49. Bersama Jena

1.1K 48 2
                                    

Hallo guys
Maaf ya akhir-akhir ini telat banget updatenya.

------- Happy Reading -------

Rafael dan Rachel berada di ruangan khusus Rafael disekolah ini.

Rafael terus menatap Rachel yang kini menunduk.

"Chelly! Bisa gak sih ucapannya di filter! Kamu gak liat tatapan mereka kayak apa! Astaga" Rafael memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing.

"Kalau kamu ngomong kayak gitu, sama aja kamu yang ngundang pikiran kotor mereka chel!".lanjutnya

Amarah Rafael tiba-tiba mengobar membayangkan jika mereka memikirkan apa yang diucapkan jena tadi! Ia tidak terima miliknya jadi bahan kemesuman mereka!.

"Maaf".lirih rachel. Ia sedari tadi menundukkan kepalanya tidak berani menatap rafael. Ia tau ia salah, tidak seharusnya ia berkata seperti itu didepan umum apalagi banyak cowok dan itu sama saja ia yang mengundang pikiran mesum mereka.

Setelah beberapa saat, Rafael menghampiri rachel. Lalu mengangkat wajah rachel agar melihatnya.

"Jangan kayak gitu lagi. Aku gak mau kamu jadi bahan mesum cowok-cowok diluar sana"

Rachel mengangguk "maaf, aku lupa kalau gak cuma berdua sama jena"

Rafael hanya mengangguk lalu memeluk rachel.

"Maaf ya, jangan marah"

"Iya, mau kekantin lagi?"

Rachel menggeleng.

"Yaudah, aku anter kekelas"

Rachel mengangguk lalu meraih tangan yang diulurkan rafael.

"Kamu hari ini latihan?".tanya Rachel

Rafael mengangguk lalu menoleh pada rachel "kenapa?"

"Pulang sekolah aku mau main sama Jena, boleh ya?".tanyanya dengan penuh harap

Rafael menghela nafasnya "Boleh, asal kamu harus hati-hati ya. Jangan ketularan gesreknya Jena"

Rachel meringis lalu mengangguk.

Setelah mengantarkan Rachel ke kelas. Rafael menuju wamang. Saat ini ia tidak mood belajar.

                                🌼🌼🌼

Jena dan Rachel berada disalah satu mall elit di Jakarta. Keduanya sedari tadi memasuki toko-toko yang ada di mall, tanpa ada yang di beli. Kalian tau itu ulah siapa? Yaps. Jena!

Entah Rachel bingung apa yang sedang di cari oleh Jena.

"Lo dari tadi masuk toko, tapi gak beli apa-apa!".Tanya Rachel

"Gue iseng doang, pengen tau suasana dalam tokonya aja".ucapnya santai

"Dasar Jeje! Beli kek. Udah sejam kita cuman keluar masuk aja tapi gak beli apa-apa".ucap Rachel

"Kenapa lo juga gak belanja?"

"Gue lagi gak mood belanja baju. Pengen beli saham aja"

Jena mendengus mendengar penuturan Rachel. Ia heran dengan otak sahabatnya ini. Jarang sekali berbelanja entah pakaian, sepatu ataupun tas. Yang ada dipikirannya cuman mau beli saham, mobil dan investasi lainnya. Sultan mah bebas!

"Lo lama-lama makin kaya! Diotak lo cuman investasi aja"

"Ya bagus dong, kalau gue makin kaya. Wleee"

Jena memutar bola matanya malas pasalnya Rachel ini anak orang kaya. Ayah dan bundanya masuk dalam 5 jejeran terkaya didunia. Oh jangan lupakan Gerald Alexander termasuk didalamnya. Bayangkan saja readers, Rachel sekaya apa. Belum lagi ia adalah anak tunggal dan cucu satu-satunya dari Gerald Alexander.

Tapi Rachel bukan type orang yang suka berfoya-foya dengan membelanjakan uangnya dengan baju, tas serta sepatu. Ia hanya akan membeli jika suka bukan untuk dikoleksi seperti para orang kaya lainnya.

Rachel akan menggunakan uangnya ke hal yang lebih penting. Seperti memberikan pada seseorang yang benar-benar butuh atau melakukan investasi.

"Udah ah, kita makan aja. Dari tadi gue udah lapar".Ajak Jena

Rachel pun berjalan menuju salah satu resto siap saji yang berada di mall. Apalagi kalau bukan McDonald's.

Kalian tim McDonald's apa KFC guys? Kalau author Mcd

Selesai makan, Jena mengantarkan Rachel kembali ke mansion. Saat dimobil keduanya saling bertukar cerita.

"Kok lo gak bilang-bilang sih, kalau mau pindah kesini"

"Biar surprise aja sih"

"Terus nenek lo disana gimana?"

"Ya gak gimana-gimana,  Hedon mulu idupnya, heran gue. Udah tua juga! Masih aja jiwa-jiwa eksisnya bergejolak! Gue kan capek ngikutin dia ngumpul mulu. Bagus kalau ada yang bisa dijadiin cuci mata. Lah ini gue ngeliat seumuran nenek gue semua"

Rachel tertawa mendengar cerita Jena. Nenek jena ini emang beda. Gaya hidupnya ngalahin anak muda. Soal Traveling nenek Jena ini juaranya. Tanyain aja destinasi terbaik yang pernah beliau datangi. Mungkin yang bikin Jena jengah karena nenek Jena ini selalu membawanya ketempat perkumpulan seumuran beliau.

Saat sampai Rachel menawarkan Jena untuk singgah.
"Lo gak mau singgah dulu?".tawar Rachel

"Lain kali aja, badan gue udah lengket banget pengen bersih-bersih terus istirahat"

Rachel mengangguk "Ya udah hati-hati ya jeje!"

"Iya, salam buat bunda. Kapan-kapan gue acak mansion lo!" Jena terkekeh

Rachel mendengus "iya nanti gue salamin, bye"

Rachel berlari masuk kedalam mansion membuat Jena menggelengkan kepalanya. Ia segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Rachel masuk kedalam mansion, ia melihat abangnya keluar dari lift.

"Loh, Rachel baru pulang?".tanyanya

"Iya bang, habis main sama Jena"

Kevin mengernyit "Jena?"

"Iya sahabat kecil adek"

Kevin mengangguk "ya udah sana, mandi terus istirahat"

"Iya abanggg"

Rachel berlari memasuki lift, untuk mengantarkan kelantai kamarnya yang berada di lantai 3.

Mansion yang ia tempati sekarang adalah mansion milik Rayhan. Setelah menikah, Cellyn dan Rachel pindah ke mansion ini.

Selesai membersihkan dirinya. Ia sedari tadi terus menguap, Rasanya ingin cepat-cepat tidur. Ia segera merabahkan dirinya diatas kasur. Tanpa menunggu lama ia sudah masuk kedunia mimpi.

Sekarang sudah menujukkan pukul 10 malam, seseorang masuk kedalam kamar Rachel lalu ia memperbaiki posisi tidur rachel agar menjadikan lengannya sebagai bantal. Ia mengecup kening rachel lalu berbisik "I Love you, more"

--------

Menurut kalian cerita ini bagus gak sih?
Atau ngebosenin banget?
Author akhir-akhir ini lagi blank banget.
Jadi kalo ceritanya kurang menarik, maaf ya guys.
Terimakasih juga buat yang masih bertahan untuk baca cerita ini apalagi yang udah ngasih vote dan komen ngasih semangatt.
Makasih bangettt guys, luvvvv :*

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang