36. Gerald

1.2K 43 1
                                    

Cellyn sedang bersantai di mansion, ia menonton drama korea yang berjudul Vincenzo. Entahlah ia sudah menonton drama korea ini sudah lebih dari 2 kali. Tapi, tidak pernah merasa bosan. Menurutnya Song Jong ki begitu berdamage di drama ini.

Beberapa saat cellyn sedang asyik menonton, ia mendengar suara orang tergesa-gesa menghampirinya.

Cellyn membalikkan badannya, ia melihat seseorang yang sudah ia anggap sebagai Ibu, menghampirinya.

"Loh bu, kenapa? Kayak dikejar hantu gitu".tanya cellyn

"Non, maafin Ibu".ucapnya dengan raut wajah menyesal.

Wanita yang disebut ibu ini adalah kepala maid yang sudah merawat cellyn dari kecil hingga sekarang. Saat cellyn bersembunyi, ia pun mengikuti cellyn kemanapun ia pergi.

Ratih namanya ia adalah seorang janda yang ditinggalkan suaminya sudah sejak lama. Ia sangat menyayangi cellyn begitupun dengan cellyn yang menyayangi Ratih seperti Ibunya.

Cellyn memang hidup terpisah dengan kedua orang tuanya, ketika berumur 12 tahun karena sesuatu hal. Identitasnya sebagai anak dari Alexander harus di sembunyikan. Itu juga yang membuat orang-orang sulit mencari tau banyak hal tentang cellyn.

"Kenapa bu? Bukannya ibu bulan depan baru balik kesini ya? Kok udah disini aja, emang acaranya udah selesai?".tanya cellyn heran

"Non, maaf" Ratih mengabaikan pertanyaan dari Cellyn karena ada sesuatu hal yang lebih penting dari ini.

Cellyn mengernyit "cerita bu sama cellyn, ada apa?" cellyn mengelus lengan Ratih agar ia lebih tenang.

"Non, Tuan Gerald menemukan Ibu dan memaksa untuk memberitahukan keberadaan non cellyn. Maaf non Ibu tidak bisa apa-apa selain memberi tau keberadaan non cellyn".ucapnya terisak ia menyesal.

Cellyn memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Ia takut apa yang ada dipikirannya selama ini terjadi. Ia kalut, seketika memikirkan bagaimana caranya kabur dari sini.

"Maaf non".ucap Ratih

"Jangan minta maaf trus bu, ini bukan salah ibu. Lebih baik ibu istirahat ya, pasti capek banget habis perjalanan jauh"

Ratih hanya mengangguk, meninggalkan cellyn sendirian. Karena ia yakin cellyn membutuhkan waktu sendiri.

Dering handpone Cellyn terus berbunyi tapi ia mengabaikan. Sekarang pikirannya semakin kalut.

Karena merasa kesal dengan handponenya yang terus berbunyi ia segera menerima telpon yang entah dari siapa. Ia tidak melihat namanya.

"Apa!".Sentak Cellyn

Seseorang disana mengernyit "Kamu kenapa?"

Sontak cellyn melihat nama yang menelponnya.

"Maaf ray" sesalnya

"Gak papa, ada masalah?"

"Papi Ray, papi udah tau keberadaan aku, apa aku harus pergi lagi? Sembunyi lagi ya ray" cellyn menggigit jarinya cemas.

Ray menajamkan matanya "Berhenti sembunyi Cellyn! Itu gak akan menyelesaikan masalah"

"Aku takut ray".isakan kecil keluar dari mulut cellyn

Ray sedikit tersentak "kamu dimana? Aku kesana ya"

"Gak ray! Aku mau sendiri"

"Jangan berfikir untuk pergi dan sembunyi lagi. Masalah gak akan selesai dan kita gak akan tau hasilnya kalau kita gak mencoba lyn. Kita hadapi sama-sama ya".ujar ray mencoba menenangkan cellyn.

Cellyn mengangguk meski tak terlihat oleh Ray.

Ray menghela nafasnya kasar "kamu istirahat, jangan dipikirin ya" lagi dan lagi cellyn mengangguk dan ray merasa frustasi karena tak mendapat jawaban dari cellyn.

Ray mematikan tlpnnya lalu melacak keberadaan cellyn. Setelah menemukan ia segera menghampiri cellyn. Ia tau cellyn saat ini sangat kalut dengan pikiran-pikiran negatif yang terus menghantuinya.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, ia berada di mansion milik cellyn. Awalnya ia dilarang masuk oleh bodyguard, Ray memberikan kartu identitasnya. Membuat bodyguard itu menelan ludahnya kasar, lalu mempersilahkan Ray untuk masuk.

Ia menanyakan pada salah satu maid dimana keberadaan cellyn dan maid tersebut membawanya kearah cellyn yang berada didalam kamar.

Tanpa menunggu lama, Ray membuka pintu kamar cellyn. Ia melihat cellyn terduduk lalu menyembunyikan wajahnya dikedua lipatan tangannya yang ia tumpu di atas lututnya.

Ray menghampirinya lalu memeluk cellyn. Cellyn tersentak, ia terkejut dengan tindakan ray yang tiba-tiba.

Ray mengelus rambut cellyn. Cellyn membenamkan wajahnya di dada Ray lalu kembali menangis.

Cellyn meredakan tangisnya, lalu menguraikan pelukannya pada Ray.

"Kemeja kamu jadi kotor".ringis melihat jejak air matanya mengotori kemeja putih Ray.

Ray hanya tersenyum "Kalau kotor ya tinggal Beli baru".ucapnya

Cellyn mencubit perut Ray "Dasar sultan"

Ray berdecak "Jangan sedih lagi ya, kita hadapi sama-sama".ucap Ray menyelipkan rambut cellyn ke belakang telinga lalu menggenggam tangan cellyn.

Cellyn tersenyum dan mengangguk. Ya, tidak mungkin ia menghindari masalah lagi.

                                🌼🌼🌼

Rachel duduk besama ketiga sahabatnya di tribun lapangan basket, ia  menunggu rafael yang sedang latihan basket. Karena 3 minggu lagi AIS dan DIS mengadakan Pertandingan basket katanya untuk mempererat persahabatan.

Rachel mendengar bisik-bisik dari segerombolan cewek yang memang menonton mereka latihan.

Pengen deh ngelap keringat rafael

Ganteng banget calon jodoh orang

Rafael gantengnya maksimal

Aww gak tahan lihatnya

Damagenya gak kuat

Daniel ganteng ya, cuman pendiem banget

Adrian juga gak kalah ganteng

Mantan lo noh si samuel

Satria mantan lo

Raka imut banget mukanya baby face.

Bisik-bisikan itu membuat Rachel dkk menghela nafas. Mau marah tapi ya sudahlah.

Rafael menatap rachel yang sedang cemberut, ia meninggalkan lapangan basket dengan keadaan penuh keringat menuju kearah Rachel. Lalu mengacak rambutnya. Membuat mereka semua memekik kegirangan.

Anjirrr, rafael kalau ngacak rambutnya kayak gitu damagenya gak ngotak

Tolongin gue, kayaknya mau pingsan

Sayang banget cuman bisa diliatin gak bisa disentuh

Teriakan itu membuat rachel memutar matanya malas lalu merenggut tak suka menatap rafael yang memang saat ini terlihat jauh lebih tampan.

Rafael sudah berada di samping rachel "Kenapa sih? Cemberut gitu".ucapnya yang langsung mengecup bibir rachel dengan cepat.

Kejadian itu membuat mereka lagi-lagi terpekik.

Rachel memutar matanya malas "Udah sana mandi, makin banyak yang histeris liatin kamu keringatan kayak gini!"

"Cemburu ya".goda rafael

Rachel membuang wajahnya yang memerah "Gak!"

Tingkah rachel membuat Rafael tertawa gemas. Cewek-cewek yang melihat tawa rafael langsung heboh. Ada juga yang merekamnya.

Rachel semakin kesal, lalu ia pergi meninggal rafael yang masih tersenyum. Rafael mengejar Rachel lalu menggendongnya bak koala. Membuat Rachel terpekik kaget, lalu membawa rachel keruangannya. Rafael ingin mandi, karena badannya benar-benar lengket.

RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang