

"Kan dicoba dulu ael! Siapa tau aja aku bisa" Rachel tau apa yang sedang rafael pikirkan.

Rafael bangkit lalu mengulurkan tangannya kearah rachel. Rachel pun menerima uluran tangannya. Mereka berjalan menuju ruangan yang memang dikhususkan untuk para hacker.

Rafael membuka pintu lalu membawa rachel masuk membuat mereka semua mengernyit heran.

"Kenapa?".tanya salah satu dari mereka sebut saja Dirman

"Rachel mau bantuin".ucap rafael

"Emang rachel bisa? Bukan! Bukan bermaksud gimana. Cuman nanya aja".ucapnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Takut ucapannya menjadi salah paham.

Rachel mengangguk "gue paham kok maksud lo bang! bisa atau enggaknya nanti di liat hasilnya bang! Bisa jelasin permasalahannya?"

Rafael menjelaskan permasalahannya secara details. Rachel mengangguk tanda mengerti. Lalu ia berjalan kesalah satu komputer yang berada disana. Mereka semua memperhatikan apa saja yang rachel buat. Mereka menatap takjub, sebab rachel memang terlihat sangat ahli dalam menggunakan systemnya.

Selama 30 menit berlalu, rachel selesai dengan kegiatannya. Lalu menatap mereka semua dengan tersenyum.

"Gila! Bang Jehan yang paling jago aja, sampe pusing! Gak bisa-bisa ke akses, lo cuma beberapa menit aja udah ke akses! Tau gitu lo aja yang tadi ngerjain".ucapnya takjub lalu menyengir.

"Lo tau kayak ginian dari mana?".ucap satria

"Kepo deh bang sat!"ledek rachel

Satria memutar matanya malas " jangan panggil gue bang sat! Rasanya kek lo ngatain gue!"

Rachel menyengir memperlihatkan gigi rapinya "Itukan panggilan sayang dari gue!"

Rafael mendengus, lalu mengajak rachel keluar dari ruangan itu. Andre yang datang dari ruangan lain, menghampiri rachel dan rafael.

"Katanya daniel, datanya udah bisa keakses?".ucapnya senang

"Udah pi, rachel yang bantu".ucap rafael

"Wah hebat banget! Kamu belajar dari mana?".tanya andre, ia cukup kagum dengan rachel.

Rachel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Jangan kepo deh pi".ucap rafael

"Iya deh iya! Makasih banyak ya rachel!".ucapnya dengan tersenyum lembut

Rachel tersenyum lalu mengangguk"Iya pi, sama-sama"

Mereka semua kembali berkumpul di ruang tengah, ada juga yang kembali kekamar serta ada yang kembali ke kegiatan masing-masing seperti latihan.

Di markas utama dilengkapi dengan berbagai macam ruangan yaitu ruangan untuk latihan bela diri taekwondo, karate,  muay thai, tinju, judo dan krav maga , latihan menembak, pedang, ruangan hacker serta kamar pribadi dan masih banyak ruangan lainnya.

"Sat, disana aman ? Udah dicek semuanya?".tanya rafael

"Aman! Jam 11 kita otw kesana! Anak-anak pada ngawasin pergerakan Achios"

Rafael hanya mengangguk, setelah itu mereka bercerita banyak hal. Pada dasarnya rachel adalah type yang mudah berbaur, jadi mereka sudah mulai akrab.

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang