23. Cellyn

1.4K 55 0
                                    

2 minggu berlalu....

Hari ini hasil tes DNA yang dilakukan sudah keluar. Jason telah mengambilnya dan segera memberikan kepada bosnya.

Tok tok tok

"Masuk" Jason masuk kedalam ruangan setelah mendapat perintah.

"Tuan, hasilnya sudah keluar". Jason memberikan amplop putih berlogo RS tersebut.

Pria tersebut menerima amplop tersebut lalu membukanya. Ia membaca dengan teliti, Seketika senyumnya mengembang.

Jason hanya mengamati tanpa berkomentar.

"Batalkan semua meeting saya hari ini!" Pria tersebut memberitahu sekertarisnya.

"Kamu, jangan ikuti saya hari ini!, saya ingin sendiri".Perintahnya pada Jason

"Baik, Tuan".ucap Jason

Pria tersebut meninggalkan kantornya dan menuju suatu tempat yang sudah diberi tahukan oleh Jason.

Pria tersebut sampai di butik yang terkenal ini. Designer yang terkenal dalam memilih klien. Ia tidak sembarangan memilih klien, ia akan menyeleksi.

Pria itu masuk kedalam butik lalu menghampiri resepsionis.

Resepsionis yang bernama Siska menatap pria didepannya dengan pandangan yang kagum. Ia kenal dengan pria didepannya ini. Pria masuk dalam jejeran 5 orang terkaya di dunia, banyak berita simpang siur bahwa ia adalah duda anak satu. Hanya saja hingga sekarang siska tidak pernah melihat berita pasti tentang pernikahan pria didepannya ini.

Pria itu berdehem membuat siska menjadi gelagapan.

"Ada yang bisa saya bantu pak?".ucapnya dengan sopan.

"Cellyn Azzura, ada?" tanya pria itu dengan dingin.

"Ada, apa sudah membuat janji pak?"

"Belum!"

"Kalau begitu maaf pak, bisa menunggu sebentar, saya akan menghubungi ibu cellyn"

Pria itu hanya mengangguk. Siska menghubungi cellyn.

"Maaf pak, ibu Cellyn tidak ingin di ganggu".ucap siska dengan sopan meski hatinya sedang ketar ketir melihat pria didepannya ini mengepalkan tangan seperti menahan amarah.

"Katakan padanya, Jika dia tidak ingin menemui saya! Jangan salahkan saya jika saya menemui Rachel!"

Siska mengangguk dan menghubungi Cellyn sekali lagi. Setelah menerima perintah dari Cellyn, ia mengantar pria didepannya keruangan cellyn.

Sedangan cellyn diruangannya menggigit jarinya dengan perasaan yang kacau. Ia terus mondar mandir diruangannya bak setrikaan.

Tok tok tok

"Masuk" Perintah Cellyn.

Siska membuka pintu lalu mempersilahkan pria tersebut masuk. Setelahnya siska menutup pintu.

Kini tersisa pria tersebut dan cellyn, mereka saling menatap lalu cellyn mengalihkan pandangannya.

"Silahkan duduk".ucap cellyn

Pria itu berjalan menuju sofa yang disediakan diruang cellyn.

"Bisa jelaskan apa alasan kamu meninggalkan saya 16 tahun lalu!".Tegasnya dan mengepalkan tangannya.

Deg

Cellyn mematung sebentar "Maaf, saya tidak mengerti maksud anda"

"ARA! STOP BERTINGKAH SEPERTI ORANG YANG TIDAK PERNAH MENGENALKU!".Ucap pria itu dengan kesal

"CUKUP! anda bisa pergi dari ruangan saya, jika tidak ada kepentingan lain!"

Pria tersebut melemparkan amplop hasil tes DNA kedepan cellyn.

Cellyn membuka amplop itu dengan yang sedikit gemetar.

"Kalo kamu bertingkah seperni ini! Jangan salahkan aku jika nanti aku akan mengambil Rachel dari kamu!"

Cellyn menggeleng dengan keras dengan mata yang sudah berkaca-bekaca "GAK! RACHEL ANAK AKU, BUKAN ANAK KAMU! KAMU GAK ADA HAK ATAS RACHEL!"

Pria tersebut tersenyum miring "gak ada hak? Sudah jelas terbukti kalau rachel adalah anakku! Darah dagingku Ara!"

Cellyn menangis, meluapkan segala emosinya "Gak! Gak ada yang boleh mengambil rachel dari aku! Gak boleh!" cellyn menggeleng keras.

Pria itu menghela nafas gusar, lalu merengkuh cellyn kedalam pelukannya. Membuat cellyn semakin menangis, pelukan hangat yang sangat ia rindukan.

Setelah tangis cellyn mereda, pria itu mengusap air mata yang meluruh ke pipi cellyn. Mereka berdua saling menatap penuh kasih sayang.

"Bisa jelasin kenapa kamu ninggalin aku? lebih parahnya kamu hamil dan gak ngasih tau aku!" Ia merasa seperti pria brengsek yang tidak bertanggung jawab.

Cellyn terdiam menutup matanya mengingat kejadian itu. Cellyn membuma matanya lalu menatap kearah pria itu.

"Pertama kali aku tau kalau aku hamil, aku datang kerumah kamu, tapi didalam rumah, aku lihat ada cewek yang minta pertanggung jawaban kamu. Aku langsung pergi tanpa minta penjelasan kamu, aku kalut, setelah itu aku bersembunyi tanpa satupun orang tau, termasuk keluarga aku"

Cellyn menghela nafasnya pelan "lalu, pas kehamilan aku yang ke8 bulan aku menemukan fakta bahwa wanita itu suruhan dari seseorang untuk menjebak kamu, aku bertekad datang menemui kamu lagi. Tapi sayangnya aku melihat kamu bersama wanita keluar dari club dengan mesra. Lagi dan lagi aku tidak berpikir panjang, aku meninggalkan kamu dan bersembunyi hingga sekarang, Ray".ujar cellyn mentap Pria yang dipanggil Ray oleh cellyn.

Ray menarik Cellyn kepelukannya, terus menerus mengucapkan kata maaf. Cellyn pun membalas pelukannya.

"Kenapa kamu sembunyi dari kelurga kamu? Mami Luna sering sakit semenjak kamu pergi dan papi Gerald sampe sekarang mencari kamu sama seperti aku".ucap Ray

Cellyn tersenyum kecut "Kamu tau keluarga mami aku kayak gimana kan?. Aku hamil di luar nikah, Ray. kalau keluarga mami tau aku mencoreng nama baik mereka. Aku akan dipaksa mengugurkan rachel pada saat itu. Mereka akan melakukan apapun meski dengan cara yang licik agar nama baik mereka tidak tercoreng"

Ray memeluknya dengan erat mengumamkan kata-kata maaf. Lalu ray meminta cellyn untuk menceritakan bagaimana pada saat hamil hingga melahirkan rachel.

"Dulu waktu hamil rachel gak gampang, aku morning sickness parah, rachel selalu pengen dekat kamu, tapi aku gak bisa apa-apa selain liatin Foto kamu, aku lahirin rachel secara prematur, saat ngeliat kamu di club dalam perjalanan pulang aku kecelakaan. Rachel harus segera dilahirkan, rachel sempat dinyatakan meninggal pada saat baru lahir. Tapi berselang beberapa menit rachel kembali bernafas. keajaiban Tuhan."

Ray duduk bersimpuh didepan Cellyn, membuat Cellyn terkejut. Lalu meminta Ray untuk berdiri, namun ray tetap pada posisinya. Ray memeluk kaki cellyn lalu mengucapkan kata maaf. Cellyn mendengar isakan kecil dari Ray.

"Ray, berdiri jangan kayak gini!".ucap cellyn menahan tangis.

Ray menggeleng "aku brengsek ra! Brengsek!".makinya pada dirinya sendiri

Cellyn menggeleng "bangun, aku mohon"

Ray bangkit lalu duduk tepat disamping cellyn, mereka berdua meluapkan tangisnya.

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang