26. Curhat

1.3K 45 2
                                    

Semenjak kejadian di resto, Rachel menjadi pendiam. Di perjalanan, Rafael melirik terus menerus kearah rachel.

Disaat lampu merah, rafael mentap ke arah rachel. Mengelus lembut pipi rachel.

"Kenapa, hm?"

Rachel menggelengkan kepalanya, lalu menutup matanya. Air matanya kembali mengalir, membuat rafael merengkuh dalam pelukannya.

"Kita pulang ke apart aja ya?".tanya rafael

Rachel mengangguk, lagipula tidak mungkin ia pulang kerumah dengan keadaan hatinya yang kacau.

20 menit berlalu, mereka sudah sampai di apartemen mewah milik rafael.

Rafael membawa rachel keruang ruang tv, lalu memeluknya erat. Membiarkan rachel menangis meluapkan segala emosi yang ada dalam dirinya. Setelah mereda, rafael melonggarkan sedikit pelukannya, agar bisa melihat wajah rachel.

Rafael mengelus wajah rachel "kenapa? Cerita sama aku"

Rachel menghela nafas "aku gak tau, semenjak ketemu om tadi. Rasanya kayak ngeluapin rindu aku. Padahalkan aku gak kenal sama om yang tadi! Kira-kira aku kenapa ya? Bawaannya pengen nangis"

Rafael terdiam, sedikit bimbang ingin mengatakan ini atau tidak. Rasanya ia takut malah membuat Rachel semakin kepikiran.

"Kamu masih mau ketemu sama om Ray? Kalau kamu mau, nanti aku ajakin ketemu sama om ray!" Rafael memilih tidak mengatakan apa yang ada dipikirannya. Menurutnya ini belum waktu yang tepat.

Rachel menatapnya dengan mata yang berbinar "emangnya boleh?"

Rafael mengangguk "Boleh, asal sama aku"

Rachel memeluk rafael dengan erat lalu tersenyum hangat "Makasih ya, Ael"

"Selagi gak aneh-aneh, aku bakal selalu nurutin kemauan kamu" Rafael mencium puncak kepala rachel.

"Love you, Rafael Lionard Dirgantara"

"Love you too, Rachel Pricilia Dirgantara"

"Ih, nama aku belum ganti ya"

"Kan dikit lagi ganti"

"Kamu yakin bunda bakal izinin? Bunda tadi diem aja loh?"

Rafael menghela nafas kasar "Kamu bantu doain aja, biar aku yang berjuang untuk dapat izin dari bunda" Rafael mengelus rambut Rachel.

Rachel hanya mengangguk. Rafael mengajak Rachel ke kamar, karena ia melihat Rachel beberapa kali menguap.

                               🌼🌼🌼

Hari ini Jam kosong, dikelas Rachel bersama dengan Kayla, Rina dan Sita menghabiskan waktu dengan curhat.

"Gue kesel deh!".ucap Sita

"Kenapa lo?".tanya Rina

"Lo tau daniel ngeselinnya minta di ruqyah!"

"Hah, kenapa?".tanya kayla

"Kemarin gue ajakin dia ke toko buku. Dianya gak mau, ya udah dong gue jalan aja sendiri. Trus di toko buku, gue ketemu temen smp gue, dulu sempet PDKT gitu lah. Trus daniel ternyata ngikutin gue, eh dia malah marah-mara katanya gue ke toko buku cuman alasan aja buat ketemu sama si cowok itu! Ih kan ngeselin".cerita sita dengan kesal

"Lo sebenernya ada hubungan apa sih sama daniel?".tanya Rachel menggaruk pelipisnya yang tidak gatal

"PRENJON!".Ledek Rina

"Gue tuh sahabatan sama dia dari masih piyik, dia tau klo gue suka sama dia. Cuma dia gak ngasih kepastian! Kan bangke! Gue deket sama cowok lain ngamuk-ngamuk gak jelas tapi gak ngasih gue kepastian".Cibir Sita

"Lo kadang ngerasa pengen nyerah gak sih?".tanya kayla tersenyum kecut

"Untuk saat ini sih, gue gak pernah ada kepikiran mau nyerah. Karna ya gue nyaman sama dia, dia juga perlakuin gue special. Cuman ya gue sebagai cewek juga butuh kepastian. Itu doang sih"

"Kenapa ? Lo juga lagi perjuangin seseorang?".tanya sita

Kayla sedikit ragu untuk menceritakannya, ia memang type orang yang agak sedikit pendiam selalu menyimpan semuanya sendiri.

"Cerita aja, biar lo ngerasa plong gitu. Kadang ya, kita juga butuh teman untuk meluapkan segala yang ada dipikiran kita. Jangan dipendam sendiri, itu malah nyakitin diri lo sendiri".Ujar Rachel

Kayla menatap mereka satu per satu lalu mengangguk.

"Gue suka sama teman latihan taekwondo gue udah cukup lama. Gue selalu berusaha deketin dia, tapi dia gak pernah ngenotice gue. Kadang ya, gue ngerasa pengen nyerah. Tapi gue gak pernah ngerasa senyaman ini sama cowok" Kayla mengingat perjuangannya untuk dapat perhatian dari cowok itu.

"Gue mungkin gak ngerasain jadi lo, tapi menurut gue, kejar apa yang mesti lo kejar. Jangan ngejar sesuatu yang gak pasti. Kalaupun lo mau ngejar, ngejar sampe lo ngerasa capek! Habis itu lo berhenti ngasih jeda untuk pikiran dan hati lo, trus lo mikir dia worth it gak sih buat lo kejar" Rachel memang lebih muda dari mereka semua, tapi pikirannya jauh lebih dewasa.

"Gue pertimbangin saran dari lo".ucap kayla, dibalas anggukan dari Rachel

"Kayak gue ya? Ngejar trus sampe bosen, gak di notice ya udah. Intinya gue udah berusaha".ucap Rina

"Lo mah di notice tauk! Cuman si adriannya aja yang bego buat ngungkap".ucap sita

"Iya, gue juga biasa ngeliat bang ad ngelirik lirik lo" timpal Rachel

Wajah Rina memerah karena Salting "SUMPAH LO? AH GUE MELAYANG".Pekik Rina

Mereka semua menutup telinganya "Berisik banget sih, Rin".kesal sita

"Kan gue seneng, maemun" Rina masih dengan wajah mesem-mesem.

"Kayaknya di antara kita, cuman rachel yang paling beruntung jalan cintanya mulus banget".ucap kayla

Rachel menggeleng "Lo salah, gue gak seberuntung itu, perjalanan gue banyak banget lika likunya sampe bisa kayak gini sama dia"

"Iya gue inget, lo sama rafael pernah pisahin kan beberapa kali?".tanya sita

"Iya, itu salah satu cobaan buat hubungan gue. Kita dengan kisah cinta yang berbeda dan rintangannya juga beda. Jadi jangan pernah beranggapan orang lain lebih beruntung. Kita gak pernah tau perjalanan cintanya seterjal apa sampai bisa sebahagia sekarang"

Mereka semua mengangguk menyetujui karena sebaik-baiknya hubungan yang terlihat, belum tentu perjalanannya semulus itu.

Jangan sekali-kali membandingkan apapun dengan orang lain. Karena kita selalu mendapat cobaan dengan cara yang berbeda.

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang